Sakura berjalan – jalan santai sambil menatap hiruk pikuk jalanan. Saat ini dirinya sedang berjalan – jalan di sekitaran pasar yang terletak dijalan utama ibukota kekaisaran Konoha. Sebenarnya niat awalnya tadi mau mampir ke barak prajurit, tentunya untuk mencari keberadaan Second Lead kesayangannya sekaligus mencari tahu seberapa jauh cerita ini telah berubah.
Akan tetapi ketika tiba di barak prajurit dan bertanya tentang keberadaan Sasuke yang ternyata sedang tidak ada di tempat, Sakura memutuskan untuk berjalan – jalan saja di sekitar pasar.
Sakura benar - benar bingung dengan hal yang terjadi saat pesta dansa kemarin. Rasanya ada yang salah saja. Oke jika memang Sasuke benar - benar tidak jatuh cinta dengan Lady Hinata, itu suatu kemajuan yang besar karena progress kematian lelaki itu akan berkurang atau bahkan tidak terjadi?. Akan tetapi karena peruabahannyaa terlalu besar, dirinya mulai merasa aneh saja. Itulah sebabnya ia ingin mencari tahu.
"TOLONG"
Disela - sela pikirannya yang berkecamuk, langkah kaki Sakura berhenti seketika saat mendengar teriakan dari seorang wanita. Dari arah suara tersebut Sakura melihat ada seorang laki – laki sedang berlari kearahnya sambil membawa tas?.
Apa jangan – jangan dia pencopet? Pikir Sakura.
"Nona Apa yang Anda lakukan?!" Teriak Mai spontan saat melihat Nona yang dilayaninya sedang berlari kencang.
Tidak pernah terbanyangkan sedikitpun di benak Sakura, pemandangan dirinya yang sedang berlari mengejar pencopet dengan mengenakan gaun. Ketika jarak antara dirinya dengan pencopet itu semakin dekat, Sakura mengangkat sebelah kakinya dan mengambil salah satu sepatunya untuk kemudian dilempar ke arah pencopet tersebut.
"ADUH"
Langkah Sakura berhenti seketika. Memang saat ini pencopet tersebut berhasil dibekuk karena terjatuh. Tapi sialnya pencopet tersebut bukannya jatuh karena terkena lemparan cinta sepatunya akan tetapi karena tersandung batu.
Jadi kemanakah lemparan sepatunya berhasil mendarat?
"Anda tidak apa - apa tuan? " tanya seorang wanita kepada seorang pria yang berada di ujung gang.
Sakura menoleh mendengar pertanyaan dari wanita tersebut kepada laki - laki didepannya.
Jadi tadi sepatunya mengenai kepala lelaki itu? Astaga.
Terus terang saja dirinya tidak enak kalau harus mengambil kembali sepatu itu. Apa lebih baik ia kabur saja? Lagipula dirinya tidak sengaja kok. Kan tujuan awalnya ingin memberi pelajaran pencopet tadi eh malah salah sasaran.
Lagian ngapain coba mereka berduaan di gang kecil gini? Mesum ya? Ckckck.
"Tidak apa - apa. " ujar lelaki tersebut sambil celingak - celinguk mencari sesuatu.
Sakura langsung membalik badannya bersiap untuk pergi. Bodo amat dah mau cuma pake sebelah sepatu doang apa sekalian nelapak aja, yang penting saat ini mending kabur dulu.
"Astaga Nona Sakura"
Tubuh Sakura membeku saat baru akan berbalik pergi. Kenapa dayangnya ini harus datang di saat yang tidak tepat sih. Kan bisa gitu datengnya pas Sakura udah sampe rumah misalnya.
"Kenapa Anda main lari begitu? Itu sepatu yang satunya kemana?" Cecar Mai.
Eh elah ini pake acara bilang sepatunya ilang lagi. Kan jadi nggak bisa kabur.
Sakura melirik lelaki tersebut dari sudut matanya. Lelaki yang terkena lemparan sepatunya tersebut, memiliki surai berwarna merah, memiliki mata biru hijau pucat dan ada tato di dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Save The Second Male Lead
Fanfiction(HISTORICAL ROMANCE) Setelah menangis semalaman karena membaca webnovel. Senju Sakura tak menyangka bahwa ketika ia terbangun, ia mendapati dirinya masuk kedalam dunia novel yang semalam ia baca. Satu hal yang ia inginkan adalah ayo selamatkan kara...