1

374 50 15
                                    

YOONA

"Noona, maukah kau menjadi kekasihku?"

Aku tertegun menatap bocah berusia sekitar 12 tahun. Bocah itu berpipi gembul dengan kulit putih dan rambut hitam pekatnya.

Matanya menatapku dengan penuh harapan. Aku melirik temanku Sunny lalu membungkuk mensejajarkan diriku padanya.

"Siapa namamu?"

Bocah itu tersenyum lebar. "Kim Taehyung. Noona. Jadi apakah noona mau jadi kekasihku?"

"Taehyung, kau harus lulus sekolah dulu baru mau menjadi kekasihku."

Taehyung, bocah itu menggembung kan pipinya. "Tapi aku kan temannya Jungyeon. Kata Jungyeon, noona akan menerima aku menjadi kekasihnya kalau aku jadi teman Jungyeon."

Sunny, temanku tertawa. Aku melirik tajam kearah nya.

"Baik. Taehyung boleh menjadi kekasih noona. Kalau Taehyung dapet peringkat pertama oke?"

Senyum indah terpancar dari wajahnya. Ia mengangguk. Lalu menyodorkan jari kelingking nya. "Janji noona?"

"Iya aku janji." Bawaslu sambil menyentuh jari kelingking nya.

"Oh jadi kau mau berselingkuh dariku ya?"

Aku terkejut mendapati kekasihku Lee Jinjoo berdiri di belakang Sunny dengan wajah pura-pura marah.

Dengan ceria aku tertawa menghampiri dia dan memeluknya. "Hm, kurasa aku akan berpaling darimu sebentar lagi. Lihatlah dia bibit unggul."

Jinjoo tertawa kemudian mencium pipiku. "Wah, tidak akan kubiarkan kau berpaling dariku sedetik pun, Im Yoona."

Bruk.

Tawa kami terhenti, aku menoleh lagi ke tempat bocah bernama Taehyung lagi. Kini wajahnya memerah, seperti orang marah.

"Taehyung?" Panggilku.

"Noona, pembohong. Aku benci padamu!" Ucapnya kemudian berbalik pergi. Eh, loh dia marah padaku?

.

.

.

"Nona Im?"

Aku mengerjap. Fokusku kembali tersadar bahwa aku kini sedang berada di sebuah kantor agensi. Pandanganku kembali tertuju pada dua orang dihadapanku.

"Ya?"

"Jadi sebagai asisten pribadi Taehyung, salah satu syaratnya adalah kau harus berada di manapun Taehyung berada, apakah kau mengerti?"

Kulirik pandanganku pada sosok yang sejak tadi hanya diam. Sosok itu tidak pernah menatapku. Seolah aku hanyalah seonggok debu yang tidak terlihat.

Sejujurnya aku tidak percaya, pria tampan dihadapanku adalah bocah yang pernah dengan polosnya memintaku menjadi kekasihnya. Bocah yang marah dan menangis ketika melihatku dan Jinjoo bermesraan. Aku bahkan masih ingat ia pergi begitu saja setelah mengatakan bahwa aku pembohong. Apakah ia ingat semuanya?

My Noona! (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang