#perpisahan

16 3 11
                                    

16:30PM

•••

Sore itu, aku datang ke tempat yang kak Ethan bilang ditelepon. Biasanya dia sendiri yang akan menjemput, tapi ini berbeda. Aku duduk dibangku taman yang dicat berwarna putih. Tidak ramai orang yang bermain di taman itu, hanya beberapa anak kecil yang sibuk dengan peliharan atau mainan robot mereka.

"kak Ethan"ucapku melambaikan tangan pada orang yang aku cinta.

Dia tersenyum hangat padaku, namun entah bagaimana aku merasakan sorot mata yang kosong pada pria itu. Kakinya berjalan kearah ku, lagi lagi aku merasa langkanya itu seakan semakin jauh.

Kak Ethan datang menggunakan kemeja hitam dengan lengan yang ia gulung sampai siku, tak lupa kalung salib yang selalu ia pakai di lehernya.

"apa kabar"

"mm, baik. Kakak?? "tanyaku.

"baik"

"kakak ada apa ketemuan disini? "tanyaku lagi.

Bibirnya seakan kaku. Ia hanya menatapku dalam waktu yang sangat lama. Ada apa dengan dirinya?

"dek, aku mau jujur"
"iya jujur aja kak, ada apa? "tanya ku.

Kak Ethan menunduk sambil memegang tanganku. Tubuh nya gemetar, tanganku ia cium.

"maaf"ucap nya.

"eh? Kenapa"

"dek, aku dijodohin"

Ucapan itu membuat hatiku sakit. Sangat sakit hingga aku tak bisa berkata apapun dan hanya meneteskan air mata. Pria di hadapan ku ini menangis terisak, apa ia merasakan sakit yang sama sepertiku?

"kak"

Aku berusaha berbicara meski tangan dan bibirku masih gemetar. Kak Ethan masih saja memegang tanganku erat, seolah tak ingin aku tinggalkan. "kak sudah, aku ngga apa apa. Kita ngga akan pernah sama"jawabku.

"kita berbeda"sambung kak Ethan.

Kak Ethan perlahan berdiri kembali ia menatapku dalam dengan air mata yang sudah berderai dipelupuk matanya. Seperkian detik berikutnya dia memelukku sangat erat sambil mengusap kepalaku.

"tapi, kenapa? Bukannya perbedaan itu harus disatukan? Kenapa kita ngga bisa? Sambung nya lagi.

"untuk mu agamamu, untuk ku agamaku"ucapku dalam pelukan nya.

"itu perbedaan yang tidak dapat disatukan aku mau kamu bahagia kak" sambung ku sambil menepuk-nepuk punggung kekar yang kini terasa rapuh.

"makasih, maaf"katanya masih memelukku "maaf aku peluk kamu, aku tau ini dilarang dalam agamamu, tapi untuk kali ini saja, untuk terakhir kalinya"katanya semakin memperdalam pelukan.

Kak Ethan perlahan melepas kan pelukannya tapi kedua tangan nya masih memegang pundaku. Dia tersenyum padaku, menepuk pelan kepalaku sambil merapikan kerudung ku yang kusut karena ia peluk.

"aku gak bisa ngelawan orang tua juga apalagi Tuhan. Dan aku juga gak mungkin ngerebut kamu dari tuhanmu" Ucapnya sambil tersenyum.

Dan itu terakhir kalinya kami bertemu. Pria dengan senyuman manis serta tutur kata yang sopan itu tak pernah lagi muncul ataupun sekedar bertegur sapa dichat. Mungkin, ini jalan yang sudah ditakdirkan Tuhan agar kita tidak bertemu atau mengulang kisah yang sama lagi.

Find your own happiness. Ethan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Peri Cintaku(Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang