1. Pertemuan

13 7 3
                                    

"Happy Reading !"
*****

Hari ini adalah hari pertama seorang gadis bernama Aqilla Aryamadja memasuki sekolah barunya. SMA Garuda, sebuah sekolah yang menjadi sekolah favorit banyak siswa di kota Bandung.

Sepeninggalan ayahnya beberapa hari lalu menyebabkan Aqilla dan bundanya pindah ke kota Bandung. Hal itu dikarenakan Bandung merupakan tempat kelahiran sang bunda, ada banyak saudara dan kerabat bundanya yang akan membantu di setiap kesulitan hidup mereka nantinya. Aqilla dan bundanya akan memulai kehidupan baru di kota ini.

Banyak suara bisikan yang terdengar keluar dari mulut siswa SMA Garuda ketika Aqilla memasuki sekolah ini dengan seragam yang berbeda. Namun Aqilla yang sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang tidak menggubris semua itu.

Diperjalanan menuju ruang guru, Aqilla tak sengaja melihat seorang gadis cantik sedang membaca novel. Dengan rasa percaya diri, Aqilla menanyakan arah Ruang guru kepada gadis itu.

"Permisi" sapa Aqilla disertai senyum manis khas miliknya kepada gadis itu.

"Eh iya ada apa ya?" Sahut gadis itu dengan penuh tanda tanya.

"Mau nanya, ruang kepala sekolah di sebelah mana ya?"

"Ooh lo murid baru ya? Ya udah yuk sekalian gw anterin gw juga mau ke kelas, kebetulan kelas gw ngelewatin ruang kepala sekolah." Jawab gadis itu disertai senyuman pada Aqilla.

"Thanks ya, Btw kenalin gw Aqilla Aryamadja pindahan dari Jakarta Selatan. Lo bisa manggil gw Aqilla" Aqilla mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

"Oke... gw Syauqi orang-orang sering manggil gw uqi. Lo boleh manggil gw senyamannya lo aja." Jawab Syauqy sambil menyambut uluran tangan Aqilla.

Sesampai di depan ruang kepala sekolah Syauqi mempersilahkan Aqilla masuk kemudian menunggu di depan ruangan. Syauqi memang tergolong orang yang ramah dan mudah akrab. Baru tadi berkenalan gadis itu sudah sangat dekat dengan Aqilla.

Selang 5 menit Aqilla keluar dari ruang kepala sekolah, Aqilla hanya diberi arahan mengenai kelas yang akan di huninya serta penyerahan seragam baru yang akan dikenakannya ketika belajar di SMA Garuda.

"Eh Syauqi lu nungguin gw? Atau..." belum sempat melanjutkan ucapannya Syauqi memotong dengan kekehannya "iya Qil, gw takut lo nyasar ke kelas baru lo" sambung Syauqi.

"Utuuu tuu perhatian banget siiih, Btw gw masuk ke kelas XII IPS 4 nih" tutur Aqilla memberi tahu Syauqi. "Sumpeee luu? Jadi kita satu kelas ni?" Aqilla hanya menganggukkan kepalanya sambil nyengir bahagia.

Betapa beruntungnya Aqilla hari pertamanya bersekolah di sekolah barunya sudah mendapatkan bestie yang manis dan menggemaskan seperti Syauqi. Keduanya berjalan menuju kelas.

Banyak bisikan-bisikan yang terdengar ketika Aqilla dan Syauqi melintasi koridor menuju kelas. Keduanya sangat memesona semua mata yang melihat di dukung dengan suasana pagi yang cerah.

"Ntar deh qil kita masuk kelasnya, gw males ngelewatin anak Cakra" ujar Syauqi ketika melihat gerombolan geng Cakrawala sedang menunggu bel masuk di depan kelas XII IPS 4.

"Maksudnya mereka?" Dengan polos Aqilla menunjuk ke arah tatapan Syauqi. "Turunan tangan lu kalau gak mau putus" tiba-tiba suara bariton itu muncul dari belakang. Bukan itu bukan suara Syauqi melainkan suara ketua Geng motor terbesar di Kota Bandung. Alibara Alfahri.

Setelah itu tidak ada lagi satu kata pun yang keluar dari mulutnya, Alibara berlalu meninggalkan Syauqi dan Aqilla begitu saja. Lain halnya dengan Syauqi yang menegang melihat punggung laki-laki itu berlalu Aqilla menatap heran pada Syauqi dan membuka suara "Siapa sih tu orang qi? Nyerocos aja kenal juga enggak." Dengan nada kesal.

"Dia Alibara Alfahri ketua dari geng Cakrawala, geng motor terbesar di kota Bandung, Selain itu dia juga anak Pemilik sekolah ini." Jelas Syauqi "pantes tu orang kelihatan belagu di sekolah ini." "Gitu-gitu dia most wanted sekolah kita qil, lo gak tau aja banyak ciwi-ciwi yang berusaha nakhlukin tu kulkas"

"Kulkas?" Tanya Aqilla sambil mencerna ucapan Syauqi. "Iya dia punya gelar kulkas karna sifat dinginnya" kekeh Syauqi.

Melihat ketuanya sudah memasuki kelas anggota cakrawala yang tadinya nongkrong di depan kelas ikut menguntit ketuanya memasuki kelas. Bersamaan dengan itu bel masuk pun berdenting. Syauqi dan Aqilla mempercepat langkah memasuki kelas.

Semua siswa telah menduduki kursi mereka masing-masing terkecuali Aqilla yang kebingungan mencari kursi kosong. Syauqi mau saja membawa Aqilla duduk di kursi sebelahnya namun tempat itu telah di huni Dino yang telah menjadi teman sebangkunya sejak kelas 10 Semester awal.

Kedua mata Aqilla yang sibuk mencari bangku kosong kemudian berhenti di pojok kanan sudut kelas. Melihat siapa yang duduk disebelah bangku kosong itu Aqilla mengurungkan niatnya untuk duduk disana. Terlebih ucapan Syauqi yang terngiang di benaknya.

"Alibara Alfahri ketua geng Cakrawala"
"Anak pemilik sekolah"
"Usahain jangan berurusan dengan tu orang!"

Seperti itu ucapan yang memutar di ingatannya. Namun kata-kata itu bubar dari benaknya ketika seorang guru berkacamata yang sering dipanggil bu Ima memasuki kelas "kamu kenapa masih berdiri?" Sambil mengamati Aqilla.

"Kamu siswa pindahan yang dari Jakarta itu ya?" Aqilla hanya menganggukkan kepalanya "baik kalau begitu sebelum duduk, sekalian kamu perkenalkan diri kamu pada kami semua." Sambung bu Ima sembari meletakan tas dan buku teks Bahasa Indonesia di mejanya.

"Hai semua, perkenalkan nama saya Aqilla Aryamadja. Biasa di panggil Aqilla, pindahan dari Jakarta. Salam kenal semuanya." Dengan percaya diri Aqilla memperkenalkan dirinya dan disambut dengan sapaan hangat seisi kelas kecuali Alibara.

"Baik Aqilla sekarang silahkan duduk di samping Ali, kita akan segera memulai pelajaran hari ini" perintah bu Ima. Guru Bahasa Indonesia itu memang sedikit tegas dan tidak ingin membuang-buang waktu dalam hal belajar mengajar.

Dengan ragu Aqilla melangkahkan kakinya dan duduk di samping Ali yang masih setia memasang wajah datarnya. Canggung itulah yang dirasakan Aqilla saat ini. Ntah apa yang ada di pikiran laki-laki itu tatapannya kosong dan terlihat tidak ramah namun tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.

"Haai..." Aqilla berusaha membuka percakapan namun tidak mendapat sahutan apapun dari manusia kulkas itu. Kesal itulah yang dirasakan oleh Aqilla, jika bisa memilih Aqilla ingin menarik satu ucapannya barusan.

Aqilla kembali memfokuskan mata dan pikirannya kedepan memperhatikan penerangan bu Ima. Lain halnya dengan Alibara yang menatap kosong ke arah jendela kelas. Ntah apa yang sedang berlari di pikiran laki-laki itu saat ini.

Bantu vote dan komen ya guys biar aku semangat nulisnya hehe
Rekomendasiin ke temen-temen dan media sosial kalian juga ya...

Bantu vote dan komen ya guys biar aku semangat nulisnya heheRekomendasiin ke temen-temen dan media sosial kalian juga ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alibara Alfahri

Terima kasih buat yang udah baca.

ALIBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang