2. Satu Kelompok

7 4 0
                                    

"Happy Reading!"
*****

Sebelum mengakhiri pelajaran seperti biasa bu Ima memberikan tugas untuk menambah pemahaman siswanya. "Nah anak-anak Tugas kali ini akan dikerjakan secara berkelompok, untuk pembagian kelompok tidak perlu lagi dilakukan karna hanya terdiri dari dua orang. Kalian bisa mengerjakan tugas ini berdua dengan teman sebelah kalian." Jelas bu Ima, sambil menuliskan tugas yang akan di kerjakan di papan tulis.

Bagaimana bisa Aqilla mengerjakan tugas bersama es kutub yang sulit membuka mulut ini. Bukannya berdiskusi mereka akan diam-diaman seperti orang yang tidak saling mengenal. Jika ada siswa yang protes maka Aqilla akan sangat mendukung Protesan itu, namun nihil seluruh penghuni kelas hanya diam dan patuh menulis tugas yang akan mereka kerjakan.

Guru bahasa Indonesia ini memang terkenal dengan ketegasan dan kedisiplinannya, percuma saja protes itu tidak akan berguna mengubah perintah dari bu Ima. Itulah sebabnya tidak ada yang protes karna pembagian kelompok ini.

*****

Suasana kantin SMA Garuda memang selalu dipenuhi siswa di jam istirahat pertama seperti sekarang, hal ini di karenakan banyaknya siswa yang tidak sempat menyantap sarapannya di rumah akibat bangun kesiangan. Sama halnya dengan Syauqi yang sejak bel istirahat berbunyi tadi menarik Aqilla untuk segera menuju kantin menemaninya makan.  yaa sekarang Aqilla lah yang akan menjadi sahabat terdekat Syauqi, setelah sahabat yang biasa menemaninya memutuskan pindah sekolah awal semester lalu.

"Ayo buruan Qiiiiiil" seru Syauqi sambil menarik tangan Aqilla menuju kursi dan meja kosong kantin yang masih tersisa. "iya-iya sabar dong" Aqilla menghela napas panjang melihat kelakuan Syauqi yang tak sabaran. Sebelum beranjak pergi memesan makanan Syauqi menanyakan pesanan yang akan dipesan oleh Aqilla, namun Aqilla tak mau ambil pusing maka ia menyamakan pesanannya dengan apa yang Syauqi pesan saja. Sambil menunggu pesanan datang Aqilla memainkan ponselnya, menarik ulur beranda.

Kantin yang mulanya riuh berubah menjadi sepi karna kehadiran geng Cakrawala, bukan sepi lebih tepatnya banyak siswa kantin yang menjadi kalem terutama para kaum hawa yang ingin terlihat anggun dihadapan anak cakrawala. Layaknya leader pada umumnya Alibara berada di depan dibelakangnya ada Apis yang setia dengan permen kakinya, laki-laki itu memang tidak setampan kedua laki-laki di sampinngya yaitu Fatan dan Daniel. keempat remaja ini merupakan Anggota inti dari geng Cakrawala.

Melihat semua meja penuh Alibara berjalan menuju Aqilla yang duduk sendirian menunggu Syauqi yang sedang memesan makanan. Aqilla yang masih sibuk dengan HPnya tidak menyadari kedatangan Alibara beserta teman-temannya sampai akhirnya Apis buka suara "Heh anak baru... lu bisa pergi? gak makan juga kan." "kata siapa gak makan?" bukan itu bukan suara Aqilla melainkan suara Syauqi yang datang membawa dua piring nasi goreng dan dua es teh.

"Owh... Kirain gak makan." Apis cengengesan melihat arah Syauqi, sebelumnya Apis memang dekat dengan Syauqi terlebih sahabat Syauqi dulunya adalah mantan dari Ketua cakrawala, Berly yang kini memutuskan untuk pindah sekolah. Tak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan gadis itu pindah dari SMA terbaik di kota ini, yang mereka tahu hubungan Ali dan Berly telah selesai.

"ya udah gabung kita aja" ajak Aqilla akrab sambil tersenyum kepada keempat laki-laki yang masih berdiri tidak mendapatkan kursi ini. dengan semangat Apis mengambil posisi duduk di sebelah Syauqi, sementara Fatan dan Daniel masih saling tatap menanti keputusan Ali. "Udah deh boy gabung aja ntar keburu masuk" Apis membujuk teman-temannya agar mau bergabung bersama Aqilla dan Syauqi. "Benar Tuh Al, ga papa lah sesekali gabung sama cewe." ucapan Fatan yang diikuti anggukan oleh Daniel.

Tanpa ada kata-kata yang keluar dari mulutnya Ali pun duduk diikuti Daniel dan Fatan. "Kita makan duluan ya." Aqilla mengangkat sendok bersiap untuk menyantap makanan yang ada di meja itu. "lanjutkan makan Mu anak muda." Apis menjawab disertai kekehan oleh yang lainnya.

"Eh bentar-bentar, sebelumnya gw belum pernah lihat lo di sekolah ini apa lagi main sama Syauqi."Kali ini Daniel mengungkapkan rasa penasarannya sejak awal melihat Aqilla. "Makanya jangan bolos terus bego." Fatan menoyor kepala Daniel yang sedang berpikir.

"Oh iya gw baru hari ini masuk ke SMA Garuda, kenalin nama gw Aqilla." Jawab Aqilla mengulurkan tangannya kepada Daniel. "Daniel, Cowok tertampan setelah paketu" dengan percaya diri Daniel menjabat tanggan Aqilla sambil melirik ke Arah Alibara yang masih tak acuh dan sibuk sendiri memainkan ponselnya.

"Gilaaa pede banget nih bocah!" Apis heboh tak terima perkataan Daniel.
"Sewot ae lu, dasar bocah prik."

Seketika gelak tawa para remaja itu terhenti ketika Ali bangkit dari duduknya, dan berlalu meninggalkan kantin. Ini membuat mereka yang ada di meja itu kebingungan dengan sikap Ali. Tiba-tiba saja Ali pergi meninggalkan kantin bahkan makanan yang dipesan oleh Apis pun belum datang.

"Eh Al lu mau kemana." Teriak Fatan "Kenapa tu anak?" Daniel mewakili semua pertanyaan yang ada di situ. Syauqi yang selesai meminum es teh ya bersuara "Udaaah tu anak kan emang sejak putus sama sahabat gw jadi prik gitu."

Memang benar sejak putus dengan Berly Alibara menjadi lebih pendiam dan lebih Aneh dari sebelumnya. Menyendiri dan jarang bergabung ke markas anak Cakrawala. Terlebih Setelah Berly pindah dari SMA Garuda. Ali seperti raga tanpa nyawa, tatapannya kosong begitu pun hatinya.

"Parah sih temen lu, tega bener matahin hati bos kita ya gak pren?" Apis mencibirkan bibir dan mengangkat alisnya pada Fatan dan Daniel. "Ho'oh" sahut Fatan dan Daniel bersamaan hampir bersamaan.

"Udah kita gak tau masalah sebenarnya, jadi gak bisa main salah-salahan di sini. Toh mereka juga gak cerita kan apa yang menyebabkan mereka gak bareng." Syauqi yang tidak memihak ke Ali atau Berly sahabatnya.

Ketiga teman Alibara terdiam, memang benar yang dikatakan Syauqi bahwa Ali maupun Berly tidak pernah menceritakan masalah kandasnya percintaan mereka disebabkan oleh apa. Jadi tidak adil rasanya jika harus menyalahkan salah satu pihak yang belum tentu benar.

Aqilla sedari tadi hanya menyimak percakapan antara Ketiga laki-laki itu dan Syauqi. Sebenarnya ia tak ingin tau dengan masalah Alibara, namun ia sedikit penasaran dengan sikap dan gerak gerik laki-laki yang seperti kehilangan separuh jiwanya itu. Terlebih mengingat Ali yang menjadi teman sebangku dan juga sekelompoknya.

"Ayo Qil ke kelas." Ajak Syauqi "eh kita berdua duluan ya." Ucap Aqilla sebelum beranjak pada teman-teman Ali yang masih menikmati makanannya.

Terima Kasih buat yang udah mampir baca.
Semoga kalian suka ya sama ceritanya.

ALIBARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang