Suatu pagi di salah satu hari pada tahun 2013 kisah ini dimulai. Waktu itu aku duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namaku Merkurius. Aku adalah putri sulung dari Bapak Sucipto Dirgantara dan Ibu Fatma Kemala. Aku punya satu adik laki-laki. Kami hanya terpaut usia 3 tahun. Seperti hari sebelumnya, aku bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Aku mandi, sholat subuh, sarapan, lalu pergi sekolah diantar bundaku atau berjalan kaki. Karena memang sekolahku cukup dekat dengan rumah. Sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
"kakakkkkkkkk bangun!!!" Teriak bundaku.
"iiyaa bun." Sahutku dengan suara dan kantuk yang teramat berat. Aku turun dari tempat tidur dan segera mandi jika tidak, bukan hanya tempat tidur dan mentalku yang terguncang tapi bumi seisinya juga ikutan akibat suara menggelegar bundaku.
"adekkkkk bangun!!!" Teriak bundaku yang kedua kali.
Namun tidak ada jawaban. Ya adikku memang seperti orang mati jika sudah tidur, susah untuk dibangunkan.
"adek bangun, udah jam berapa ini?! Mau sekolah gak?!" Tanya bundaku kesal. Tapi lagi dan lagi hanya suara dengkuran yang terdengar.
Setelah aku mandi dan sholat, tanpa berbasa-basi aku langsung sarapan. Meskipun pukul masih menunjukkan pukul 06.00 WIB. Ya, masih jam 6 pagi. Dan bapakku juga sudah berangkat kerja. Beliau bekerja sebagai guru di salah satu sekolah swasta. Jarak dari rumah kesekolahnya sangat jauh, butuh waktu kurang lebih satu jam dari rumah. Maka dari itu sebelum jam 6 beliau sudah harus pergi bekerja. Kalau bundaku sendiri, dahulu bekerja disebuah kantor farmasi. Namun setelah kami sekeluarga memutuskan untuk pindah rumah, beliau juga mengundurkan diri dan memilih fokus menjadi ibu rumah tangga. I'm so proud of u guys.
Saat menikmati sarapanku di depan tv suap demi suap, terdengar bundaku memanggil dari ruang makan.
"kak, adeknya udah bangun belum?" Tanya bundaku.
"belum bun." Jawabku. Seketika bundaku langsung beranjak dari ruang makan menuju kamar adikku. Mampus kau dek dek ucapku dalam hati.
"astagfirullahaladzim adekkk! Ga bangun bangun juga ya! Mau bangun gak! Kak ambilkan dulu air segayung biar bunda siramkan ke adekmu!" Kali ini bunda benar-benar marah.
"ih iya lo bun, bangun ini udah." Adikku yang tertidur langsung membuka matanya dan bangkit dari tempat tidurnya.
"iya iya, dah bangun cepat." Perintah bunda.
"iya loo" jawab adikku singkat.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah adikku. Meskipun dia sudah besar, dia tetap telihat seperti anak kecil. Tiba-tiba..
"kakak pun dah tau adeknya belom bangun, bukan dibangunin." Kata bundaku. Aku terdiam, terjungkal-jungkal, dan kena mental. Kok jadi aku, memang adek lucknut.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB, artinya aku dan adikku harus segera pergi sekolah dengan berjalan kaki. Sesampainya di sekolah, aku langsung masuk kelas, meletakkan tas dikursi, dan duduk dikoridor depan kelas. Setiap hari akulah murid pertama yang sampai ke sekolah dikelasku. Ini adalah rekor yang tidak pernah dipecahkan oleh siapapun. Satu persatu temanku mulai datang dan masuk ke kelas.
"Ting ting ting saatnya masuk kelas, jam pelajaran akan segera dimulai ting ting ting" Bel berbunyi tanda kelas pagi hari ini akan dimulai. Huffttt, semangat Merkurius.
Mata pelajaran pertama adalah bahasa Indonesia, lalu dilanjut dengan matematika sampai pukul 09.45 WIB. Setelah itu barulah waktunya istirahat. Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, jadi belum banyak teman yang kukenal. Hanya beberapa. Selama jam istirahat, aku juga hanya duduk dikelas dan makan bekal yang sudah disiapkan bundaku tadi pagi. Lalu, duduk dikoridor kelas. Tidak banyak hal bermakna yang kulakukan hari ini. Dan hari sebelumnya. Hahahah. Dikelas aku berkenalan dengan siswi perempuan. Namanya Aydel Ningsih. Dan ternyata rumah kami satu gang. Disini dia tinggal bersama neneknya. Dia juga baru pindah, karena sebelumnya dia tinggal di Aceh bersama orang tuanya.
"hai! Aku merkurius" sapaku. Untuk pertama kali dalam hidupku, aku yang terlebih dahulu menyapa pribumi lainnya.
"wahh, jadi ceritanya makhluk planet luar lagi ngajak kenalan ni???" Goda Aydel.
"hahah anjim. Gitu deh, jadi namamu siapa?" Tanyaku.
"hahaha aku Aydel Ningsih, panggil aja Aydel" jawabnya ramah.
"baiklah Aydel, salam kenal"kataku.
"salam kenal juga, Mer. Rumahmu dimana?" Tanya Aydel balik.
"jl. Semesta situ deket" mendengar jawabanku Aydel langsung terkejut tidak menyangka.
"sumpah demi apa?! Rumahku disana juga woii!! Kok bisa-bisanya ga tau sih, kebanyakan jaga kandang kau kan Mer."
"lo iya? Haha iya aku lebih suka dirumah." Jawabku lurus.
"iyalah, kapan-kapan harus main bareng. Aku disini tinggal sama nenekku." Katanya.
"iya deh, loh orang tuamu?". Tanyaku.
"mereka di Aceh, aku jagain nenekku disini. Pas pula kan mau SMP yaudah deh sekalian SMP disini." Jawab dia panjang lebar.
"oo gitu, sama berarti. Aku juga baru pindah disini bareng ortuku." Ucapku.
"wahhh, gitu. Pokoknya harus main bareng" pintanya.
"iya" jawabku singkat.
Setelah perkenalan itu, kami kembali masuk ke kelas dan duduk dibangku masing-masing. Karena jam pelajaran akan dimulai kembali. Kali ini adalah mata pelajaran bahasa inggris. Dan tidak terasa saatnya pulang.
"ting ting ting waktunya pulang sekolah ting ting ting" bel kembali berbunyi. Terdengar sorak gembira dari setiap sudut kelas. Ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Jam pulang sekolah.
"time is over yeayy" gumamku.
"baik anak-anak, karena waktu sudah habis maka pelajaran kali ini kita sudahi. Ketua kelas siapkan anggota untuk berdoa lalu kita pulang" kata guruku.
"baik bu. Bersiap! Sebelum pulang sekolah ada baiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing, berdoa mulai!" Perintah ketua kelas kepada kami.
Kami pun menundukkan kepala seraya berdoa. Terima kasih ya Allah untuk hari ini dan selamatkan aku pulang nanti. Gumamku dalam hati.
"berdoa selesai! Berdiri! Beri salam!"Perintahnya lagi.
"assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh" salam kami kepada guruku.
"waalaikumsalam, selamat siang semuanya. Saya permisi ya"jawab guruku.
"baik bu" jawab kami serempak.
Guruku dan satu persatu murid meninggalkan kelas. Tertinggal aku dan Aydel yang keluar kelas bersamaan. Tidak lama tanteku menjemput.
"loh, del sekelas sama Merkurius juga?" Tanya tanteku yang melihat kami berjalan bersama.
"iya tan" jawab Aydel singkat.
"oooo. Mer, tantenya kawan tante sekolah dulu" kata tanteku.
"lo iya? Dunia sempit ya." Jawabku.
"Aydel sama siapa pulangnya?"Tanya tanteku ke Aydel.
"sama kakek tan."Jawabnya.
"ha Mer, dia lo cucu kek Parman. Ih del, si Merkurius ini dulu takut banget sama kakekmu. Kalau dia lihat kakekmu langsung kabur dia." Jelas tanteku.
Aydel tertawa geli mendengar penjelasan tanteku, sedangkan aku malu setengah mati.
"itu kakek udah jemput tan, duluan ya tante, Mer"kata Aydel.
"iya hati-hati del" jawab tanteku.
Setelah itu kami pulang kerumah masing-masing dan melakukan rutinitas seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merkurius & Bentala
Teen FictionSebagian besar cerita ini diadaptasi dari kisah nyata. Banyak hal yang tidak bisa kuungkapkan, maka lebih baik kutuang dalam bentuk cerita. Kisah ini bermula dari tahun 2013. Aku tidak berharap banyak. Aku hanya sekedar menulis tanpa maksud apa-apa...