Menyisakan Tanya

15 4 1
                                    

Setelah percakapan siang itu, benar saja Aydel sama sekali tidak datang. Aku sedikit terkejut, sebab dia serius dengan ucapannya. Sebelum berangkat sekolah, tantenya sendirilah yang mengantarkan surat izin Aydel kerumahku.

"Mer.... Assalammualaikum Merrrrr." Teriak tante Aydel dari pintu samping rumahku. Aku yang kebetulan berada disamping langsung menyahut.

"waalaikumsalam, loh tan. Ada apa?" tanyaku bingung.

"ini suratnya Aydel, dia sakit. Tante titip ya." Jawab tante Aydel.

"beneran sakit rupanya anak itu, Mer kira dia cuma bercanda. Soalnya kan tante denger sendiri dia kemarin bilangnya sambil bercanda." Ucapku.

"haha iya, tante kira gitu juga. Tapi ternyata beneran gak enak badan katanya. Kayak mau demam gitu." Sahut Tante Aydel.

"ooo gitu, yaudah tan nanti Mer bawa suratnya." Kataku.

"oiya ni Mer, makasih ya. Tante balik dulu."

"okey tan, hati-hati ya."

Aku segera menuju ke sekolah dan membawa surat izin Aydel. Sesampainya disekolah, hanya Aydel yang tidak hadir. Beberapa guru menanyakan kehadirannya. Yaps, Aydel salah satu murid yang termasuk selalu hadir ke sekolah. Selama hampir 2 tahun, bisa dihitung dengan jari berapa kali dia tidak hadir.

~

Malam hari tiba..

Malam ini, bapakku memanggil kami semua untuk berkumpul di ruang tv karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Iya, ini adalah salah satu hal yang paling membuat aku jatuh hati pada pria buncit keturunan jawa satu ini. Beliau mengedepankan komunikasi. Segala hal yang menyangkut keluarga sebisa mungkin beliau mengajak kami anak dan istrinya berdiskusi. Meskipun aku tahu bahwa pengambilan keputusan tetap berada ditangan beliau. Disaat orang lain tidak mampu berkomunikasi dengan baik, beliau bisa. Kadang aku mikir, dia tau ga sih kalo dia tu keren. Apalagi kalo udah ngomong beuhhhhhhh asli klepek klepek anjimmmm. Dia melihat sesuatu itu ga Cuma dari satu sisi. Dan ya kalo aku lagi mentok ga nemu solusi trus bicara sama dia hemm terpecahkan. Emejing banget bapa ainggg. Gitu aja sih, kalo banyak-banyak entar geer.

" kakakkkk, adekk, sini dulu." Panggil bapakku.

"iyaa" jawab kami serentak. Bundaku waktu itu lagi nonton tv juga bareng bapak, jadi tidak perlu dipanggil lagi wkwkwk.

Setelah itu, kami keluar kamar dan duduk di ruang tv.

"jadi gini" kata bapakku.

"ooo gitu, iya iya." Potongku.

"belom lo kak, dengerin dulu bapak ngomong." Sahut bundaku.

"hahah iya lo, ngegas banget sih maniss." Ucapku. Jangan ditiru ya adik-adik soalnya tidak baik tapi seru.

Bapakku melirik kepadaku tanda beliau lagi serius, agak kicep dikit memang.

"heheh iyaa lanjut boss." Kataku.

"jadi besok kita pergi kerumah nenek ya, soalnya ada acara nikahan si Dewa. Nah, sekarang beresin baju-baju, handuk, sabun, plastik baju kotor, semuanya." Ucap bapakku.

"berapa hari kita disana?" tanya adikku.

"Cuma besok aja, soalnya bapak hanya bisa libur satu hari." Jawab bapakku singkat.

"okee." Jawabku

Kami mulai membereskan pakaian kami masing-masing sesuai arahan bapak. Segalanya dipersiapkan dengan baik, jika tidak aka nada yang berubah jadi rapper dadakan. Siapa lagi kalau bukan the one and only bundaaaaku ahahahha. Setelah semua selesai, langsung dimasukkan dalam mobil agar besok pagi bisa langsung pergi.

Merkurius & BentalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang