03. That Has Just Begun

103 63 85
                                    

Mataku terus memandangi pasangan pengantin baru yang kini tengah berdansa mesra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mataku terus memandangi pasangan pengantin baru yang kini tengah berdansa mesra. Senyuman penuh cinta yang saling mereka lemparkan membuat dunia serasa milik berdua.

Kim sudah menemukan belahan jiwanya. Kedua sudut bibirnya yang terus terangkat ke atas menandakan bahwa gadis itu sangat bahagia. Selama berteman dengan Kim, baru kali ini aku melihat senyuman lebar di bibirnya.

Tentu saja. Dapat menemukan seseorang yang sangat mencintaimu itu merupakan sebuah momen paling bahagia dalam hidup. Sebagai sahabatnya, aku juga turut senang atas pernikahan Kim hari ini.

Sejenak, aku mulai melupakan permasalahanku beberapa hari lalu. Diriku sudah lebih tenang dan tidak lagi memikirkan perkataan bosku. Bahkan aku sudah berniat untuk menuliskan kejadian hari ini untuk cerita baruku. Sebagai bentuk kenangan indah yang tak ingin kulupakan.

Senyumku mengembang saat melihat Kim menyudahi dansanya dan kini sedang berjalan ke arahku. "Kau tidak berdansa?"

"Tidak minat."

"Tidak minat atau karena tidak memiliki pasangan?"

Aku berdecak malas begitu melihat raut menyebalkan di wajah cantiknya. Gadis itu tengah menggodaku.

"Ya ya, terserahmu."

Mataku memandangi Kim yang tengah mengambil segelas minuman dari seorang pelayan yang lewat. Sebelah tangannya sibuk mengangkat gaun panjang yang menyapu lantai. Kemudian gadis itu duduk di sampingku.

"Selamat karena kini kau telah sah menjadi seorang istri." Aku mendekatkan wajahku untuk berbisik. "Aku menunggu cerita malam pertamamu."

Wajahnya tersipu mendengar ucapanku. Kini gantian aku yang menggodanya. Menatap gadis itu dengan alis yang di naik-turunkan dan senyuman jail.

Aku baru menyadari bahwa menggoda seseorang itu sangat menyenangkan. Pantas saja Abel dan Kim sangat suka menggoda dan menjailiku.

Kim tertawa anggun dengan kedua pipinya yang memerah sempurna. Sepertinya gadis itu tengah membayangkan ucapanku barusan. Dengan santai, ia meneguk sedikit minumannya. "Tunggu saja."

Wow!

Aku tidak menyangka Kim akan mengatakan itu. Kukira ia hanya akan tertawa tersipu sambil menutupi wajahnya malu seperti anak kucing. Tapi sepertinya Kim adalah tipe gadis yang agresif.

Setelahnya kami pun terdiam. Aku sibuk memerhatikan kumpulan orang yang sedang berdansa. Sedangkan Kim sibuk membalas sapaan para tamu, sesekali ia mengobrol dan tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak terlalu paham.

FATE: Curse of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang