Part 23

370 24 0
                                    

Hari ini Zen ada rapat penting di kantornya. Zen yang menjabat sebagai CEO, akan memimpin rapat pagi ini.

"Udah bangun mas?"

"Emm"

"Yaudah sih, bilang iya kan gampang"

"Iya cil"

"Auuu ahh malas banget"

Flo kemudian beranjak meninggalkan Zen ke dapur untuk menyediakan sarapan pagi ini. Menu yang akan di buat adalah nasi goreng spesial walaupun nggak spesial-spesial amat.

Ia kemudian mengambil bahan-bahan yang akan di gunakan. Satu bungkus bumbu nasi goreng, Suiran ayam goreng, telur, dan bahan-bahan penyedap lainnya. Flo begitu lihai membuat nasi goreng karena saat di rumahnya dulu, Flo adalah spesialis masakan nasi goreng. Yah karena emang cuman itu yang ia bisa masak selain air (canda😅 kok). Flo jago masak yah.

Zen yang telah siap dengan setelan jas serta dasi yang sudah tapi ia kenakan dan tak lupa tas genggamnya. Ia turun dari tangga menuju ruang makan. Masakan Flo menyeruak ke Indra penciuman seorang Zen, sang ahli penilai masakan (canda bossq😅).

Ditariknya satu kursi dan ia kemudian duduk ganteng disana. Flo sudah selesai dengan ritual sesajinya di dapur, dan membawa hasil masakannya ke depan dewan juri yang akan menilai.

"Maaf juri yang terhormat, ini nasi gorengnya sudah selesai. Selamat mencicipi" ucapnya dengan hormat bak depan juri MasterChef.

"Baik" jawab Zen menirukan chef Juna.

Satu suapan sudah lolos di Indra pengecapnya. Dilanjutkan dengan suapan kedua yang sepertinya rasa dari masakan mulai memberikan rasa nyaman (ehhh😅🤭). Maksudnya penilaian rasanya sudah bisa dinilai.

"Emmm rasanya kalau diberi rating  berada di angka 1/10"tutur Zen memberikan penilaian.

"Lah kok 1?" Tanya Flo heran. Bisa-bisanya masakan seenak itu diberi rating 1 doang.

"Coba kamu baca bilangan pecaha itu dengan baik"

"Satu per sepuluh" jawab Flo

"Karena kamu hanya satu di hatiku"

Flo tersenyum malu mendengar penuturan Zen. Ia tak habis pikir bahwa Zen akan memberinya pantun gombalan. Flo sadar bahwa penilaian 1/10 itu memiliki arti mendalam (author ikut baper😋).

"Bisa aja kamu gombalinnya"

"Namanya juga Zen"

"Terharu akutuh mas di gombalin gini" ucap Flo sambil memeluk lengan Zen layaknya anak kecil lagi membujuk papanya untuk membelikannya permen lollipop.

"Tenang, ini hanya bagian kecil dari gombalan aku buat kamu"

"Emang kamu belajar gombal dari mana?"

"Otodidak sayang. Hadirnya kamu mengajarkanku untuk menjadi ahli dalam pergombalan".

"Dihhhh apaan"

"Bilangnya apaan tapi hatinya baper di gombalin"

"Emang kamu bisa dengarin hati aku?"

"Apa sih yang nggak bisa"

"Emang sekarang hati aku lagi kenapa?"

"Kalau aku terawang hati kamu sekarang nggak normal"

"Kenapa emang?" Tanya Flo penasaran.

"Karena yang saya lihat di hati kamu ada goresan"

"Ngaco banget nih orang"

"Iya, goresan nama aku disana" Zen mengakhiri gombalannya dengan memberikan kecupan kilat di kening Flo. Flo kaget dengan serangan kilat yang ia dapat dari Zen.

"Ehhhh main-main cium aja. Tapi gombalan kamu bagus juga, aku mau kasi nilai tapi sayangnya nggak bisa"

"Emang kenapa enggak bisa?" Tanya Zen heran.

"Karena kamu lebih dari nilai, nggak terbatas"

"Meleleh aku. Ternyata kamu udah jago gombal juga"

"Kan mentornya kamu"

"Jadi kapan habisin nih makanan? Aku udah capek-capek masak loh"

"Ehh iya lupa saking asyiknya gombalin kamu" Zen kemudian menyantap nasi goreng yang sedari tadi di cuekin.

"Makan cepetan, nggak usah bicara" tegur Flo.

Sejujurnya Flo begitu bahagia, hatinya sedang berbunga-bunga. Ada rasa senang yang tak bisa ia pungkiri ketika bersama suaminya begitupun Zen yang sudah mencintai istrinya.

"Alhamdulillah selesai juga sarapannya. Aku berangkat dulu yah" pamitnya.

"Iya hati-hati" ucap Flo lalu mengambil tangan suaminya untuk Salim. Zen kemudian membalasnya dengan kecupan di kening Flo.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

*****

Ting,,,tong,,,(bunyi bel rumah"

"Paket Bu" teriak abang-abang tukang paket dari pintu gerbang.

Flo yang mendengar suara bel itupun berjalan menghampiri tukang paket.

"Maaf Bu ini ada paket buat ibu"

"Maaf mas tapi saya nggak mesan apa-apa".

"Tapi ini benar alamatnya Bu"

"Iya yah"

"Mungkin surprise Bu atau mungkin ada yang beliin gitu"

"Mungkin aja pak"

"Ini Bu paketnya silahkan tanda tangan disini yah sebagai bukti terimanya".

"Baik pak. Makasih yah"

"Sama-sama Bu"

Flo kemudian membawa paket itu ke dalam rumahnya. Ia begitu penasaran dengan isi dari paket itu. Tak butuh waktu lama, Flo membuka paket berisi sebuah surat dan sebuah kamera.

"Surat?" Tanyanya apa diri sendiri.

Assalamualaikum Flo. Bocil ku sekaligus istri ku yang imut nan jutek tapi menawan. Nggak usah panjang lebar disini, silahkan hidupkan kamera itu dan lihat...

Selamat menyaksikan...

Pengirim

Sayangmu❣️

Setelah membaca surat itu, Flo kemudian menghidupkan kamera sesuai intruksi dari surat itu.

Tampillah sebuah video suaminya yang berdurasi  satu menit.

Ini adalah video one take yang aku buat untuk istriku di rumah. Aku mau ucapin selamat yah karena kita sudah saling Nerima. Aku kan sudah memberikan sebuah gaun, tolong di pake yah sentar malam. Berdandanla secantik mungkin dan aku akan menyuruh supir mengantarmu ke tempat yang telah aku siapkan.

Selamat berdandan istriku..
Dari suamimu yang begitu tampan❣️

Flo terkekeh geli melihat video suaminya. Ia tak habis pikir, bisa-bisanya Zen memiliki ide seperti itu. Dasar Zen, wajah dingin hati bucin.

Gimana nih untuk part ini? Silahkan komen yah dan jangan lupa ninggalin jejak untuk vote di pojok kiri. Bantu cerita ini untuk berkembang dengan share ke teman-teman kalian juga dan follow Instagramnya juga @awanputih_00✨🌹

Flo dan Zen (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang