Credit fanart = 9 on pixiv
Suasana saat itu entah kenapa membuat sakit kepala Chuuya sedikit berkurang, dengkuran halus dari sang siluman—yang sedang dalam mode rubah—membuat dia menjadi merasa sangat nyaman. Meskipun dengan jumlah ekor yang banyak, Chuuya merasa bahwa dirinya seperti sedang mengelus seekor kucing.
Sang siluman membuka matanya perlahan, perhatiannya tertuju kepada makhluk aneh kecil dengan bentuk tidak beraturan sedang duduk atas bahu Chuuya.
Ah, sekarang dia tau penyebab kenapa Chuuya menjadi demam.
Tanpa berkata apapun dia segera turun dari pangkuan Chuuya, pemuda sinoper hanya bisa menatap bingung dengan alis yang sedikit mengkerut. Rubah itu kembali ke bentuk asalnya. Sekali lagi membuat seluruh ruangan kamar dipenuhi asap tebal.
"Sepertinya aku sudah tau penyebab kau menjadi sakit," ucapnya saat sudah kembali.
"Penyebab?"
Sang siluman mengangguk, dia kemudian mengulurkan tangannya ke arah bahu Chuuya. Pemuda itu hanya diam karena bingung apa yang mau dilakukan oleh siluman itu.
"Sepertinya dia sengaja mengikutimu sejak kau keluar dari hutan. Kau tau? Beberapa siluman ada yang merasa tertarik saat tau bahwa ada manusia yang bisa melihat, mereka akan mengikuti manusia itu dan terkadang bisa jadi berefek buruk untuk manusianya, salah satunya ini," jelas sang siluman sambil menggenggam makhluk aneh tersebut dan kemudian menunjukkannya pada Chuuya.
Chuuya memiringkan kepala, dia tidak paham. Lagipula, apa yang sedang digenggam oleh siluman itu? Dia tidak melihat apapun, hanya ada udara kosong.
"Aku tidak bisa melihatnya."
Sang siluman terdiam, matanya mengerjap beberapa kali sebelum pandangannya beralih ke siluman kecil yang ada di tangannya kemudian ke arah Chuuya lagi.
"Sungguh?"
Chuuya mengangguk. Sang siluman menyodorkan siluman tersebut di depan Chuuya, namun tidak ada sama sekali reaksi apapun.
"Dia ada di depanmu, persis. Apa kau tidak bisa melihat wujudnya?"
"Kau ini mengatakan apa? Daritadi yang ku lihat kau hanya menggenggam udara."
Sang siluman menarik tangannya kembali, dia meletakkan siluman kecil di atas pangkuannya. Menatap Chuuya lumayan lama sampai membuat pemuda merasa aneh sendiri.
"Berhenti menatap ku seperti itu, kau ini kenapa?"
Sang siluman mendekatkan wajahnya membuat Chuuya tersontak kaget dan memundurkan wajahnya. Jaraknya terlalu dekat, bahkan Chuuya bisa merasakan deru nafas yang menyapu permukaan wajah.
Chuuya baru sadar akan satu hal, jika dilihat dari dekat manik siluman itu terlihat begitu indah. Dia bisa merasakan adanya seberkas cahaya diantara kegelapan yang mendominasi mata.
Tunggu.
Dia baru saja bilang bahwa mata itu terlihat indah? Oh ayolah Nakahara Chuuya, pikiranmu terlalu ngelantur. Apakah karena sedang sakit?
"Kau bisa melihatku?"
"Tentu saja bisa, dasar bodoh. Kalau aku tidak bisa melihatmu kita tidak akan mengobrol di sini."
Sang siluman hanya mengangguk sebagai respon kemudian kembali ke posisi semula. Diam-diam Chuuya menghela nafas lega. Siluman itu terlihat seperti sedang menggumamkan beberapa kata, yang tidak bisa Chuuya dengar tentunya.
"Kau kenapa? Daritadi bersikap aneh," komentar Chuuya yang masih terheran.
Sang siluman tersenyum lebar sambil menggelengkan kepala. "Bukan apa-apa, ngomong-ngomong bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya sang siluman sambil mengelus siluman kecil di pangkuannya kemudian makhluk tersebut hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Found You⭑Soukoku [Ongoing]
FanfictionMenjadi abadi tidak menyenangkan, kematian sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi dirinya. Namun, kehadiran surai jingga mengubah cara berpikirnya. Membuat dia rela menunggu ratusan tahun, demi mengulang kembali kisah cinta bersama insan yang pal...