220 25 9
                                    

Cr pict : Chu_guma0 on twitter

Panas. Hal itulah yang pertama kali Chuuya rasakan saat dia membuka matanya, kepala jingga menoleh penuh kebingungan. Orang-orang pada berlarian, teriakan ketakutan yang terdengar dari berbagai arah. Juga, beberapa tubuh tidak bernyawa yang tergeletak begitu saja.

Rasa takut mendera tubuhnya, otak mengatakan bahwa dia harus pergi dari sini secepat mungkin. Namun seberapa kuat pun dia berusaha, rasa takut itu telah membuat kedua kakinya lumpuh seketika.

Entah keajaiban apa yang datang kepadanya, tiba-tiba Chuuya merasakan bisa menggerakkan kakinya kembali. Dia lekas segera berlari, mencari tempat yang setidaknya aman untuk berlindung.

Setelah mencari sana-sini, akhirnya dia menemukan sebuah hutan yang lokasinya cukup dekat dengan posisinya. Dia segera berlari masuk ke dalam hutan tersebut.

Chuuya menoleh ke belakang, adakah yang mengikutinya atau tidak. Di keadaan begini bisa saja ada orang asing yang diam-diam mengikuti lalu membunuhnya, dia harus meningkatkan kewaspadaan.

Chuuya melihat ke arah bawah, ada sebuah jejak darah yang mengarah ke dalam hutan. Entah apa yang dipikirkannya, Chuuya berjalan menyusuri jejak tersebut.

Seingatnya tadi dia sedang tidur di kamarnya sendiri, kenapa sekarang dia terbangun di tengah keadaan yang seperti ini. Chuuya melihat ke arah bawah, busana yang dia gunakan pun telah berubah.

Dari baju kaus polos biasa berubah menjadi Haori berwarna merah muda. Sama dengan mimpinya saat dia terbangun di hamparan rumput luas.

Chuuya menghela nafas, dia benar-benar tidak paham dan tidak mau berpikir panjang. Jadi dia memutuskan untuk kembali mengikuti jejak darah, mungkin saja dibalik sana ada sesuatu yang dia butuhkan.

Jawaban, misalnya.

Chuuya mengumpat karena jejak darah tersebut mengarah ke tempat yang lebih tinggi, apakah ini sebuah bukit? Hanya ada sedikit cahaya dari bulan yang membuat dia menduga seperti itu.

"Ah, merepotkan saja." Chuuya pun perlahan naik bukit tersebut hingga akhirnya dia mencapai puncak.

Saat telah sampai pada bagian teratas, dia mendengarkan suara isakan yang begitu pelan. Terdengar sangat pilu, entah kenapa Chuuya merasakan hal yang tidak enak dari isakan tersebut.

Apakah itu asalnya dari depan? Chuuya tetap melanjutkan langkahnya dengan berat hati.

Bulan naik semakin tinggi, arah cahaya berubah menyoroti satu sosok yang punggungnya tengah menunduk. Chuuya terkejut saat mengetahui siapa sosok tersebut. Sosok pemilik suara isakan yang dia dengar daritadi.

Bersurai coklat, ekor lembut yang berjumlah lebih dari satu, telinga yang mencuat dari balik rambut, serta perban yang meliliti leher. Sosok yang sangat tidak asing lagi baginya.

"Shuuji?" ucap Chuuya pelan, dia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

Chuuya terdiam, sosok Shuuji masih terisak sambil memeluk seseorang yang sudah bersimbah darah. Chuuya tidak bisa melihat sosok yang sedang dipeluk oleh Shuuji karena posisinya benar-benar membelakangi.

Namun dia tau sosok itu sedang berdarah karena jejak yang dia ikuti sedari tadi tepat berhenti di sana. Dia juga tidak melihat satu pun luka pada tubuh Shuuji.

Ada apa ini? Kenapa Shuuji berada di sini? Siapa sosok itu? Kenapa Shuuji terlihat sangat kehilangan sosok itu?

Apakah sosok itu sangat penting bagi Shuuji?

"Chuuya penting bagiku."

Ah, kenapa dia teringat kata-kata itu tepat disaat seperti ini? Perasaan tidak nyaman terus mengacaukan pikirannya. Chuuya pun memutuskan untuk berbalik badan namun gerakan badannya terhenti saat mendengar perkataan Shuuji.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Found You⭑Soukoku [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang