chapter 6

102 10 1
                                    

" Ya udah Om biar saya antar Om pulang biar nanti mobilnya temen saya aja yang derek."

"Gak ngerepotin kamu nih Bian."tanya Papa Melati.

"Gak kok Om,kebetulan kerjaan saya udah beres semua."

Akhirnya Bian mengantarkan Papa nya Melati pulang. Disepanjang jalan mereka banyak berbincang mengenai kerjaan. Dan akhirnya sampai juga dirumah.

"Lo mobil aku kemana Pa." Tanya Meli yang penasaran kenapa Papa nya pulang gak bawa mobilnya.

"Makanya Mel Papa udah bilangin ke kamu kalo bawa mobil ke pelatnas tu sering-sering di panasin kek,ini papa belum nyampe bengkel udah mogok duluan."ucap Papa Daud ke Meli karna kesel liat tingkah laku putrinya itu.

"Ya males aja Pa kalo mau manasin mobil."

"Lo ada nak Bian."Sapa Mama Eva yang baru keluar rumah.

"Assalamualaikum Tante."menyalami Mama Eva.

"Kok bisa bereng Om Daud Bian."tanya Mama Eva.

"Tadi gak sengaja ketemu di jalan Tan,ternyata mobil nya rusak nya lumayan parah harus di bawa ke bengkel. Yaudah Bian anter pulang sekalian." Jelasnya.

"Kalo tau gitu dari tadi Meli pesen grab Pa." Mana udah mau sore lagi." Grutuk Meli.

"Ya mana papa tau kalo mobilnya mogok Mel." Ya udah dianter Bian aja kalo gitu."

"Ih appan sih Pa malah ngerepotin."tolak Meli.

"Bener tu kata Papa Mel,dari pada kamu telat nanti."

"Gak Papa kan Bian." Tanya Mama Eva.

"Oh gak papa Tante,sekalian Bian juga mau ke Cipayung ada kerjaan disana." Jawab Bian yang di bales acungan jempol Om Daud.

"Tu Mel Bian aja mau,yaudah berangkat deh nanti telat."

"Iya iya Ma, Assalamualaikum Melati balik ke pelatnas ya Ma Pa."Melati pun berpamitan sama orang tuanya tak lupa Meli memeluk mereka.

Dijalan mereka tak banyak mengobrol Bian ya mempunyai sikap dingin dan gak banyak bicara begitu pun Melati yang susah akrab sama orang yang baru dikenal.

"Melati?." Suara Bian yang menyadarkan Melati dari lamunannya.

"Maaf ya kalo gue bikin Lo gak nyaman Mel."

"Santai aja." Jawab Meli singkat.

"Gue jadi gak enak nih sama Lo ,gue janji deh besok gue gak akan muncul lagi Mel."

"Ih ngomong apa sih Lo ,gue gak papa."

"Mel mampir ke kafe bentar ya ada menu baru Lo harus coba."

"Ya udah, tapi gratis kan."

"Mmm boleh,gue traktir."

Akhir nya mereka sampai di kafe, yang baru Bian buka tiga hari yang lalu di dekat pelatnas.

"Gimana enak kan?." Tanya Bian.

"Enak,siapa yang bikin resepnya."tanya Melati balik.

"Mmm resep dari Abang gue Mel." Jawab Bian menundukkan kepalanya.

"Eh ntar sekalian Lo bawain buat temen Lo yang waktu itu yang gue mintain tolong buat kasih kalung lo itu."

"Boleh sekalian gue juga ya." Jawab Melati dengan senyuman khasnya.

"Iya."

Setelah menunggu makanan yang dibungkus untuk dibawa ke pelatnas mereka pun melanjutkan perjalanan dan selang sepuluh menit akhirnya mereka sampai.

"Mel ini gak papa mobil gue masuk." Tanya Bian.

"Udah santai aja,gak mungkin di tilang juga kan." Jawab Melati nyeleneh.

Dari kejauhan Fadia mengamati Melati yang turun dari mobil bersama laki laki membuat kekepoanya menjadi jadi akhirnya dia mengendap ngendap,tapi malah ketauan sama Mentari.

"Hayo Lo ngapain disini." Suara Tari yang mengagetkan Fadia.

"Sstttt diem Lo ,gak tau apa lagi alih profesi nih jadi detektif."memanyunkan mulutnya seolah-olah menunjukkan keberadaan Melati.

"Eh itu kan Mel sama siapa Fad." Tanya Tari.

"Gak tau gue,makanya gue lagi cari informasi."

*
"Makasih ya Bian udah mau anterin gue."

"Makasih aja nih Mel." Jawab Bian yang membuat Meli bingung.

"Trus apaan dong,oh nungguin bayaran nih." Menaikan kedua alisnya.

"Hahahahhh becanda Mel."

"Mel nungguin siapa?." Tanya Bian yang penasaran kenapa Melati celingak-celinguk.

"Ini nungguin Fadia katanya mintak di tungguin."

"Kakkk Mellllll."teriak Fadia dan tari  yang berlari menghampiri Melati."

"Cieee kak Meli katanya gak ada apa apa tapi kok." Celetuk Tari.

"Cieee akhirnya kak Meli laku" Menyenggol lengan Meli.

"Apaan sih kalian nih pada ngaco ngomongnya.

"Udah berani di bawa ke pelatnas nih Fad."

"Eh iya nih kak Meli,makan makan dong kita."

"Iya nih makanan buat Lo ." Menyodorkan paper bag

"Baik banget deh makasih ya kak."

"Makasih sama Bian bukan sama gue dia yang bawain buat Lo pada."

"Bian? Oh ternyata namanya Bian Fad." Menaikan kedua alisnya.

"Makasih ya bang traktiran nya,sering sering sih kalo biasa ntar bakalan gue restuin deh sama kak Meli." Ucap Fadia.

"Sama-sama jangan lupa mampir ke kafe gue yang baru ya."

" Ya udah Bian gue masuk dulu ya,sekali lagi makasih ya." Ucap Meli .

"Iya sama-sama Mel."

"Cieee cieee cieee." Ledek Tari dan Fadia.

Dari kejauhan ternyata Praveen memperhatikan mereka dan bertanya-tanya siapa pria yang Meli bawa ke pelatnas. Gak biasanya Melati di antar jemput sama cowok. Biasanya gadis itu diantar Papa nya atau adiknya. Tapi kali ini tidak. Dan membuat Praveen bertanya tanya.

Akhirnya update lagi gais, maaf ya kalo ceritanya ngebosenin. Jangan lupa kasih vote ya gais biar author semangat bikin ceritanya.

Satu kata buat
Praveen Jordan.



#CERITA INI HANYA KARANGAN DAN BUKAN REAL LIFE!!!.

Bian untuk Melati Daeva | Thanks You BianNadhifMaldava.|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang