chapter 8

81 7 0
                                    

"Mel sorry ya gue gak bisa nemenin Lo ."

"Iya gkpp kok."

"Soalnya gue lupa kirim email ke Bima,gkpp kan?."

Sesampainya di mall tiba tiba Bian memutuskan untuk menemani Melati.

"Kok gak jadi pulang?."

"Mau nemenin Lo aja deh,ntar sambil beresin kerjaan." Jawab Bian bohong. Pasalnya Bian gak sengaja ketemu Praveen sama cewek keluar dari mobil. Mereka pun menuju restoran tempat mereka janjian.

"Itu kayaknya mereka deh Mel."

"Eh iya itu mereka." Melati menarik lengan Bian untuk segera menyusul mereka.

"Eh buset dah kak Mel takut bang Bian nya di culik jadinya di pegang terus." Celetuk Fadia melihat Melati memegang lengan Bian .

"Apaan si lo bayikkkk ."

"Udah udah kebiasaan deh kalo udah ada kak Meli sama Fadia kagak pernah akur." Kata Tari yang bosen melihat mereka adu mulut terus.

"Lo pada udah pesen?." Tanya Meli.

"Udah Mel tinggal Lo aja yang belum." Jawab Fajar.

"Gue spaghetti deh,Bian Lo apa?."

"Gue kopi aja deh."

"Gak makan?belum makan loh."

"Ntar aja kalo kepengen."

"Yah kapal honey couple kita bener bener sudah karam ya gais,udah pada bawa gandengan masing masing." Celetuk Fajar seketika menjadi hening.

"Krik krik krikkk beneran deh Aa fajar nih admin lambe turah."

"Bener Fad lambennya pedes banget kalo ngomong."Sambung Tari.

"Lo ngomong apa si Jar gue smash mulut Lo baru tau rasa."

"Yaelah santai aja kali Cok lagian Meli nya aja santai."

"Lagian gue sama Ucok Coman partner di lapangan doang gak lebih."

"Bener lagian gue sama Meli gak mungkin bisa bersatu iman kita beda."

Bian menggenggam tangan Melati usai mendengar ucapan Praveen.

"Ada gue Mel." Bisik Bian mencoba menenangkan Melati.

"Gue mau pulang sekarang Bian." Menarik baju Bian.

"Makan dulu baru pulang Mel."

"Gue mau sekarang."

"Gak enak sama yang lain masa kita dateng terakhir pulang duluan."

"Bian sekarang." Rengek Melati yang tiba tiba ingin pulang sekarang.

Akhirnya Bian pun pamitan sama mereka dengan alasan tiba tiba ortunya Melati menyuruh nya pulang segera.

Dimobil "Lo sakit Mel."tanya Bian yang heran melihat Melati yang tiba tiba diam.

"Gak gue mau istirahat." Jawabnya singkat.

***
Akhirnya tim Indonesia akan berangkat ke Thailand hari ini dan semua atlet sudah kembali ke pelatnas sore kemeren.

Bian.
Sorry ya Mel gue gak bisa anter Lo ke pelatnas.

Melati.
Iya gkpp Bi tadi gue sama Papa.

Bian.
Semangat ya turnamen nya,semoga bisa naik podium.

Melati.
Okeee Bian.

Akhirnya Praveen dan Melati mendapat gelar Runner up Thailand Open hasil yang luar biasa.

Bian.
Congratulation Melati Daeva:)

Melati.
Aaaa makasih Bian.
Read.

Setelan selesai turnamen akhirnya tim Indonesia mendarat dengan selamat di bandara Soekarno Hatta dan di sambut meriah. Dan para atlet kembali ke pelatnas.

"Kak Mel Lo gak balik ke rumah?."tanya Fadia.

"Gak deh Fad,males bolak balik gue."

"Gak malmingan sama bang Bian?."

"Nggak ah ngapain juga malmingan sama dia." Jawab Melati cuek.

"Sebenernya Lo pacaran gak sih kak sama dia."

"Gue gak ada apa apa sama dia cuman temenan aja."

"Seriusan kak,Lo gak punya perasaan sama dia gitu?."

"Gue gak suka sama dia." Jawaban Melati membuat Fadia diam kebingungan. Pasalnya dia kira mereka punya hubungan yang spesial.

"Ya udah deh kak gue mau pergi dulu."

Fadia pergi bersama Tari untuk menghilangkan rasa suntuknya di pelatnas. Dan mereka pergi ke Jasmine kafe yang dekat dengan pelatnas.

"Eh Lo pada disini." Sapa Bian.

"Iya bang bosen di asrama mulu." Jawab Tari.

"Cuman berdua doang nih."

"Iya bang yang lain sibuk sendiri sendiri."

"Mau pada pesen apa?."

"Matcha deh bang."

"Oke gue buatin bentar ya."

Saat Bian sedang membuatkan pesanan Fadia dan Tari tiba tiba Bian terkejut dengan kedatangan seseorang.

"Thai tea nya satu mas." Ucap seseorang dari sebrang meja.

"Dimas tolong buatkan Thai tea untuk dia." Bian pergi meninggalkan gadis tersebut.

Bian dengan cerita satu tahun yang lalu.

"Mika gue tau Lo bosen kan sama keadaan kita yang sekarang. Mau maju gak mungkin mau udahan pasti sakit banget. Udah tiga tahun kita lewati bersama susah senang kita lewati. Udah tiga kali lebaran gue sama Lo, udah tiga kali natalan gue nemenin Lo. Gue belum nemuin jalan yang terbaik buat kita."

"Gue rasa kita cuman di takdirkan untuk sementara Bian."

"Maafin gue Mik gara gara gue impian Lo buat ibadah bareng belum kewujud sampe sekarang." Bian tersenyum dam memegang tangan Mika.

"Lo gak salah Bian ,impian gue aja yah gak masuk akal." Merangkul Bian dan bersender di bahu Bian.

"Gue kira hubungan kita bakalan lama Mik, ternyata cuman sampe tiga tahun." Mengelus rambut Mika.

"Gue juga gak percaya Bian kalo ortu gue ngejodohin gue sama anak temennya." Jawab Mika yang pipi nya sudah basah dengan air matanya.

"Ortu Lo tau yang terbaik buat Lo."

"Lo inget gak pertama kali kita ketemu disini dan untuk terakhir kalinya kita akhiri disini juga." Pandangan mereka mengarah ke depan.

"Mika ternyata sesakit ini ya mengakhiri tanpa permasalahan."...

"Lebih sakit dari di selingkuhi gak sih."

"Gue boleh cinta mati sama Lo Mik,tapi gue gak boleh egois ngerebut Lo dari Tuhan Lo."

"Semoga kita akan baik baik aja Bian setelah berakhir."

"Dan Lo akan menjadi tokoh yang berharga di kehidupan gue Mika."

Selesai.

"Sebenernya Lo sama kak Meli pacaran gak sih bang." Tanya Fadia mengintimidasi.

"Gue sama dia cuman temenan aja gak lebih."

"Masa sih, tapi gue rasa Abang punya perasaan lebih kan."

"Kalo punya perasaan lebih tapi dia nya gak mau gimana coba." Jawaban Bian membuat Fadia dan Tari bingung.

"Jadi Abang pernah tembak kak Meli tapi di tolak gitu."

"Ya gitu deh."

Maaf ya kalo ceritanya ngebosenin.soalnya lagi banyak pikiran nih jadi harus di bagi bagi.

⛔ Warning.

#cerita ini hanya karangan author bukan real life tokoh dalam cerita ini!!!.

Bian untuk Melati Daeva | Thanks You BianNadhifMaldava.|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang