Biru - Baru.

13 3 1
                                    

Aku menapaki semua yang telah menjadi usang. Katamu sebelum kepergian di stasiun itu, tiga kotak yang katanya kamu titipkan untuk aku. Yang aku temukan di kursi teras rumahku, yang kudapati selepas dari stasiun itu.

Sudah sembilan puluh hari, ya tepat 3 bulan lalu. Satu kotak dengan putih bercorak bintang biru muda, satu kotak dengan biru tua bercorak gemerlap bintang berwarna abu dan yang terakhir warna kesukaanku— hanya Abu bersih tanpa apa - apa.

Ketiganya berisi yang usang, katamu ini akan selalu jadi milik kita.

Kutitip ini, milik kita. Sampai kapanpun. Sampai merpati dari Utara berpulang ke Selatan. Sampai mentari berkali - kali menjumpai Timur dan Barat. Yang ada di dalamnya adalah milik kita.

Amat senang sekali. Satu persatunya menjadi biru baru untuk aku. Tidak sebaru itu, ya— menjadi biru yang baru ku dapati sendu setiap satu persatunya.

Aku bergumam pada ketiga kotak ini. Merangkai yang bisa aku rangkai. Kataku, segala tentang kamu adalah hal yang tak bisa aku untai dengan kata dan frasa. Baik kita coba.

Kunamai ini Biru - Baru. Biar menjadi usang, lalu menjelma menjadi baru, selalu. Biar tetap jadi biru untuk aku. Tapi, tidak untuk setiap apa - apa yang ada di dalamnya. Salamku, untuk segala hal yang kau titipkan, dan yang kau paksa bawa urakan berlari dalam jarakmu, yang sepihak.

Kami Melaju, Kami Berpulang. Where stories live. Discover now