外観.

53 9 0
                                    

Angin berhembus tenang, kemudian dilanjutkan dengan hancurnya tembok distrik trost dan uap panas dari Colossal Titan.

Kami disapu jatuh ke bawah dinding. Berkat tali Manuver 3D, kami bisa selamat.

Aku menatap ke bawah, melihat Samuel. Sebenarnya aku malas sekali menolongnya namum bukankah itu juga harus jika ingin lebih dipercaya?

"Samora!"

Aku menancapkan tali Manuver 3D ku pada Samuel, "Samuel! Bertahanlah!"

Semuanya menatap Tembok yang sudah hancur.

"Regu keempat, perbaiki artileri, bersiap untuk bertempur! Target kita adalah Colossal Titan! Ini adalah kesempatan yang bagus, jangan sampai dia melarikan diri!" Aku melihat Eren yang menuju ke atas tembok ingin membunuh Colossal Titan. Namun, aku tak khawatir karena untuk kali ini aku percaya pada Bertholdt dia pasti bisa mengatasi ini sendirian.

Aku terlebih dahulu membawa Samuel ke markas lalu kembali ke atas tembok.

"Maaf, membiarkannya lolos." Ucap Eren.

"Ini bukan salahmu, Eren. Lima tahun yang lalu ia juga begini." Balasku.

"Hei! Bukan saatnya membicarakan ini! Tembok sudah dibobol. Jika tidak segera diperbaiki, para Titan akan masuk kembali." Ucap Connie.

"Apa yang kalian lakukan? Pertempuran melawan Colossal Titan sudah dimulai. Kalian segera kembali ke markas, siapapun yang berhadapan dengan dia tadi, jangan lupa melapor!" Ucap salah satu Pasukan Penjaga.

"Baik!"

"Semoga Pasukan Garda Depan mencapai kemenangan!"

TING TING TING!

Lonceng sudah berbunyi, penduduk mulai berlarian kesana kemari menyelamatkan diri mereka.

Sial, aku hampir lupa. Aku mengaktifkan kekuatan Founding Titanku untuk memanggil para Pure Titan untuk masuk lewat bobolan Colossal Titan yang tadi.

Titan mulai terlihat. Ya, Rencanaku kali ini lebih bagus daripada lima tahun yang lalu.

Tembakan demi tembakan diarahkan ke para Titan yang masih dalam keperintahanku.

"Sial."

||||||

"Kalian prajurit Trainee sudah lulus menjadi tentara sesungguhnya! Kami mengharapkan performa terbaik kalian!"

Kami dikumpul kan di markas untuk mengisi gas Manuver 3D serta mendengarkan ucapan para Pasukan Penjaga.

"Kau tidak apa-apa? Armin!" Tanya Eren.

"Tidak... Tidak apa-apa. Hanya tangan sedikit gemetar, akan segera terpasang. Tapi masalah sangat gawat. Sekarang kita tidak punya alat untuk menutup lubang sebesar delapan meter. Batu didekat gerbang depan itu, kita bahkan tidak sanggup mengeluarkannya. Jika tidak dapat menutup lubang itu, maka kota ini harus ditinggalkan." Aku menatapnya, mukanya panik sekali.

PANG PANG!!

Suara demi suara tembakan mulai terdengar, dalam hati aku menggeram marah. Hei, itu titannya yang ku perintah, dasar bajingan.

"Cepat atau lambat, Tembok Rose juga akan dibobol. Lagipula jika mereka ingin, kapanpun bisa memusnahkan manusia." Lanjutnya.

"Armin! Tenanglah! Kali ini berbeda. Manusia tidak akan kalah oleh Titan lagi." Ucap Eren.

"Ya, semoga saja..."

"Maaf. Aku tidak apa-apa."

|||||

half and to 10, attack on titan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang