"Bunuh semuanya."
"Eren?"
Aku dan Mikasa berbalik menatap Eren yang ternyata sudah sadar.
Ia tampak terkejut melihat banyaknya Pasukan Penjaga didepan kami.
"Eren!"
"Eren, apakah tubuhmu bisa bergerak? Kesadaranmu masih normal? Cerita semua yang kau tahu, orang-orang akan memahaminya." Ucap Armin.
"Armin..."
"Apa kau mendengarnya? Dia bilang "bunuh semuanya"." Ucap salah satu Pasukan Penjaga.
"Ya, aku mendengarnya. Dia ingin memakan kita semua."
"Prajurit Trainee Yeager, Ackerman, Arlert, Dan Samora! Yang kalian lakukan sekarang telah mengkhianati manusia. Hidup dan mati kalian ada di tanganku. Jika berani berbohong atau mencoba meninggalkan tempat itu, aku tidak akan ragu menurunkan perintah untuk menembakkan meriam ke arah kalian. Aku tanya kau, apa sebenarnya wujud aslimu? Manusia? atau Titan?"
"Aku tidak paham maksudmu!" Jawab Eren.
"Ingin berpura-pura bodoh? Dasar kau monster! Coba lagi kalau berani! Lihat bagaimana aku membuatmu hancur berkeping-keping dalam sekejap sampai kau tidak ada waktu untuk memperlihatkan wujud aslimu!"
"Wujud asli?"
"Semua orang melihat saat kau keluar dari tubuh Titan. Kami manusia malah membiarkan orang tidak jelas sepertimu masuk ke dalam Tembok Rose. Meskipun kalian adalah Prajurit Trainee yang ditunjuk oleh kerajaan, tetapi resiko harus dihilangkan sejak awal. Aku tidak salah berbuat seperti ini. Mungkin Armor Titan yang menghancurkan Tembok Maria masih akan muncul, tetapi saat ini keselamatan manusia sudah di ujung tanduk. Paham? Tidak boleh lagi menyia-nyiakan tenaga dan waktu demi kalian. Aku tidak akan ragu menembakkan meriam ke arah kalian."
"Memang sikap memberontak mereka sangat jelas dan sepertinya tidak ada informasi berguna yang bisa kita peroleh lagi. Seperti yang Anda katakan, kita hanya menyia-nyiakan tenaga dan waktu saja."
"Kapten, sekarang saatnya turun tangan! Bunuh mereka selagi mereka berpura-pura berwujud manusia."
Baiklah.
"Jika ingin membunuh Eren silahkan bunuh saja aku dulu. Aku ini kuat. Jika ingin mencoba, Silahkan maju!" Ucapku dengan memajukan diri.
"Kapten, dia adalah Samora. Ia bertugas bersama regu elite Kita. Kekuatannya mampu mengalahkan 150 tentara biasa. Kehilangan dia.... Akan sangat merugikan manusia."
"Jangan meragukan keahlian kami. Keahlian kami adalah merobek daging dan menghancurkan tulang. Jika perlu, kami siap muncul kapan saja." Tambah Mikasa mengikuti ku didepan.
Aku takkan membuat Eren mati. Sekalipun nyawaku harus menjadi taruhannya. Eren akan kubawa ke Marley.
"Hei, Mikasa, Samora! Ini adalah..."
"Mikasa, Samora. Tidak boleh melawan manusia. Di dalam dunia dalam tembok yang sempit ini, kalian mau kabur ke mana?" Tanya Armin.
"Ke Marley."
"Tidak peduli siapa pun itu, aku tak akan membiarkan Eren terbunuh. Tidak butuh alasan apa pun." Jawab Mikasa.
"Seharusnya kita saling berkomunikasi. Mereka semua tidak jelas dengan situasi yang ada, sehingga jatuh dalam ketakutan."
"Aku bertanya sekali lagi! Kau sebenarnya ini apa?"
Aku menatap Eren dibelakang.
"Aku adalah Manusia!" Tegas Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
half and to 10, attack on titan.
Fantasía"selamatkan dunia, samora." kuharap juga begitu, namun apakah aku bisa? © CUT1ESOFC, 2022. ⚠️semua karakter milik hajime isayama. -hiatus-