Part 4

415 18 8
                                    

Hingga larut malam pun aku terjaga , karna masih berusaha untuk menghubungi no tersebut. No respon, again. Karna di dalam hp itu tersimpan sebuah file untuk persiapan kami berpergian ke negeri Sakura yang nan jauh di seberang lautan sana. Seandainya aku tidak bisa mendapatkannya dalam minggu ini, itu berarti aku bakal menghadapi masalah yang besar. Oh, Tuhan.

Tetesan air dari langit mulai menari-nari membasahi bumi. Ya, sekarang aku sendirian di perpustakaan kampus, bengong tidak tau mau ngapain. Pandanganku hanya melihat lurus, ntah apa yang terfikirkan. Wajahku mungkin bentuknya juga karuhan. Semalam suntuk aku tidak ada sedikit pun mencicipi yang namanya tidur.

"Ponselnya apa kabar ya? Apakah kah bahagian di sana? Ku harap begitu". Batinku

Darrrr....

"Lagi mikirin apa? Mikirin aku ya?" Tungkas cowok yang mengagetkan ku.

Dengan spontan, aku langsung mendongakkan kepala untuk mencari si pemilik suara tersebut. "Bukan, aku lagi mikirin sesuatu". Dia hanya menyipitkan matanya, seolah-olah ingin tau lebih banyak.

Untuk saat ini lebih baik aku bungkam soal hp yang di ambil sama makhluk aneh itu. "Serius. Aku hanya memikirkan hal kayak gitu, malah mikir masa depan aku seperti apa kelak di kemudian hari".

Aku mengajak Rena pergi, biar nggak di introgasi aneh-aneh. Seharian aku habiskan dengan kegiatan yang nggak jelas, yang penting bisa mengurangi rasa stres
Akhirnya, makhluk menyebalkan itu mau mengembalikan ponselku, tapi dengan beberapa syarat. Walaupun cuman beberapa, tapi semuanya berat banget. Kirain setelah ponsel kembali, hidup aku bakal tenang. Boro-boro tenang, makin kelabu iya.

DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang