10➶

596 85 43
                                    

"Tidak kusangka jika kamarnya akan sebesar ini!" Kata (y/n) yang takjub akan isi didalam kamarnya. Perempuan itu memilih untuk tidur-tiduran diatas kasurnya.

"Kimochi!..."

"Lebih baik jika kau berendam ke pemandian air panas terlebih dulu." Pintah Yuno.

"Ehh... Tetapi punggungku masih terasa pegal, lo!" Ucapnya sambil menggembungkan satu sisi pipinya.

"Jagalah kebersihanmu, kau sedang hamil." Kata Yuno yang masih sibuk dengan pakaian yang akan ia kenakan.

"Cerewet..." Ketus (y/n). Yuno lalu menghampiri (y/n) dan meraih bahu gadis tersebut, ia menatap langsung kedalam netra biru laut itu.

Manik biru (y/n) mengerjap pelan. "Kenapa?..." Tanya (y/n) berusaha agar tidak gugup.

Tanpa basa-basi, lidah Yuno menghisap leher (y/n) dengan perlahan. Dan meninggalkan banyak jejak merah keunguan di atas kulit putih bersihnya.

"T-tungu dulu, apa yang kau lakukan?!..." Tanyanya dengan nada gemetar.

Laki-laki itu menahan tangan kiri
(y/n), menjilat perlahan bibir bawahnya dan menatap (y/n) yang sedikit sibuk mengatur nafasnya.

Yuno duduk diantara kedua kaki
(y/n) dan menahan tubuh gadis itu agar tetap berada pada posisinya. "Ini hukuman untukmu karena tidak mendengarkanku."

Tangannya mendorong bahu Yuno agar menjauh darinya, "Baka Yuno!, aku ini sedang mengandung!..." Pekik (y/n) dengan wajah yang memerah layaknya tomat.

"M-maafkan aku, aku lupa jika kau sedang hamil." Elak Yuno berkeringat.

"Pergi sana!"

oOoOo

Duduk diatas kursi taman penginapan, sesekali Felix menguap karena bosan. Ia melirik kearah taman dimana ada satu keluarga yang sedang asik bermain bersama disana.

Sesekali Felix tersenyum membayangkan seandainya dia punya anak dengan (y/n). Tapi Felix seketika menelan pahitnya ludah. Dia ingat jika wanita yang ia cintai kini sedang mengandung anak dari teman semasa sekolahnya dulu, yaitu Yuno.

Felix menghembuskan nafas berat. Kejutan dingin di pipinya membuat Felix terjengit dan menoleh yang menampakkan gadis paruh baya yang masih berumur 18 tahun itu, dia menyodorkan minuman kaleng kepada Felix.

"Juvia, kau mengagetkanku..."

Gadis itu kentara sedikit khawatir dan tertawa melihat tingkah Felix tersebut, "Hahahaha... Kau tidak apa-apa?"

Felix mengulas senyum manis dan menghapus pemikirannya tadi, "Ya, aku tidak apa-apa."

Juvia ikut duduk dan menyender dibangku taman yang satunya, mereka duduk berjauhan.

"Apa kau selalu duduk sendirian seperti ini?" Tanya Juvia menatap Felix, tetapi Felix hanya melamun menatap bawah.

"Mungkin, jika aku bosan atau sedih." Jawab Felix yang masih sibuk akan lamunannya. Juvia lalu ber'oh'ria.

"Felix-kun..."

"Hm?"

"A-apa yang kau maksud waktu itu adalah (y/n)-san?" Tanya Juvia sedikit ragu.

Felix lalu menghapus lamunannya dan menatap Juvia dengan tatapan kaget.

"M-maksudku wanita yang masih kau cintai dulu, ternyata adalah (y/n)-san bukan?" Juvia sedikit panik dan menatap rok yang dia kenakan.

"Kau tau dari mana?" Gumam Felix.

"Firasat..." Ucap Juvia menelan ludah.

"Ternyata kau sudah tau, ya?" Felix lagi-lagi menatap bawah sambil tersenyum.

"Eehhh... Jadi, aku benar ya?!" Pekik Juvia sedikit kaget.

"Kau benar, aku benar-benar menyesal karena telah memutuskannya waktu sekolah dulu." Bibir Felix gemetar dan menggigit bawah bibirnya dengan kuat.

"Tetapi aku tidak ada niatan untuk merebut (y/n) dari sahabat sekolahku dulu." Sambungnya, "Aku tidak ingin (y/n) bersedih karena aku."

Juvia hanya menyimak perkataan Felix tanpa memberikan saran apapun. "Aku sedikit kaget jika yang kau cintai adalah istri orang." Kata Juvia melirik Felix sambil mengayunkan kedua kakinya.

"Ya, aku memang laki-laki brengsek." Balas Felix membuang muka.

"Baiklah jika begitu, waktunya untuk berendam." Ucap Felix berpamitan.

"Y-ya, aku juga."

oOoOo

"Ini hangat sekali!..." Kata Noelle yang sedang berendam sambil menikmati air hangat.

"(y/n)-san, lehermu kenapa lebam begitu?" Tanya Juvia ingin tau.

"O-oh ini?, tadi aku tidak sengaja meregangkan otot kepalaku tetapi aku terlalu cepat memutarnya, h-hehehe..." Balas (y/n) sedikit tersentak.

"Tidak masuk akal." Gumam Juvia.

"Benarkah? tetapi kenapa aku curiga kepada Yuno?" Sahut Noelle.

"K-kenapa kau tiba-tiba membahas Yuno?!" Ucap (y/n), pipinya kini memerah padam.

"Kenapa mukamu memerah?"

"B-berisik!"

Juvia hanya diam dan berlarut menenggelamkan wajahnya kedalam air. "Aku benar-benar ingin menjadi seperti (y/n), agar bisa dicintai banyak orang..." Image Juvial sedikit berkhayal.

.
.
.
.
.

"Yuno, kenapa wajahmu dari tadi memerah?!" Tanya Asta yang sedang asik berendam di dalam air.

"H-ha?"

"Dan juga, kelihatannya kau sedang menahan sesuatu?" Sahut Felix yang ikut kebingungan. Tetapi Yuno hanya diam dan menutup matanya dengan alis mengerut.

"Apa jangan-jangan kau sedang menahan nafsumu kepada (y/n)?!..."
Goda Asta menyikut Yuno.

"A-apa maksudmu?..." Tanya Yuno malu.

"Bisa saja kau sedang ingin bersetubuh dengan (y/n), tetapi dia tidak bisa karena sedang hamil, hahaha!!!"

"Diamlah, dasar bodoh!" Ucap Yuno membuang muka sambil menutupi mulutnya menggunakan satu tangan.

"Hahahaha, kau sedang puber!"

"Berisik!"

Felix ikut tertawa kecil melihat tingkah konyol kedua temannya itu, padahal yang sebenarnya ia rasakan adalah kepedihan.
.
.
.
TBC

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang