15➶

535 70 34
                                    

"Ketika kau sudah keluar dari rumah sakit ini. Ayo kita langsung bertunangan." Ajak Juvia memeluk leher Yuno dari belakang.

Yuno hanya mengangguk sesekali tersenyum tipis kepada Juvia.

Pintu ruang UGD diketuk pelan oleh pria berambut cokelat kehitaman. Aroma parfum wisteria lembut menguar di udara lewat pelembab ruangan rumah sakit.

Langkah kaki terdengar mendekati Yuno dan Juvia yang asik mengobrol berdua. "Kau masih belum sembuh juga ya?"

Yuno menoleh sedikit mendongak keatas, "Kau yang waktu itu?" Tanyanya, "Aku tidak tau nama-mu."

Felix duduk di sofa tepat sebelah Kasur milik Yuno yang sedang dia tiduri, tanpa ada yang menawarinya untuk duduk.

"Namaku Felix Strauss, panggil saja sesukamu." Ucapnya,

"Aku tidak ingin basa-basi, aku datang kesini hanya untuk menanyakan sesuatu kepadamu..." Sambung Felix menatap Yuno dengan tajam. Yuno hanya terkesiap untuk mendengarkan.

"A-ada apa ini?" Tanya Juvia keringat dingin, Tetapi tidak di dengarkan oleh Felix, dan menganggapnya hanya angin lalu lalang.

"Jika suatu saat kau akan memiliki seorang anak berkelamin laki-laki, kau ingin menamainya dengan nama apa?" Situasi seketika hening.

Yuno mencoba untuk berfikir nama apa yang cocok ketika dia sudah memiliki bayi nanti.

"Gilbert." Katanya menoleh ke Felix, "Aku akan menamainya Gilbert..."

"Begitu, ya?"

oOoOo

"Sepertinya kau suka sekali melamun, ya?" Tanya Felix yang baru saja pulang lalu duduk di sebelah (y/n) yang sedang menonton televisi sambil melamun.

Dia tidak menjawab. Dan masih fokus menikmati lamunannya. Mengabaikan makhluk disampingnya yang masih berusaha membuat gadis itu berbicara atau sekedar berkomentar.

(y/n) terlihat berantakan. Kehilangan orang yang dia cintai memberi dampak mental yang besar. Kantong matanya tercetak jelas dibawah mata birunya.

Gadis itu memukuli kepalanya sendiri, disampingnya Felix menatap bingung dengan apa yang dilakukan istrinya ini.

"Apa yang kau lakukan?" Pekik Felix heran.

(y/n) hanya menggeleng dan masih asik dengan lamunannya. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis saat mengingat kenangannya dulu bersama dengan Yuno. Sudah beberapa hari ini perasaannya semakin hancur.

Tanpa di sadari orang yang berada disebelahnya berusaha untuk membaca suasana hati dan pikirannya. Meskipun ia menahannya, bulir-bulir bening tetap saja jatuh membasahi pipinya.

Tangan besar menarik lengannya. Membuatnya tersentak saat dada bidang menyambutnya. Usapan lembut di punggung membuatnya semakin ingin menangis lebih keras.

"Berhentilah menangis..."

Gadis itu masih terisak.

"Kau janji akan selalu di sampingku, kan?" Tangannya gemetar, (y/n) takut jika Felix akan meninggalkannya seperti Yuno.

Felix melepaskan pelukannya, beralih menatap wajah sang istri. Menatap kedua mata berwarna biru langit, terlihat cantik dan indah. Felix terpesona akan tatapan hangat dari iris matanya, meskipun ia sering melihat kedua mata indah itu, tetap saja dia masih terpesona olehnya.

Felix menangkup wajah sang istri, ibu jarinya mengusap air mata di pipinya.

"Apa kau pernah memikirkan perasaanku yang selalu berada di sampingmu?, berada di sampingmu sangat sulit!"

"M-Maafkan aku hiks..., j-jika aku tidak bisa menjadi istri yang baik."
(y/n) berusaha menurunkan kegugupannya yang melanda,
"A-aku... aku..."

Felix memeluk (y/n) lagi dan lagi. Mata birunya kembali mengeluarkan air mata, lagi-lagi dia tidak bisa menahannya.

"Aku berjanji akan membuatmu bahagia. Jika misiku sudah selesai, aku akan menjauhimu." Ucap Felix dengan lantang.

"Karena aku mencintaimu!"

Seketika otaknya seakan-akan berhenti bekerja. Ia berusaha untuk mencerna apa yang barusan ia dengar.

"Kau tidak salah dengar (y/n), dari dulu aku masih menyimpan rasa kepadamu..." Bisiknya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher (y/n).

(y/n) tertawa kecil dengan air matanya yang masih sedikit mengalir, memberanikan diri untuk membalas pelukan Felix. Memeluknya lebih erat lagi.

Ia sedikit tidak percaya ternyata masih ada laki-laki yang menyayanginya.

"Aku akan belajar untuk mencintaimu juga, seperti halnya dengan Yuno."
.
.
.
TBC

jujur, dari kemaren mager banget buat up. jadi ceritanya pendek banget kayak umur husbu kalian:(

btw Felix cakep banget gilaaakk!!
>////<💓💓

𝐃𝐢𝐬𝐠𝐮𝐬𝐭𝐢𝐧𝐠 (Yuno x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang