"Suka? " Tanyaku saat melihat dirinya yang tengah meneguk segelas coklat hangat buatan ibuku.Tangannya terangkat mengelap bibirnya yang basah. Ia menoleh ke arahku lantas menggangguk antusias.
"Umm! Tentu saja ini adalah favoritku! "
Aku terkekeh kecil melihat tingkahnya. Kini kami sedang berada dikamar, setelah berkeliling dan cuaca semakin mendingin, aku dan Kevia memutuskan untuk pulang. Dan senangnya hari ini ia juga akan menginap dirumahku.
Mataku melirik kearahnya yang tengah sibuk menyeruput coklat hangat. Aku menatapnya dari atas hingga bawah. Ia baru saja mengganti pakaian nya diganti dengan piyama biru bermotif bulan bintang. Rambutnya yang mulai memanjang, bibirnya yang manis semerah cherry juga wajahnya.
Tubuhku mendekat kearahnya kala ia menaruh kembali gelasnya.
"Kevia." Panggilku lembut. Ia menoleh menatapku seraya mengerutkan keningnya.
"Hmm? Ada apa? " Tanya nya dengan senyuman manisnya.
"Kemari! " Titahku seraya menepuk pahaku. Memberi isyarat agar ia menghampiri dan duduk di pangkuanku.
Kevia menurut atas perintahku. Dengan cepat ia duduk di pangkuanku, tangannya ia kalung kan di leherku. Wajahnya ia sembunyikan perpotongan leher milikku.
Aku kembali terkekeh. Tanganku terulur mendekapnya erat sesekali aku mengusap punggung nya lembut. Sesekali aku mengecup bibirnya. Uh manis sekali!
"Tidak merasa dingin, hm? " Tanyaku saat wajahku mendusel di lehernya.
Kurasakan ia sedang menggangguk mengiyakan atas pertanyaan ku.
Aku menautkan alis bingung. Lantas menjawab,
"Sungguh? " Ia menengadah memandangku.
"Umm! Aku tidak merasa dingin. Dengan Hannan memelukku seperti ini aku merasa sangat hangat! " Balasnya. Ternyata benar apa katanya, tubuhku pun ikut menghangat saat aku mengeratkan pelukanku tak hanya tubuhku tapi hatiku juga ikut menghangat
Kulirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul 22.30. Ini sudah malam aku harus menyuruhnya tidur, tidak baik jika tidur terlarut malam. Aku takut ia sakit karna begadang semalaman.
"Tidak ingin tidur? Ini sudah hampir tengah malam lho. " Ujarku seraya mendekatkan hidungku ke pucuk hidungnya.
"Aku ingin tidur bersama Hannan! " Aku tersenyum kecil.
"Baiklah, tapi sebelum itu kau harus menyikat gigi dan mencuci kaki terlebih dahulu. " Setelahnya kami pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan mencuci kaki.
Kemudian setelah selesai, aku dan Kevia pun kembali, tepatnya ke ranjang yang akan kami tiduri.
Aku lebih dulu berbaring diikuti oleh Kevia yang juga berbaring disampingku
Tanganku kembali mendekap erat tubuhnya. Sangat erat bahkan kaki ku menindih kakinya. Ia pun membalas nya dengan memeluk pinggangku seraya mendusel di dada bidangku.
Aku kembali terkekeh. "Mengapa aku memiliki kekasih yang sangat menggemaskan sekali seperti mu hummm? "
Ia tertawa. "Aku memang menggemaskan. "
"Hannan." Panggilnya, wajahku ku tundukkan agar menatap netra legam miliknya.
"Hmm? "
"Aku mengantuk. Peluk yang erat ya! Jangan lupa tepuk-tepuk bokong ku agar aku tertidur. " Titahnya. Benar-benar seperti anak kecil hahah!
Aku menurutinya. Aku memeluknya erat, tangan ku yang satunya lagi menepuk-nepuk bokongnya. Sesekali kuremas bokong nya yang membuat dirinya meringis lalu memukul bahuku. Hehe sesekali jahil tidak apa kan? Lagipun bokongnya berisi sekali. Aku jadi ingin memegangnya terus!
Aku mengusap lembut surai hitam panjang miliknya. Ku kecup seluruh wajahnya.
Kukendurkan perlahan pelukanku. Kulihat Kevia yang mulai terpejam perlahan. Pertanda ia mulai tertidur.
Kuusap sekali lagi wajah manisnya dan ku kecup pucuk hidungnya. Kembali memeluknya erat. Tersenyum tipis saat melihat wajahnya yang tenang saat tertidur.
Mendekatkan wajahku ke arah telinga nya. Lantas berbisik,
"Selamat malam kucing manis, aku mencintaimu. "
Setelahnya aku pun ikut menyusulnya ke alam mimpi.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Genkaku
Teen FictionDarimu aku belajar, bahwa kamu adalah halu yang berujung haru. ____ 幻覚 [Genkaku] ; Halusinasi dalam bahasa jepang. ©2022, naotokunn