4

1 0 0
                                    

Di Sekolah

Kini Nata sedang mempersiapkan alat-alat musik untuk lomba dan Daksa sedang melatih keahlian berpiano nya.

Perlombaan akhirnya dimulai , satu persatu peserta telah menampilkan pertunjukan hingga sampailah pada giliran Nata dan Daksa.

Nata tak melihat keberadaan ayahnya, ia melihat ke kiri dan ke kanan ternyata nihil ayahnya tak ada, kedua anak ini akhirnya naik ke atas panggung, Nata duduk  sambil memegang gitarnya.

"untuk teman-teman yang lelah akan keadaan dan masalah, mungkin lagu ini bisa mewakili kalian. Jangan pernah menyerah ya" Daksa melihat Nata. Ia mulai memainkan piano itu dan Nata pun  mulai memetik gitar miliknya.

“Ketika kau lelah..
Berhentilah dulu..
Beri ruang, beri waktu
Mereka bilang, "Syukurilah saja"
Padahal rela tak semudah kata
Tak perlu khawatir, ku hanya terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah s'kali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri”

Nata membuka mata, ia melihat ayah nya sedang melihat ke arah dirinya. Raut wajah ayah Nata seakan-akan bertanya ‘apa kau baik baik saja nak?’ akan tetapi Nata hanya tersenyum dan melanjutkan nyanyiannya.

"Kita hanyalah manusia yang terluka
Terbiasa 'tuk pura-pura tertawa
Namun bolehkah sekali saja ku menangis?
Ku tak ingin lagi membohongi diri
Ku ingin belajar menerima diri” Runtuh by Feby Putri

Nyanyian itu selesai,  Nata dan Daksa  menyelesaikan nyanyiannya. Sorak serta tepuk tangan mengelilingi aula SMA HARAPAN. Nata melihat ayahnya yang tersenyum bangga padanya. Ia berhasil!!! Nata senang, Nata bangga pada dirinya. Kedua anak ini akhirnya turun dari panggung.

Satu per satu peserta telah menampilkan pertunjukan hingga sampai pada peserta terakhir. Waktunya para juri untuk menghitung score para peserta perlombaan seni ini, terlihat Nata memegang kuat tangan ayahnya

“kamu pasti menang Nata, percaya pada ayah” Nata dan Daksa semakin yakin bahwa mereka akan menang.

“baiklah para peserta. Waktunya saya mengumumkan juara lomba pada hari ini. Untuk juara ketiga jatuh kepada Leo dari kelas 11 IPS 2, untuk juara kedua jatuh kepada Anggita dari kelas 10 Mipa 3 dan untuk juara pertama…”

Daksa yakin bahwa mereka akan menang

“juara pertama jatuh kepada Nata dan Daksa dari kelas 12 Mipa 1 dan 12 Mipa 3. selamat kepada para pemenang” Nata senang ia sampai meloncat-loncat memeluk Daksa

“Daksa kita berhasil, kita berhasil” yang di ajak bicarapun tertawa senang sambil menepuk bahu Nata. Nata melihat ke arah ayahnya, terlintas tatapan sedih dari Hendra--ayah Nata

“nak ayah minta maaf karena selama ini bodo amat dengan kelebihanmu, ayah juga minta maaf karena tidak menganggapmu di keluarga ini” Nata diam sambil memeluk ayahnya

“tak masalah ayah”

Acara perlombaan telah selesai kini Daksa, Nata serta ayah Nata berada di depan sekolah

"Nata aku mau membeli minum kamu mau ikut?" Nata teringat ia juga ingin membeli permen untuk adiknya

"aku ikut Saa aku izin dulu sama ayah" Nata pergi menemui ayahnya

"ayah aku ke toko dulu ya" ayah Nata pun mengangguk mengiyakan.

Nata dan Daksa pun pergi ke toko yang sedikit jauh dari arah sekolah dan mereka pergi dengan jalan kaki, Daksa berada di depan Nata. Saat ingin menyebrang Daksa tak sadar kalau ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi datang melintas. Tanpa pikir panjang Nata berlari mendorong Daksa

"Daksa awas"

Tbc

Halooo gimana untuk chapter 4?

kembali pulang [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang