6

1 0 0
                                    

Di Tempat lain

Terlihat Nata berada di tempat yang sangat sepi dan terang. Ia berteriak meminta tolong akan tetapi tak ada yang mendengar teriakannya, Dia takut, Dia tak tahu Dia ada di mana.

Tiba-tiba muncul seorang perempuan dengan hijab dan paras cantiknya. Dia Adisti, ibunda dari Nata. Nata terkejut, kenapa ada ibundanya di sini. Dia sangat merindukan wanita itu.

"bunda, apa yang bunda lakukan di sini, bunda aku merindukanmu,aku minta maaf tidak menjadi anak yang baik, bunda ayo kembali. Ayah,Lifa, dan bang Leon pasti merindukanmu juga" Nata memeluk bundanya, tak ada balasan dari sang bunda, dia masih mengelus surai anaknya itu

"nak apa kamu mau ikut? Sudah waktunya" Nata bingung atas ucapan ibundanya

"apa maksudmu bunda? Aku tak mengerti. Aku ingin ikut tapi bahagia ku baru saja dimulai bunda. Ayah kembali menyayangiku"Adisti kembali berkata

"putuskan keinginanmu nak, bunda menunggumu" Nata kini sadar maksud dari ibundanya, dia harus menentukan keputusan itu. ia ingin hidup, akan tetapi ia juga lelah. Ia takut kebahagiaan yang baru datang kembali pergi. Dengan penuh pertimbangan ia berkata

"bismillah, Nata akan ikut bunda" ucap Nata. Tiba-tiba ruangan yang terang itu menjadi gelap dan Adisti menghilang. Nata merasa tubuhnya seperti dihempaskan, sakit luar biasa.

Daksa masih setia menunggu Nata sadar dari tidur lelap nya.  Dia tak lagi menangis, selang beberapa waktu terlihat Nata membuka matanya. Sakit yang luar biasa ia rasakan, Daksa yang melihat itu pun langsung berteriak memanggil Dokter dan ayah Nata. Saat diperiksa Nata seakan enggan disentuh oleh Dokter, ia menarik ujung jas Dokter itu dan membisikan sesuatu lalu sang Dokter pun berhenti memeriksa Nata.

Ayah Nata pun tak habis pikir pada Dokter itu, mengapa ia berhenti menangani anaknya. Dia bertanya kepada Dokter apa yang sebenarnya terjadi lalu sang Dokter berkata bahwa ada yang ingin Nata sampaikan pada Hendra dan Daksa. Hendra pun segera mendekati anaknya.

"apakah ada yang sakit? Ayah mohon jangan tinggalkan ayah, biarkan ayah memiliki waktu yang banyak dengan mu nak" Hendra dia menangis, dia merasa sangat bersalah, merasa tidak menjadi ayah yang baik

"ayah. Nata minta maaf. Nata tidak bisa membanggakan ayah. Nata ingin dipeluk oleh ayah, Nata ingin ayah menyayangi Nata selamanya. Nata akan kembali pulang dan ayah tidak boleh ikut. Di sana ada bunda, dia masih cantik seperti biasanya, dia seperti bidadari. Ayah juga jangan menangis diam-diam lagi ya, kamu orang tua yang baik ayah"

Pulang? Anaknya tak akan pulang ke mana-mana, anaknya hanya boleh pulang ke rumahnya. Rumah Hendra. Hendra menggelengkan kepalanya tanda tak setuju

"kamu tidak boleh pergi jagoan, kamu akan tetap disini" tak ada balasan dari Nata, dia hanya diam. Lalu dia menatap kearah Daksa. Daksa pun dengan cepat mendekati Nata, ia tak ingin kehilangan lagi. Nata sudah seperti adiknya, dia tak ingin orang yang disayanginya terus pergi.

"Daksa. Mungkin lain kali saja ya kita makan bakso mang Udinnya. Aku minta maaf tidak bisa menjadi sahabat yang baik, cepatlah cari teman perempuan. Aku lelah dituduh penyuka sesama jenis terus menerus gara-gara kamu hahaha, lalu jangan terlalu sering mengerjakan PR di sekolah nanti ketahuan ibu Tika baru tahu rasa. Ambil saja baju SMA ku untukmu. Jangan lupakan aku sebagai sahabat mu ya, aku ingin dikirimkan foto langit saat kamu menjengukku nanti" Daksa hanya terus menangis ia tak mau sahabatnya ini pergi meninggalkannya, ia memeluk Nata tak mengizinkannya pergi.

"oh iya Saa, nanti aku akan bertemu ayahmu, kami akan bernyanyi bersama, jangan iri ya. Akan aku adukan pada ayahmu jika anaknya ini sering tidak mengerjakan PR di sekolah" Daksa pun hanya menggeleng

"jangan katakan itu Taa, jangan adukan pada ayahku, dan kamu juga jangan pergi. Tetaplah disini" Nata diam sejenak sambil menahan tangis serta rasa sakit. Dia memanggil ayahnya.

"ayah.. bimbing Nata mengucapkan dua kalimat syahadat" Hendra menggeleng, dia tak mau, dia belum mengizinkan anaknya pergi secepat ini

"ayolah ayah, ibunda telah menungguku"  dengan berat hati Hendra menuntun Nata

"ikuti ayah Nata. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu" Nata pun mengangguk dan mengikuti ayahnya

"asyhadu an laa ilaaha illallaahu" Hendra berhenti sejenak ia tak kuat melanjutkan ucapannya

"wa asyhadu anna muhammadar rasulullah"  lepas sudah tangis Hendra. Dengan cepat Nata melanjutkan ucapan ayahnya

"wa asyhadu anna muhammadar rasulullah"  tiba-tiba rasa sakit itu semakin kuat, Nata tak kuat lagi menahannya

"Allahu Akbar"

ucap Nata pelan. Sedikit demi sedikit rasa sakit itu menghilang dengan diikutinya mata Nata yang sedikit demi sedikit pula tertutup. Dia... Yugi Dean Annata telah pulang dengan senyumannya.

Tak ada yang abadi didunia ini, kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Jangan salahkan Sang Pencipta jika seseorang pergi meninggalkan kita. Lihatlah diri kita sendiri, apakah kita telah memberikan kebahagiaan pada orang itu? Berapa lama waktu yang kita habiskan untuk nya? Jangan berharap kebahagiaan akan hadir selamanya, bahagia itu hanya datang sementara. Jangan salahkan pula seseorang atas semua kesalahan yang terjadi. Dunia itu tipuan, semesta itu takdir, dan langit itu jawaban.

Salam peluk dari mas Nata si pengagum langit💜


TAMAT

Halo temen temen gimana?kurang ngefeel kan? Iya tau kok. Makasi udah baca cerita ku. Bye bye lopyu jaga kesehatan ya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kembali pulang [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang