One

590 54 7
                                    

Awalnya Jaemin heran mengapa Jeno, orang yang notabenenya tidak dekat dengannya, tiba-tiba mengajaknya jalan. Setahu Jaemin, Jeno itu sedang mendekati Renjun, sahabat Jaemin sendiri.

Kejadian Jeno yang mengajak Jaemin ini tidak hanya terjadi sekali, sudah berkali-kali dan ia tahu, jika mengiyakan ajakan Jeno, maka siap-siap saja, hatinya akan berdenyut nyeri.

• • •

Akhirnya, setelah keputusannya mengiyakan ajakan Jeno, maka di sinilah ia berada, menemani Jeno yang sedang berolahraga di gym.

Ia melihat Jeno yang sedang mengangkat dua barbel di tangan kiri maupun kanan. Terlihat sangat mudah padahal saat Jaemin mencobanya, ia sudah capek duluan.

"Jeno, mengapa mengajakku ke sini?"

Jeno menoleh ketika seseorang yang ia ajak semalam menanyainya.

Jeno mengendikkan bahu, "Iseng saja, kau tidak suka bersamaku di sini?"

Bukannya tidak suka, tapi hey, siapa yang tau kalau Jeno mengajaknya ke sini? Apalagi Jaemin telah dandan seperti orang pada umumnya yang ingin berjalan-jalan. Saat ini ia memakai jeans hitam juga kemeja putih dengan kancing paling atasnya yang tidak ia kancingkan, menampakkan kalung berwarna silver yang ia kenakan di lehernya.

Jeno? Ia hanya memakai kaus juga celana training. Sialan!

"Kenapa kau tidak memberi tahu padaku kalau kau ingin berolahraga? Aku kira jalan-jalan biasa saja!" protes Jaemin.

"Habis ini kita jalan-jalan." tenang Jeno.

Pertanyaan yang sedari berputar di dalam kepala Jaemin pun ia utarakan pada Jeno. "Mengapa tidak mengajak Renjun saja? Bukannya kau sedang pdkt dengannya?"

"Ia tidak mau, jadi aku mengajakmu saja. Kau kan teman Renjun, jadi aku juga bisa menanyakan apa saja yang dia suka padamu."

Bangsat!

• • •

Setelah berada di gym sekitar 2 jam, kini Jaemin dan Jeno sedang berada di sebuah café. Jeno sengaja mengajak Jaemin kemari untuk menanyakan apa saja yang disukai Renjun, karena ia sering melihat, Renjun, Jaemin, maupun Haechan sering ke café ini.

"Jadi, apa yang disukai oleh Renjun?" tanyanya to the point.

Jaemin mendelik sinis, "Kenapa tidak kau tanyakan saja langsung padanya? Kau kira aku ibunya Renjun?"

"Apa salahnya memberitahuku?"

"Mmm, mungkin Cappuccino? Kalau makanan biasanya sih Croffle, aku sering melihat dia pesan itu." jawabnya dengan jujur.

Jeno mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka. "Kau ingin apa?"

Jaemin menoleh padanya, "Pasta, Sandwich, Smoothies Mangga sama Kentang Goreng! Anggep saja imbalan karena aku memberitahumu makanan kesukaan Renjun. Oh dan Milk Tea!"

Jeno menghela napas kasar, memang salah ia mengajak Jaemin, seharusnya ia mengajak Haechan saja, eh tapi sama saja tidak sih? Mereka berdua kan sama-sama doyan makan. Ah sudahlah.

Jeno menyebutkan pesanannya kemudian pelayan pun berlalu dari sana.

"Jaemin, kau sudah memiliki pacar?" tanyanya random.

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang