Two

420 38 9
                                    

Karena terkejut, Jaemin berusaha bangkit dari atas Jeno, tetapi lelaki yang berada di bawah Jaemin malah kembali menarik bahu Jaemin lalu menyesap bibir lawannya.

Tangan Jeno beralih memegang rahang Jaemin, ia terus menyesap bibir itu hingga menggigiti pelan belah bibir atas Jaemin.

"Mmmh.... Mmmpphh!"

Jaemin mendorong bahu Jeno agar ciuman mereka terlepas. Ia mengambil napas dengan terburu-buru karena mereka berciuman hampir lima menit.

"Jaemin... Bibirmu manis."

Si lelaki manis itu pun terkejut mendengar Jeno berkata demikian.

Mereka saling bertatapan hingga si dominan mengeluarkan suaranya,

"Ciuman lagi yuk."

Anjir!

• • •

Sedangkan Haechan maupun Renjun berniat mencari Jaemin. Katanya ke toilet tapi kok lama banget? Sampai bel istirahat berbunyi, Jaemin tidak menunjukkan batang hidungnya sama sekali. Ditambah pula dengan Jeno yang tiba-tiba menghilang. Untung saja tugas kelompok tadi bisa dikerjakan di rumah karena dealine-nya minggu depan.

Mereka memutuskan untuk mencari Jaemin di toilet lantai tiga karena menurut mereka itu toilet paling dekat dari kelas mereka.

Hingga mereka tiba di depan pintu. Mereka mendengar suara-suara aneh berasal dari dalam toilet. Untung saja toilet ini sepi.

Haechan memberi kode pada Renjun untuk menutup mulutnya, Renjun memberi kode 'okay' pada Haechan. Dengan perlahan mereka mendekati sumber suara. Mereka berusaha agar tapak kaki mereka tidak bersuara.

Ternyata asal suara itu berasal dari bilik paling ujung di dalam toilet. Mereka semakin mendekati bilik itu, lalu mendengarkan sayup suara desahan.

"Mmhh... Jenh... Nohhh... Udah cumhhh kup-hah!"

"Anjing, ada yang berbuat maksiat cuk." ucap gerak mulut Haechan tanpa suara.

"Tapi kok suaranya mirip Jaemin, ya?" Renjun menimpali.

Lah iya, Haechan baru sadar.

• • •

Kini posisi Jaemin sedang menungging di atas closet dengan badan yang terhentak dari belakang oleh Jeno.

Penis Jeno tidak berhenti keluar masuk di lubang Jaemin, sedangkan Jaemin sudah menangis karena rasa sakit dan nikmatnya yang secara bersamaan.

Mulut Jaemin ternganga merasakan penis Jeno dengan kuat menghentak di dalam sana dan tepat menusuk di prostat-nya.

"Ngghhh... -nyah! Jenn-ahh!"

"Kenapa, Jaemin?" tanya Jeno yang masih menunggu pelepasannya. Ia semakin menghentak Jaemin hingga lelaki manis itu tidak mampu menahan berat badannya, memilih mengalungkan tangannya di leher Jeno, lalu kembali mendesah.

"U-udahhhh... Ngghhh... Ca-cape-ngaahh! Jenohh..!"

Jeno pun mengubah posisi mereka, yang awalnya Jaemin mengangkang di atas closet, kini ia yang duduk di atas closet dengan Jaemin yang ia pangku.

Kini Jaemin semakin merengek karena milik Jeno semakin menekan titik manisnya.

"J-jenohh..."

CRAZY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang