Maddeline Amora Salvadie, siapa yang menyangka. Si pemilik nama yang sedang koma, jiwanya malah berakhir ditubuh seorang gadis remaja berumur 17 tahun.
Ini kesialan sekaligus keberuntungan, tanpa menunggu bangun terlebih dahulu, Maddeline atau bisa kita panggil Mad untuk menyelidiki tentang kecelakaan yang menimpanya.
Rasanya sangat janggal saat Area yang terkenal dijaga ketat seperti itu, bisa-bisa ada truk disana. Mad yakin, pasti ada seseorang dibalik kejadian ini. Pasti ada seseorang yang berniat mencelakai nya, selamat karena dia berhasil dan lihat. Mad terbaring disini dengan tubuh berbeda.
Ceklek
Suara pintu terbuka, mengalihkan Mad dari pemikiran nya tadi.
(Kita ganti panggilan Mad jadi Eliza ya! Entar Mad dapet panggung juga kok)
"ELIZAAA." Entah siapa yang memulai duluan, tiba-tiba suara pekikan senang terdengar kencang dikamar VVIP ini.
"Gak usah teriak, gue masih bisa kuping." Ucap Eliza memperingati.
Salah satu gadis yang bernama Nesya itu meringis, sedangkan satu lagi yang bernama Jesika langsung menjitak pelan kepala Nesya karena gemas dan sebal.
"Ya maap, soalnya kita seneng banget! Akhirnya Lo sadar." Jesika memberi alasan yang langsung diangguki Eliza.
Menatap sebentar kearah Eliza, Jesika beranjak duduk disamping brankar yang sudah disediakan kursi.
"Lis, gue mau ngasih saran. Lo terima apa enggak terserah, tapi karena gue gak mau ngeliat sahabat gue gamon mending gue kasih tau sekalian." Ucapan tiba-tiba dari Jesika membuat Eliza yang duduk diatas brankar mengeryit.
"Maksudnya?" Tanya Eliza blank, dia tidak tau mereka membahas apa.
"Itu Deo sama Tania." Celetuk Nesya yang sedang memainkan ponsel, tangannya naik-turun seperti sedang meng-scrool sesuatu yang penting karena sesekali dahi gadis itu mengeryit.
Seketika Eliza paham, dia mengangguk-anggukan kepalanya dua kali tanpa menunjukan reaksi lebih. Jesika yang melihat itu langsung mengeryit.
"Lo gak sad ending gitu?" Tanya Jesika heran, pasalnya jika menyangkut Deo. Maka Eliza bisa menjadi orang yang lebay mengalahkan Jamet khudasaiii."Ngapain? Buang-buang waktu." Jawab Eliza acuh. Seketika Nesya tersedak air liurnya sendiri sedangkan Jesika bertepuk tangan heboh.
"Good gue suka Lo yang ini!" Jujur Jesika. Sedangkan Nesya sudah berada disamping nakas, dia meraih air mineral yang sisa setengah botol dan langsung meneguknya tanpa meminta izin.
"Serius Lis lo ngomong kayak gitu? Entar pas udah diceritain malah nanges, kan anjing." Cibir Nesya diakhir kalimatnya. Eliza mengendikkan bahunya acuh.
"Oke kalo gitu." Final Jesika.
Dia segera menceritakan tentang berita yang menyebar beberapa hari lalu disekolah mereka, mereka mengatakan bahwa empat hari yang lalu, Dio dan Tania baru saja bertunangan. Itu tepat di saat Eliza dinyatakan koma.
"Kan Anying! Bestai ku masih terbaring disini, mereka malah enak-enak gelar acara. Pake ortu Lo Dateng lagi Lis, kalo gue jadi Lo ya. Gue bakal kesana dan obrak-abrik semuanya, biar aja acaranya Gatot!" Ditengah-tengah emosinya tiba-tiba saja Eliza berceletuk.
"Gatot?" Tanya Eliza yang jauh dari pembahasan.
Dengan gemasnya Nesya menjawab dengan lembut, namun tatapannya seakan siap menerkam mangsanya begitu saja.
"Gagal total sayangku." Ucap Nesya lembut menahan emosi.Yang dijawab 'Oh' oleh Eliza.
"Kalau gue jadi Eliza, gue bakal main cantik." Seketika tonyoran dari arah samping membuat kepalanya kena mental kesamping.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Girl
FantasyFollow dulu biar ga gamon. Slow Up Series (Balas Dendam Akan Dimulai Dari Sini) Sinopsis: Ketika si bodoh berubah menjadi jenius. Ketika yang mengejar berubah menjadi yang dikejar. Ketika yang paling banyak disakiti membalas dendam. Ketika semua...