d

8 3 0
                                    

~~~
23.49

Ryu berjalan kembali ke penginapan.
“ayah mau balik ke penginapan?”

“dari tadi ayah telepon hana tapi gak diangkat dan setelah makan malam ayah ngak lihat hana, apa kau lihat dia?”

“tadi dia main sama pengunjung lain, masih belum pulang juga?”

“iya, apa jangan-jangan terjadi sesuatu?”

“gak akan ada apa-apa kok, aku akan bantu cari”



Tak jauh mereka berjalan,

“KYAAAA!!!!!!”

'suara ibu'

“HANA”

“ADA APA BU?” ayah dan ryu berlari kea rah ibu.

“KAU KENAPA HANA?” ibu berteriak histeris.

“ITU…” ryu menatap hana tak sanggup meneruskan ucapannya melihat salah seorang pengunjung terbaring dengan hana yang mengais-ngais perut nya.

“APA MAKSUD DARI SEMUA INI HANA!” ayah menghampiri hana dan menarik tangannya.
Tatapan hana kosong, penuh darah diseluruh mulutnya.

“sebaiknya kita panggil pemandu wisata, kondisi pengunjung parah!” ryu segera menelpon pemandu dan polisi.

“iya, sebenarnya apa yang terjadi?” ayah masih menggenggam tangan hana.

Hana tersenyum, senyum yang lebih mengerikan dari yang tadi ryu lihat dan langsung mengamuk sehingga ayah yang memegang nya pun terjatuh.

“AAARGHH”

Entah kenapa seperti menyerang mangsa, hana menggigit kaki ayah.

“AYAH” ibu berteriak histeris.

“HANA! KAU SUDAH GILA, LEPASKAN KAKI AYAHMU!” ryu mendorong tubuh hana, mencoba memberi jarak antara hana dan ayah.

“CEPAT HENTIKAN” ryu yang memegang hana, tapi hana mengamuk dengan menggigit tangan ryu.

“RYU!! AYAH PINGSAN” ibu memeriksa keadaan ayah.

“IBU AKAN CARI BANTUAN! KALIAN TUNGGU DISINI”

Dalam sekejap bantuan yang datang malah diserang hana.

“ibu, cepat lari’

“ayah, hana” ibu terisak tak sanggup melihat suami dan putrinya.

“dia bukan hana, kita harus pergi supaya selamat” ryu segera berlari mencari tempat bersembunyi.
'sebenarnya apa yang terjadi?, apa ini seperti lukisan dimuseum?'

'apa itu benar-benar ada?'

'walaupun sudah lapor polisi daritadi tapi polisi belum juga datang, sial aku dan ibu harus kemana?'

'jika ada cara untuk menghentikannya, pasti ada di museum'

'yang penting kami sembunyi dulu'

holiday tragedy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang