5° Sensasi Bad Mood

4 2 0
                                    

Pertemuan Himpunan mengantarkan Vajer ke gedung ini lagi. Ia harus memenuhi suatu undangan dari Himpunan yang ada di fakultas itu.

Perdikatnya sebagai wakil ketua di Himpunan jurusannya mewajibkan Vajer untuk hadir karena sang ketua berhalangan hadir.

Setidaknya ia menyetor wajahnya kesana. Walaupun hanya sebentar saja.

Brukkk

Karena ia tergesa-gesa untuk kembali ke ruangan perkuliahan membuatnya bertabrakan dengan seseorang. Rasa bersalahnya muncul ketika orang itu mengamati ponselnya yang bernasib malang dilantai.

Sempat beberapa kali Vajer mendengar gumaman. Namun tidak terlalu jelas. Orang itu berjongkok memungut ponselnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

Vajer mendekat kearah orang itu. Karena ulahnya juga orang tersebut mendumel begini.

"Sorry. Nggak rusakkan?" tanya Vajer memastikan.

Orang tersebut mendongak kearahnya lalu bersuara kecil, "Eh."

Secara tiba-tiba ia menundukkan wajahnya kearah bawah. Mungkin saja masih mengecek kondisi ponselnya itu.
Orang itu berdiri seketika dengan senyum yang tanggung dan ia pun berucap, "Oh nggak apa-apa. Ok nggak rusak kok, gue pergi dulu"

Vajer pun belum sempat berkata lagi. Orang itu sudah pergi begitu saja. Menerobos kerumunan orang yang berlalu lalang disepanjang koridor.

Kata maafnya saja belum terealisasikan dengan sempurna. Bagaimana nasib ponsel orang itu? Apakah masih dalam kondisi baik? Toh gegara dia juga ponsel itu terjatuh menyapa lantai.

"Hoi.. !!" teriak seseorang pada Vajer.

"Kenapa?" tanya orang tersebut yang nyatanya teman cewek Vajer. Orang itu terus memandangi arah pandangan Vajer sebelumnya.

"Kenapa?" ulangnya.

"Nggak ada. Cuma tadi ada insiden sedikit"

"Insiden?"

"Ya"

"Insiden apaan?"

"Adalah pokoknya. Lo udah seselai kuliahnya?"

Teman Vajer itu menggeleng, "belum, Nanti sore masih ada. Tapi sekarang gue kosong. Makan yuk!" ajaknya.

"Gue ada kuliah. Ini buru-buru ke kelas"

"Buru-buru tapi malah diam nyantol disini"

Vajer melirik jamnya, "udah ya. Gue duluan. Bye!"

Temannya itu terpaksa mengangguk.  "ya bye," jawabnya sambil melambai-lambaikan tangan kearah perginya Vajer.

***

Cuaca kali ini agak sedikit cerah. Lihat saja cahaya matahari sudah menantang semua penghuni bumi. Juwi saja sudah beberapa kali mengibaskan rambutnya. Merasa gerah karena panasnya terik matahari. Dengan cepat ia menuju gedung untuk bersembunyi cepat dari sang mentari. Ia pun duduk diantara kursi yang tersedia di koridor-koridor kampus. Juwi beberapa kali mengipaskan buku paket tebalnya kearah muka. Setelah agak merasa mendingan ia pun mengambil ikat rambut di dalam tas dan kemudian mengucir rambutnya. Berharap dengan begini rasa ademnya akan bertahan lama.

"Eh Wi!" ucap seseorang pada Juwi tentunya. Kemudian orang tersebut ikut bergabung dengan Juwi dibangku panjang yang tersedia.

"Ii iya bang" jawab Juwi. Ia bingung harus menanggapi kedatangan orang tersebut yang secara tiba-tiba.

"Kuliah jam berapa. Kok masih diluar?" tanya orang tersebut pada Juwi.

"Oh nggak bang. Nanti jam 1"

"Trus ngapain jam segini ke kampus?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku, with You (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang