Mata Juwi melirik kearah sampingnya. Ia penasaran siapa geranga yang menghempaskan diri begitu saja di kursi samping ia duduk. Bahkan cukup keras, hingga kursi berderit meronta-ronta meminta pertolongan.
"Hai Wi!" sapa orang tersebut pada Juwi yang hanya dibalas Juwi dengan senyuman kilatnya. Kemudian Juwi asyik kembali dengan retunitasnya sebelum kedatangan seseorang tersebut.
"Tadi pagi masuk kuliah nggak Wi?" tanya orang tersebut pada Juwi.
"Lo kenapa nggak masuk tadi pagi? Telat lagi?" Juwi malah bertanya balik.
Orang tersebut hanya tertawa. Tanpa perlu jawaban dari Juwi. Ia sudah mengetahui kalau Juwi masuk tadi pagi.
"Kenapa Mas?" Juwi masih bertanya. Kemudian dengan cepat berkata lagi,"geli mulut gue sebut nama lo."
"Loh kenapa harus geli? Siapa tau gue bisa jadi mas lo." Juwi menatap orang tersebut dengan tatapan biasa. Sudah tak heran lagi Juwi dengan aksi teman laki-lakinya yang satu itu.
"Eh jangan Masta. Saudara gue yang paling gede laki semua," setelah itu Juwi malah tersenyum lagi.
Orang yang disebut Masta tersebut terkejut. Masta pun dengan jelas menampakkan ekspresi jijiknya.
"Iya kali. Emang gue homo!"
"Yaa siapa tau kan? Hihi"
"Gue nggak jeruk makan jeruk kali"
"Haha.. ya lo sih"
Mega pun mendekat kearah Juwi dan Masta, kemudian mendudukkan diri juga disalah satu kursi kosong yang tersedia.
"Lo kenapa sih Mas? gencer banget sama Juwi. Sama Juwi jangan kode-kodean!" ucap Mega kepada Masta. Juwi hanya melirik tajam kearah Mega.
"Ya elah. Main kode-kodean. Blak-blakan aja nggak pernah berhasil. Main kode pula," kata Masta sambil melirik kearah Juwi. Sambil menaik turunkan kedua alisnya menggoda Juwi.
"Emang sih. Sabar ya Mas" Mega memasang wajah sok iba kepada Masta. Ia pun menepuk-nepuk punggung Masta meratapi nasib malangnya.
Juwi melirik malas sambil berucap sewot "Apaan sih kalian?"
"Shein nggak masuk kuliah ya Wi?" tanya Mega yang hanya diangguki oleh Juwi. Bentuk pelarian biar tidak diterkam amukan singa betina.
"Kenapa?"
"Bundanya nyuruh pulang"
"Oh gitu"
"Ya"
"Kapan balik kesini lagi?"
"Besok pagi, atau nggak nanti sore"
"Ohh gitu," lagi-lagi hanya itu yang bisa diucapkan Mega. Masta yang sejak tadi hanya memandang Juwi tanpa jengah.
"Lo kenapa sih Mas? Gue colok tu mata lo nanti," ucap Juwi yang risih diperhatikan Masta seperti itu. Sambil menoel kepala Masta beberapa kali.
Memperlakukan Masta seperti itu sudah menjadi kebiasaan Juwi. Bahkan saking biasanya, Masta tidak mempermasalahkannya sama sekali.
"Jangan galak-galak gitu dong Wi! Lo tambah cantik kalau marah," Juwi malah jijik sendiri melihat Masta. Temannya itu memang keterlaluan memperburuk moodnya.
"Si pet datang. Lo minggir dong Mas gue pengen duduk disini!" Ave tiba-tiba muncul dengan nafas tersengal. Sepertinya ia berlari-lari hebat dari luar hingga menuju kelas.
"Itu ada kosong!" tunjuk Masta dengan bibirnya kearah depan. Dideratan depan memang ada kursi kosong.
"Ogah di depan. Lo mah sama cewek nggak mau ngalah. Itu makanya Juwi nggak suka sama lo" ucap Ave yang spontan menegakkan telinga Masta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, with You (On Going)
RomanceKenapa dia? Itu lah pertanyaan yang tidak pernah bisa dijawab secara gamblang oleh Juwi. Hatinya setia membudak rasa pada laki-laki itu. Bahkan cinta Juan dan gombalan maut Masta tidak mampu mengalihkan hatinya. Juwi merasa tidak peduli dengan diri...