Tidak ada yang kembali membuang napas untuk hitungan detik, seolah mereka berdua adalah poros semesta dengan bumi yang mengitarinya. Terlihat tidak ada rasa canggung jika dilihat dari cara Xiao Zhan bersikap, tetapi jelas sesuatu yang lain sedang terjadi dengan seseorang yang sedang berdiri di depannya saat ini.Xiao Zhan semakin menegakkan badan sebelum menjawab panggilan yang ditujukan untuknya, tidak ada senyum ramah dan hangat seperti hari-hari biasanya. Seseorang yang tengah berdiri dengan membawa tas di bahu kirinya, itu hanya mampu meremas kuat pergelangan tangannya.
"Zhan." Untuk kali kedua, nama Xiao Zhan keluar dari bibirnya yang tipis.
Tanpa menunggu panggilan ketiga kali, maka Xiao Zhan menjawab dengan enteng, "ya?"
Seseorang itu tampak maju selangkah, tetapi langkahnya hanya sedikit, katakanlah seperti hanya berpindah tempat 1cm.
"Aku hanya meminta waktumu sebentar, sangat sebentar. Jika kau berkenan aku hanya mi---"
Xiao Zhan melihat benda melingkar di tangan kirinya. "Bisa, tapi tidak kurang dari lima menit."
Seseorang itu hanya mampu mengangguk samar, tidak ada bantahan atau tawar menawar sama sekali. Wajah Xiao Zhan lamat-lamat ditatapnya, dalam dan semakin dalam sebelum akhirnya memberanikan diri berbicara setelah mengumpulkan banyak minggu untuk bertemu Xiao Zhan.
"Baiklah, pertama maaf karena aku sudah lancang meminta nomor apartemenmu pada Ibu."
Hening, masih tidak ada jawaban. Xiao Zhan dengan telaten menunggu kalimat kedua dari si pembicara.
"Kedua, aku tahu kau sudah membenciku. Kau pantas melakukannya, tidak, kau bahkan jauh sangat pantas untuk melakukannya."
Masih tidak ada jawaban dari pihak pendengar, membuat si pembicara semakin bergetar untuk kembali melanjutkan kalimat ketiga atau tidak. Waktu jelas berjalan, tidak peduli siapa menunggu siapa, siapa menunggu apa. Merasa si pembicara sudah sampai ke inti, maka Xiao Zhan dengan etika yang dia junjung tinggi merasa perlu untuk menjawabnya, "kalau begitu tidak ada masalah."
Si pembicara mengerutkan dahi, tampak bingung dengan sikap Xiao Zhan. "Kau, tidak marah?"
Xiao Zhan mencebikkan bibir sambil geleng-geleng kepala. "Untuk?"
Sedikit terkejut, seseorang itu merengut, tetapi ada satu kelegaan dari wajahnya. "Secepat inikah?"
Kali ini Xiao Zhan yang dibuatnya terkejut, kedua pipinya otomatis langsung mengembang seperti donat yang baru saja diberi fermipan. Menahan tawa sekuat yang bisa Xiao Zhan lakukan, pria tampan sekaligus manis itu menekam perutnya kuat-kuat.
"Mn, tentu saja. Kau pikir kau siapa?" tanya Xiao Zhan setengah bercanda tanpa keraguan, sementara tawanya sudah hampir pecah.
Melihat sikap Xiao Zhan yang sekarang, mau tidak mau membuat si pembicara itu merasa sedikit kesal dan tidak terima. Kedua tangannya dillipat di dada, ujung sepatunya yang berwarna coklat muda diketuk-ketukkan ke lantai. "Dua tahun bersama? Oh." Si pembicara membuang muka dengan menahan air mata.
Sikap Xiao Zhan sama sekali tidak melunak, bahkan jika air mata seseorang di depannya akan jatuh deras dan mengalir sampai jauh ke pelosok negeri sekali pun. Maka Xiao Zhan juga melipat tangan ke dada, tubuhnya yang tinggi semakin terlihat memukau.
"Apa itu berarti bagimu?"
Seseorang itu semakin ingin menangis. Namun, tentu saja ditahannya keinginan itu meski dia ingin. Maka untuk sekadar menyelamatkan muka, seseorang itu menggigit bibir dengan tersenyum miring, rambut panjangnya yang kini sudah berganti warna menjadi kecokelatan tampak terjatuh indah ketika si empunya mahkota menunduk.
"Ya, aku sudah membuat kesalahan besar. Dengar, aku ke sini hanya untuk meminta maaf, tidak lebih. Aku, aku hanya belum sempat meminta maaf secara layak waktu itu," jelas si wanita yang ternyata adalah cerita usai dari masa lalu.
Xiao Zhan kembali mengangkat tangan kiri, benar waktu sudah menunjukkan lebih dari lima menit. Merasa sudah tidak ada yang perlu dibicarakan, Xiao Zhan bersiap untuk melanjutkan aktifitas yang baru saja ditunda dengan sangat tidak sengaja.
"Dengar, tidak ada yang salah dan perlu dimaafkan dari kisah ini. Kita bisa bersama-sama belajar dari kesalahan untuk menjadi lebih baik ke depan."
Si cerita lama sedikit terperangah, wajahnya yang sangat cantik semakin terlihat cantik ketika tengah merasa bingung. "Maksudmu?"
Xiao Zhan mengangguk tanpa beban. "Mn, menjadi lebih baik. Tentu saja dengan orang yang berbeda."
Bibir tipis dengan lipstik berwarna cerry itu terbuka sedikit. "Ah."
Untuk mempersingkat waktu, Xiao Zhan kembali berucap, "Da Kyung-Ah, mari berdamai dengan semuanya. Lanjutkan apa yang sudah kau mulai, aku pun akan mencari apa yang ku cari selama ini. Senang bisa mengenalmu, kau wanita yang baik."
Wanita itu menunduk, kali ini air matanya jatuh tak tertahan, bahunya bergetar. "Terima kasih untuk tidak membenciku."
Xiao Zhan maju selangkah dan berhenti di samping si wanita, bukan untuk menyeka air mata itu, bukan. "Jangan terlalu menyalahkan dirimu. Kau lihat, aku baik-baik. Kau pun juga tampaknya begitu."
Setelah mengucapkan kata perpisahan, Xiao Zhan kembali melanjutkan langkah. Akan tetapi, langsung terhenti ketika si wanita kembali memanggil dan berbalik badan dengan menghadap punggung Xiao Zhan.
"Datanglah ke acara tunanganku minggu depan. Setelah itu, aku tidak punya alasan untuk kembali menemuimu," ucap si wanita sembari mengeluarkan sesuatu dari tas.
Xiao Zhan berbalik, dengan mengulas senyum terbaik pria itu mengacungkan jempol. "Siap. Aku usahakan datang."
Hayo hayoooo jangan hujat. Secantik ini jangan hujat, jangan pokonya jangan.
Just have fun, Guise❤️💚🐢
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinner Mate
RomanceWARNING KERAS📢 ; JANGAN TERTIPU JUDUL YANG ROMANTIS. CERITA INI SEPENUHNYA BANYAK BENGEK DISCLAIMER: GAMBAR INI SAYA AMBIL DARI PINTEREST LALU SAYA EDIT SEDIKIT. APABILA ADA YANG KEBERATAN SILAKAN DM SAYA DAN AKAN SAYA HAPUS #Salam🌶️