6. The King's Little Rose II

3.4K 157 10
                                    

Revisi 17/03/22 : Ada konten tambahan. Scene tambahan. Beberapa scene diubah. Dari 2,1k kata menjadi 2,8k kata. And... "the end" part.

(IwrotethisrevisiwhenImsleepyafsopardonmeforthecringyscenes)

Terima kasih atas 2k reads! <3

——————————————————-
⚠️Content Warning
Bab ini mengandung : Cerita dewasa (18+), kata-kata kasar, kekerasan.
——————————————————-

Jemarinya langsung menarik dagu gadis itu.

"Mawar sialan," desisnya. "Apa yang kau lakukan pada tubuhku, hah?"

Myra seketika terpana. Alisnya naik, bingung dengan apa yang Callan katakan.

"Apa maksud—"

"Akui saja. Apa yang kau masukkan ke dalam minumanku hari ini?"

Myra terkejut mendengar tuduhan itu, seketika menggeleng. Tentu saja itu adalah dusta. Tapi suami dinginnya itu makin melotot.

"Rupanya menyerangku tiba-tiba belum cukup baginu. Kau ternyata meracuniku juga, memanipulasi tubuhku. Apa yang kau inginkan, hm? Keluarga mawar bedebah yang menyuruhmu?"

Di dalam kepalanya, Callan dipenuhi rasa frustasi. Satu sifat yang selalu Ia andalkan—dulunya sebagai panglima, dan kini raja—adalah kendali penuh atas dirinya sendiri. Akan tetapi, malam ini, dia seperti kehilangan kontrol.

Sikap Myra hari ini membuat kepalanya berkecamuk. Dan barusan, Ia kehilangan kontrol atas gairahnya sendiri. Bahkan meminta 'lagi' kepada Myra.

Menyedihkan, umpat egonya. Bisa-bisanya dia, membiarkan seorang Rosean menaklukannya?

Tidak mungkin Ia bisa selemah ini. Penjelasan yang paling masuk akal adalah Ia diracuni. Oleh gadis itu.

Mencapai kesimpulan itu, mata amethyst Callan sontak menyala-nyala. Tangannya yang penuh urat itu melingkari leher gadis itu, dan Ia...

...mulai mencekik.

Myra terkesiap, napasnya langsung tertahan. Mata indahnya terbelalak, kaget luar biasa.

Tangannya yang tidak sebanding dengan Callan
berusaha menarik cengkraman di lehernya dengan panik. Namun justru tekanannya menguat. Wajahnya mulai membiru. Air matanya, perlahan mulai berjatuhan.

"Yang Mulia..." rintih Myra dengan gemetar.

Isakan pedih itu, membuat gelap di mata sang raja menghilang sebentar. Ia masih menatap Myra dengan tajam, namun netra cokelat itu hanya memancarkan pilu ketakutan.

Menyipitkan mata, Callan mengendurkan cengkramannya. Diam-diam menyesali kesimpulannya yang gegabah.

Myra, seketika jatuh tersungkur di atas kasur, napasnya tersengal-sengal. Memegangi tenggorokannya yang sakit luar biasa.

Melihat itu, ada sedikit rasa iba muncul di hati Callan, tapi Ia berusaha menghapusnya. Tak pernah Ia akan sudi meminta maaf kepada seorang Rosean. Klan keparat yang sudah membantai habis ayah dan kakak kembarnya. Walau langit pun terbelah, ia tak akan pernah sudi.

Begitulah, sampai gadis itu membuka mulutnya.

"Ma-maafkan aku, Yang Mulia.. Aku ... aku akan segera pergi..." ujar Myra dengan pelan, masih dikuasai syok, segera beranjak dari atas ranjang. Benar-benar takut akan amarah pria itu.

Mendadak, telapak Callan mengepal. Wajahnya kaku, tak ingin Myra pergi.

Belum, dia belum puas.

Dengan pelan, Myra memunguti pakaiannya, namun terasa sesuatu menahan pinggulnya. Belum sempat Ia menoleh, tubuhnya ditarik ke belakang. Kembali direbahkan di atas ranjang.

Oneshots - Roses of The MountainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang