Gue gak cerita karena gue gak siap untuk diumbar pas kita ngalamin pertikaian.
-Meisya Rosvallen
Jam kosong memang membuat kelas sangat ramai, seperti ramainya kantin diwaktu istirahat. Banyak siswa siswi yang berhamburan kesana-kemari, mereka memanfaatkan waktu untuk berbondong-bondong mencari contekan, karena pada pelajaran kedua ada tugas yang bahkan mereka lupakan.
Untung saja mata pelajaran pertama kosong dikarenakan gurunya lahiran, walaupun ada tugas tapi sekarang yang lebih penting tugas yang pasti beberapa jam ke depan dikumpulkan.
Disaat mereka sibuk mencari contekan, berbeda dengan gadis satu yang telah menelungkupkan kepalanya tertidur nyenyak, ini masih pagi tapi rasanya dia terserang kantuk yang berat. Dia menghabiskan malamnya dengan maraton drakor, siapa suruh drakornya seru sampai dia selalu penasaran dengan episode selanjutnya.
Tapi dia mengerjakan tugas sebelum nonton tentunya. Karena hal itu wajib baginya.
Sedangkan teman sebangkunya berselancar di sosial media, dia tadi sebelum bel berbunyi sudah terlebih dahulu mencontek kepada orang yang ada disampingnya.
"Anteng banget sih Lo." Ucap seorang lelaki yang duduk di bangku depan mereka.
"Iya dong suami gue ganteng banget, gak bisa berpaling gue." Sahutnya ngawur.
Lelaki itu memutar bola matanya malas, dia malas menanggapi sahabat-sahabatnya yang sering gila sendiri "Lo udah nyontek dari Mei kan?" Tanyanya.
"Iya dong, dari siapa lagi kalo bukan Meisya-ku cantik ini." Jawabnya mengelus rambut gadis disampingnya yang tertidur pulas.
Meisya Rosvallen, gadis cerdas, baik, ramah dan murah senyum. Tapi minusnya dia seorang gadis dengan mulut kotor, dia sering sekali mengumpat dalam bahasa Korea tentunya.
Kebanyakan nonton!
"Bagi dong Ca." Pinta lelaki itu.
"Mei bakal bolehin gak yah?" Tanya dia kepada dirinya sendiri.
"Boleh kok." Sahut Meisya mengangkat kepalanya, tapi matanya masih tertutup rapat.
"Tuh kan boleh." Senang lelaki itu.
"Asal nanti bikinin gue proposal yah, anak Karate mau tanding." Lanjutnya.
"Siap Mei." Katanya menjawab, dia langsung mengalihkan perhatiannya kepada gadis disebelah Meisya.
Tadinya gadis yang bernama Meisya ini akan bangun, tetapi matanya sulit sekali untuk dibuka. Alhasil dia tidur kembali dengan sebelah tangan yang menjadi bantalan kepalanya, dia membelakangi kedua sahabatnya itu.
"Iya Zidane, nih bukunya." Kata gadis yang disapa Ca itu dengan memberikan buku yang sedari tadi memang ada di atas meja.
Ca? Namanya Rossalin Thalia Hernandez, dia termasuk salah satu sahabat baik Meisya dan teman sebangku Meisya juga. Dia sama gilanya dengan Meisya, dia sering berbicara kotor dan sama-sama tergila-gila kepada oppa-oppa Korea.
Dan lelaki yang disapa Zidane itu memiliki nama lengkap Zidane Melviano, seorang anak tunggal dari keluarga Melviano pemilik sekolah swasta termahal dan ternama di kota ini. Iya Meisya termasuk salah satu anak beasiswa sekolah itu.
"Ada apaan dah ini rame banget?" Tanya seorang lelaki yang baru saja datang bersama seorang gadis cantik dengan badan bak model internasional.
"Ada tugas bego." Kata Zidane memukul kepala lelaki itu dengan buku milik Rossa, setelah itu dia pergi ke tempat duduk yang terpisah di samping Rossa.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Friends
General FictionNama Meisya adalah sebuah doa dari kedua orangtuanya. Berharap putrinya ini menjadi orang yang hidup tenang, penuh energi, orang yang senantiasa gembira dan orang yang aktif. Semuanya terwujud untuk covernya, untuk lembaran-lembarannya berisi coreta...