Jennie sedang terbaring di kamarnya sambil memikirkan hal apa saja yang telah ia lakukan. Teringat jelas pagi tadi saat ia membuka mata, wajah Lisa ada di hadapannya, menyapanya sambil berkata 'morning, sayang' dan mengusap punggung telanjangnya. Jennie tersenyum merasakan dirinya membuka hari dengan perasaan luar biasa. Ditambah adanya sosok Lisa yang kini sudah menjadi pacarnya ada di sampingnya setelah melewati malam yang takkan pernah ia lupakan. Hatinya membuncah bahagia. Jennie total jatuh cinta. Dan ini adalah yang pertama kalinya.
Setelah Lisa mengantarkannya sampai ke depan rumah, Jennie dibuatnya tersipu dengan bagaimana cara perempuan itu mengecup bibirnya sebelum benar-benar berpisah. Bahkan sampai sekarang, Jennie merasa gila karena masih senyum-senyum sendiri hanya karena mengingat semua hal itu. Lisa benar-benar hadir dan memporak-porandakan dirinya.
Pintu kamarnya terbuka dan Jennie melihat kakaknya membuka pintu kamarnya.
Jennie pun segera bangkit dan menuntun Jisoo untuk duduk di atas kasurnya. "Jennie?"
"Iya, Kak."
"Kamu udah makan belum?"
"Udah." Jennie tadi sudah sarapan bersama Lisa. Ia pun melebarkan senyumnya karena merasa menjadi pasangan yang terlihat domestik di hari pertama mereka menjalin hubungan.
Jisoo mengerutkan dahi sambil tersenyum lembut. "Ceria banget jawabnya. Lagi bahagia ya? Mau tahu dong, bahagianya kenapa?"
Jennie pun beranjak dan ikut duduk disamping Jisoo sambil memeluknya dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu kakaknya. "Aku punya pacar Kak."
"Oh ya? Wah akhirnya kamu ngerasain jatuh cinta juga. Siapa orang beruntung itu?"
Jennie terkekeh. "Ada lah pokoknya temen sekolah."
"Hanbin?"
"Bukan. Berapa kali coba aku bilang kalo aku gak ada perasaan apa-apa sama dia. Kak Jisoo aja yang dari dulu suka jodoh-jodohin aku sama Hanbin."
"Iya deh iya, gak sama Hanbin. Siapapun orangnya, Kakak bersyukur banget karena dia udah bikin kamu bahagia kayak gini. Udah lama gak liat kamu seceria sekarang. Kalo dia nyakitin kamu, kasih tau Kakak ya."
"Iyaa, aku kalo ada apa-apa kan emang selalu cerita sama Kak Jisoo." Jennie sendiri mengakui bahwa ia tak punya banyak teman. Sahabat saja dia hanya punya Hanbin, itupun sekarang hubungan mereka tidak sehangat dulu. Jadi wajar saja jika dia selalu menjadikan Jisoo sebagai seseorang yang mengetahui segala hal tentangnya.
"Oh ya Kakak sendiri gimana? Udah makan?"
"Udah barusan. Ini Kakak mau pergi ke panti."
"Oh yaudah, ayo aku anterin, mumpung aku lagi libur. Aku siap-siap dulu ya."
Setelah mengalami kecelakaan yang menyebabkan Jisoo kehilangan indra penglihatannya, Jennie melihat bagaimana kakaknya terpuruk dan sering sekali menangis. Jennie tidak tahu apa yang harus dilakukan selain memeluknya sambil menangis dengan sejuta perasaan bersalah. Namun keadaan itu hanya berlangsung selama seminggu. Kakaknya tak lagi menangis di depannya, namun justru tersenyum palsu setiap kali berhadapan dengannya dan menangis diam diam di kamar mandi. Jennie merasa bahwa kakaknya mungkin sengaja melakukan itu agar Jennie tidak ikut sedih dan tidak merasa bersalah dan itu semakin membuatnya merasa menjadi adik paling buruk sedunia.
Kebutaan Jisoo semakin membuat Jennie mengisolasikan diri, ia tak pernah keluar rumah karena selalu ingin menemani Jisoo dan membuatnya merasa tidak kesepian mengingat dulu Jisoo selalu sibuk dengan jadwalnya sebagai model. Jennie tak bisa membayangkan bagaimana sedihnya Jisoo untuk berdiam diri di rumah dan tak memiliki kegiatan apapun. Jisoo menyadari hal itu, karenanya ia mencoba bangkit dan berusaha mencari kesibukan di panti asuhan yang lumayan dekat dengan rumah mereka untuk tidak membebani Jennie lagi. Agar adiknya bisa bersosialisasi dan memikirkan dirinya sendiri, agar Jennie tidak terus mengkhawatirkan kakaknya yang buta, Jisoo selalu datang ke panti asuhan untuk mengajar bahasa inggris, menghibur anak-anak di sana dengan mengajak mereka bernyanyi, terkadang juga mengajarkan mereka memasak. Jisoo cepat beradaptasi dengan kekurangannya. Ibu panti pun sudah seperti keluarga baginya. Karena Jisoo sering datang ke sana, anak-anak panti pun dekat dengannya dan menyayanginya. Melihat ketulusan Jisoo terhadap anak-anak panti, ibu panti yang biasa ia panggil Bu Lina itu pun memintanya menjadi salah satu pengurus panti. Anehnya, kakaknya mendapat bayaran yang tinggi dari sana, malah lebih tinggi dari bayaran pekerja kantoran bahkan Bu Lina sendiri. Kata Bu Lina, itu karena para petinggi menyukai keuletannya namun Jennie berpikir mungkin karena panti itu merupakan tempat yang biasa diberikan donasi oleh para pengusaha, meskipun masih terasa aneh namun selama kakaknya bahagia menjalaninya, Jennie tak mungkin tak setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
Fanfiction[ON GOING] Jika seseorang bertanya, adakah di dunia ini manusia yang tak pantas merasakan bahagia? Jennie pasti akan menjawabnya : Ada. Aku lah pecundang itu. Pemikiran itu tumbuh setelah berhari-hari dirinya menjalani kehidupan remaja dengan diger...