Last Part : The Rambling 1

993 79 18
                                    

Seorang kultivator dengan hanfu putih mengayunkan pedangnya dan melawan Iblis Rubah yang mengamuk. Di sisi lainnya, seorang pemuda mengenakan hanfu biru emas yang polos, namun sekali lihat semua tahu jika itu terbuat dari sutra yang mahal.

Pemuda berhanfu biru itu sedang berdiri diam mengamati dan sesekali menguap. Sementara temannya sibuk bertarung, dia mengipasi dirinya seperti Tuan muda kaya raya dengan kipas lipat bersulam perak. Hiasan daun dan lambang sekte Qing Jing Peak yang terkenal terpampang sombong.

Wajah pemuda yang memegang kipas itu seputih giok dan pucat, hidungnya tajam, bibirnya tipis, matanya memiliki iris yang pucat. Sekilas orang akan sadar jika pemuda ini buta.

Iblis Rubah terpojok dan melirik pemuda yang terlihat buta itu. Berpikir jika dia tidak bisa melawan pemuda berjubah putih di depannya, dia menyerbu pemuda itu. Pemuda itu tersentak saat lawannya berpaling, dia mengenakan tudung putih yang menutupi wajah tampannya, segera dia berputar dan menyentak cambuk ekor kuda mengenai Iblis Rubah.

Ctarr!!

"Persetan!" maki Iblis Rubah yang jatuh dan melepaskan ledakan asap lalu kabur.

"Wangye!" seru pemuda bertudung putih yang bergegas menuju pemuda lain yang berbaju biru.

"Uhm?" pemuda berbaju putih, yang dipanggil Wangye, menoleh dan menatap pemuda bertudung putih.

"Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja," jawabnya dan mengipasi pelan wajahnya. "Kemana kita?"

Pemuda bertudung putih menghela napasnya. Dia melepas topi bambunya yang menutupi wajah indahnya. Terlihat wajah cantik dan murni dari seorang pemuda berumur 20an.

"Rubah itu kabur, bagaimana pun, aku harus menolong warga sekitar, terlalu banyak korban."

Pemuda itu meletakkan topi bambunya di kepala Wangye, menutupi wajah sempurna pemuda itu.

"Apa penyamaranku buruk?" matanya menatap pemuda di depannya. Segera iris pucatnya berubah warna, satu berwarna biru, yang lainnya berwarna kuning kecoklatan.

"Wangye, penyamaranmu sempurna. Tapi itu menyakiti matamu!" seru pemuda berjubah putih, dia berbalik dan melangkah menjauh. Diikuti Wangye, keduanya bersisian melangkah ke luar hutan.

"Bao Shan."

Pemuda berjubah putih berhenti melangkah. Dia berbalik dan menatap pemuda di belakangnya. Dia terkejut dan berbalik. "Wangye!"

Pemuda berbaju biru mencengkram dadanya kuat, topi bambunya jatuh dan aliran energi biru dan putih bergejolak. Pemuda itu tersungkur dan kesulitan bernapas karena inti sihirnya kacau.

"Zise! Kau kambuh lagi!"

Bao Shan mengalirkan energi sihirnya ke dada Shang Zise, pemuda berbaju biru, yang memandangnya dengan iris heterochromia yang indah.

Beberapa tahun ini keduanya bertualang bersama. Tapi beberapa bulan ini, Shang Zise mengalami penyimpangan Qi. Wajar bagi manusia setengah iblis untuk mengalaminya. Apalagi dia memiliki darah iblis surgawi.

"Zise, sebaiknya kita kembali ke Gurun Utara!"

"TIDAK!" seru Shang Zise. Dia menatap tajam pemuda cantik di depannya.

Sebelum pergi, Shang Zise mendalami perdebatan dengan Shang Qinghua. Mereka berpisah dengan buruk beberapa tahun lalu. Semua tentang tahta kerajaan Alam Iblis dan perihal warisan kekuatan.

Shang Zise ingin mundur dan tidak ingin menjadi Raja Alam Iblis. Toh, Luo Binghe dan Shen Qingqiu menghilang.

Luo Binghe dan Shen Qingqiu tidak berpikir jika suatu hari, Shang Zise akan mengalami hal yang sama. Penyimpangan energi Iblis dan Inti emas. Untuk Shen Qingqiu, itu merupakan hal pribadi dan pengalaman memalukan. Di mana ada tempat dia akan membicarakan hal itu dengan Shang Zise?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Empress of Northern Kingdom [Moshang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang