Tap tap tap
Suara langkah kaki menggema di lorong minim cahaya, bau darah yang menyengat membuat suasananya tampak begitu menyeramkan
Diikuti 4 orang dibelakangnya 2 lelaki tua yang masih terlihat Awet muda tersebut berjalan dengan aura yang menyeramkan
Tatapan datar mereka serta aura membunuh yang sangat kental membuat semua pengawal/bodyguard disana menundukkan wajah mereka takut
Mereka berjalan menuju sebuah ruangan yang kini ditempati oleh mangsa mereka, sesampainya disana bodyguard yang tengah berjaga dengan sigap membukakan pintu tersebut untuk kedua tuan mereka.
"Apa saja yang sudah kau lakukan dengannya boy? " tanya salah satu pria tua tersebut
"Belum aku apa-apakan, hanya menunggunya sadar itu saja"
"Jika kau ingin bermain dengannya, sisakan juga untuk ayah, papah dan saudara mu boy"
Remaja lelaki tersebut menyeringai
"Tentu saja"
***
FLASHBACK ON
"BAGAIMANA BISA ANAK KU KABUR HAH? KEMANA SAJA KALIAN!! "
Sentak Nicolas membuat semua pengawal menundukkan wajah mereka, berusaha tenang namun terlihat jelas ada ketakutan di mata mereka
Terlihat salah satu pengawal yang menjaga selalu menjaga Raffa kini sudah menghembuskan nafas terakhirnya dengan peluru yang menembus kepalanya
"Tuan sepertinya tuan muda Raffa kabur melalui jalan belakang mansion yang dimana,belakang mansion memang jarang ada bodyguard yang menjaga"
"SIALAN! " teriak Nicolas dengan wajah yang memerah
"Bang, kita bisa lacak keberadaan Raffa, jadi redakan dulu emosimu jika Arva mendengar nanti ia akan terbangun" ucap Alferanza yang diangguki Megan dan Violla yang memang sedari tadi kedua wanita itu menangis saat mendengar Raffa kabur dari mansion
Zuan, Arthur, Nakula Sebastian, Evander dan Ziko hanya menatap datar yang ada didepan mereka sambil memikirkan hukuman apa yang cocok untuk adiknya itu (Raffa)
Sedangkan Dafandra dan Satria kini tengah menemani Arva yang sedang tertidur di kamarnya
Nicolas yang sudah meredakan emosinya langsung membuka laptop "Apakah Raffa membawa ponselnya? " tanya Nicolas menatap lurus kearah laptopnya
"T.. Tidak, aku menemukan ponsel Raffa dibawah tempat tidurnya" Violla merogoh saku dibawah baju piyama miliknya, mengambil handphone Raffa dan menyerahkan nya ke Nicolas
"Sepertinya setelah ini kita harus mengawasi setiap gerak gerik dan kegiatan si kembar, dan juga memasangkan alat pelacak di tubuh mereka" seringai Arthur muncul saat melihat lokasi tempat dimana Raffa berada
"Hmm kau benar boy" datar Alferanza
"Setelah ini, hukuman apa yang cocok untuknya" datar Nicolas
"Sepertinya sedikit bermain-main tidak masalah" semua yang ada disitu menyeringai dengan raut wajah datar mereka, kecuali Megan, Violla dan para pengawal yang meratapi nasib mereka nanti.
Nicolas mengangkat wajah datarnya menatap pengawalnya yang masih berdiam diri sambil menundukkan wajah mereka
"Apa yang kalian tunggu? CEPAT SIAPKAN MOBILNYA"
***
Alferanza mengemudikan mobilnya dengan kencang membelah jalanan yang sepi di malam hari
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
Teen Fiction[BOOK 1] [FOLLOW DULU! ] Menceritakan tentang si kembar Raffa dan Arva yang terpisah dengan keluarganya saat kejadian mengerikan itu terjadi didepan mata mereka. kini Raffa si badboy yang selalu melindungi adiknya dan Arva yang manja dan memiliki...