Shiva dan Amilia menabur bunga ke atas sebuah makam yang masih basah. Mereka sama-sama tidak menyangka endingnya akan seperti ini.
Sejak kejadian sidang keluarga dan kecelakaan akibat kejatuhan lampu malam itu, hubungan Hana dan Joni benar-benar kandas.
Beberapa bulan kemudian Hana menggugat cerai dan dikabulkan oleh pengadilan. Selain itu, istri ketiga Joni juga sudah mendengar kabar tentang suaminya itu. Joni sendiri yang memberitahu istri ketiganya itu. Istri ketiganya yang merasa dibohongi, juga menceraikan Joni.
Joni yang merasa sangat depresi, mengakhiri hidupnya dengan meminum banyak obat magh hingga overdosis. Joni ditemukan sudah tidak sadarkan diri di kamarnya.
Joni ditemukan sudah tidak bernyawa lagi oleh rekan kerja dan tetangganya. Saat itu rekan kerjanya mencari Joni karena ia sudah berhari-hari tidak masuk kerja. Kemudian, rekan kerjanya itu meminta bantuan warga setempat untuk mengecek rumah Joni.
Kebetulan warga setempat juga sedang khawatir dengan kondisi Joni, pasalnya Joni jarang terlihat keluar rumah. Dan sudah tiga hari ia tidak keluar rumah.
Akhirnya warga setempat dan rekan kerja Joni, memutuskan untuk membobol pintu rumah Joni. Dan mereka mendapati keadaan Joni sudah tidak bernyawa lagi.
Setelah dilakukan pemeriksaan medis, Joni diperkirakan sudah tidak bernyawa tiga jam setelah ditemukan warga.
Setelah bercerai, Joni tinggal sendiri. Sedangkan Shiva dan Amilia, memilih tinggal bersama ibu mereka di sebuah kontrakan kecil.
Joni sangat depresi dengan masalah hidup yang menimpanya. Berbulan-bulan ia hanya bergelung dengan kesediaan. Ia sadar, semua itu ia yang memulai. Ia yang bermain api. Dan ia pula yang terbakar. Akan tetapi ia tidak siap dengan semua ini. Ia tidak siap ditinggalkan istri tercinta dan anak-anaknya.
"Papa pulang yang tenang, ya?" lirih Amilia dengan suara yang tidak jelas karena ia menangis.
Ia menyesal meninggalkan ayahnya sendirian. Harusnya sebagai anak ia tidak egois. Walaupun ia marah, ia harus bisa marah dengan akal sehat. Harusnya ia bisa membaca kondisi ayahnya yang terpukul secara psikis. Harusnya ia tetap tinggal di rumah ayahnya agar kejadian ini tidak terjadi.
"Kak, kita pulang, yuk!" ajak Amilia sambil menyenggol lengan Shiva yang sejak tadi hanya melamun saja.
Shiva yang kaget, berdehem pelan. Kemudian ia mengangguk dan setuju untuk pulang.
Ini adalah hari ke-tujuh setelah kepergian Joni. Baik Shiva dan Amilia masih sama-sama terpukul. Pun sama dengan Hana, walaupun ia sakit hati atas perbuatan mantan suaminya itu, akan tetapi ia juga merasa sedih atas kepergian Joni untuk selama-lamanya.
Biar bagaimanapun, Hana pernah hidup sangat lama dengan Joni. Ia baru berpisah beberapa bulan saja. Tentu saja ... benih-benih cinta itu masih ada di hati Hana.
Saat datang ke pemakaman Joni, Hana tak kuasa menahan sedihnya. Ia pun pingsan di sana.
💀💀💀
Malam ini Shiva dan Amilia tidak pulang ke rumah ibu mereka. Mereka memutuskan untuk tinggal di rumah mendiang sang ayah barang satu malam saja.
Sejak kejadian Joni tertimpa lampu, Intan sudah tidak pernah lagi menampakkan dirinya. Hantu Intan benar-benar hilang sejak malam itu.
Entahlah, mungkin Intan sudah puas karena sudah membalaskan dendamnya kepada Joni. Atau mungkin memang Intan sudah bisa berdamai dengan keadaan, sehingga ia bisa pulang dengan tenang.
Sejak kejadian malam itu juga, baik Shiva dan Amilia sering mendatangi makam Intan untuk berziarah. Mereka mendo'akan yang terbaik untuk Intan.
Shiva dan Amilia menginjakkan kaki ke rumah lama mereka dengan perasaan yang campur aduk. Antara sedih, kecewa dan juga menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pukul Dua Dini Hari (Selesai)
HorrorPart masih lengkap. Setiap pukul dua dini hari, jam di rumah Shiva berhenti total. Selain itu ... ada juga suara tangis perempuan dan bayi.