04

2.7K 325 83
                                    

Jeongwoo pikir pertemuan seminggu yang lalu di halaman belakang kampus adalah pertemuan terakhirnya dengan si manis Haruto, ternyata ia salah.

Tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang, mata serigala Jeongwoo fokus menatap Haruto yang sedang memilih buku yang akan dibacanya. Sesekali dahi namja manis itu akan mengerut lucu saat bingung dengan apa yang dibacanya. Dan yang paling membuatnya menggemaskan adalah kacamata yang bertengger di hidungnya!

Logika Jeongwoo bertanya-tanya, apa yang sedang ia lakukan? Kenapa ia hanya berdiam diri untuk memperhatikan Haruto yang sedang memilih buku?

Logika Jeongwoo sadar ada yang salah dengan apa yang dilakukannya sekarang, tapi suara logikanya kalah oleh suara hati Jeongwoo yang bergema di pikirannya. Memintanya diam hanya untuk mengagumi betapa indahnya bungsu Watanabe itu.

Mata serigala yang biasanya menunjukkan sorot bosan dan tajam sekarang justru menatap kagum. Semua itu terjadi hanya karena Haruto.

Logika Jeongwoo diam-diam mencatat, ada yang salah dengan dirinya bila berhadapan dengan Haruto.

Buktinya Jeongwoo malah terdiam kaku dan tidak menyadari Haruto sudah menatap balik padanya. Bahkan ketika Haruto berjalan mendekati Jeongwoo, ia hanya terdiam seperti orang bodoh.

"Hai, kita ketemu lagi." Haruto menyapa ramah.

Dahi Haruto mengernyit saat Jeongwoo tak memberinya respon. Si Park hanya terdiam dengan mata yang terfokus padanya.

Haruto jadi khawatir terjadi sesuatu kepada Jeongwoo. Dengan ragu jemari lentik Haruto menyentuh bahu Jeongwoo dan mengguncangkannya pelan.

"Ah, iya? Kenapa?"

Sial, Jeongwoo ingin tenggelam saja!

Dirinya sudah tertangkap basah memperhatikan Haruto. Saat Haruto menoleh sampai menyapanya, Jeongwoo pikir itu hanya halusinasinya. Memalukan sekali, Jeongwoo bisa merasakan pipinya memanas.

"Jeongwoo, kamu sakit?"

Tanpa aba-aba, Haruto menempelkan punggung telapak tangannya ke dahi Jeongwoo. "Hng, tidak panas."

Haruto, tidak kah kamu sadar sudah membuat rona di pipi Jeongwoo bertambah?

Seseorang, tolong Jeongwoo!!

"Ah, maaf aku lancang sekali."

Haruto mundur selangkah dengan kepala tertunduk. Ia sempat menunduk kecil-meminta maaf-sebelum memundurkan tubuhnya. Ah, ya ampun, Haruto menyesal melakukannya. Itu refleks, sungguh!

"Tidak apa, aku baik-baik saja. Tadi aku sedang melamun."

Setelahnya hening. Ini adalah pertemuan kedua mereka, rasa canggung terlalu kentara apalagi setelah kejadian tadi.

Melupakan kejadian tadi dan karena tidak suka kecanggungan, Haruto berdehem. Ia akan berbasa-basi sedikit dengan Jeongwoo.

"Sedang mencari buku apa?"

"Konstalasi bintang."

Tanpa sadar kepala Haruto mendongak dengan cepat. Mata bulatnya berbinar bagai puppy kecil bertemu mainan kesayangannya. Semua itu tidak terlewatkan oleh mata tajam Jeongwoo yang kini berusaha menahan gemas.

"Benarkah?"

Nada Haruto antusias dan nampak bersemangat. Sejenak Jeongwoo lupa bahwa mereka seumuran. "Ya, begitulah."

"Aku juga suka! Ayo, aku tahu rak berisi deretan buku konstalasi bintang!"

Haruto menggenggam tangan Jeongwoo dan tanpa sadar menariknya dengan semangat. Jeongwoo terkejut, ada sengatan listrik yang menyebar ke seluruh tubuhnya. Itu hanya karena Haruto menyentuhnya-menggenggam tangannya, Jeongwoo rasa itu wajar, ia hanya terkejut.

Animals || JeongHaru [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang