Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah pembekalan kemarin, akhirnya hari ini Jihoon dan kawan-kawan berangkat KKN. Dirumahnya yang heboh malah Ibunya, Jihoonnya nyantai aja masih koloran sambil sarapan.
"Cepetan makannya dong dek, ntar kamu ketinggalan kereta." gerutu sang Ibu sambil memindahkan tas yang akan dibawa anak bungsunya itu
"Dek yakin kamu bawaannya segini?" tanya sang Ayah yang baru keluar dari kamar.
"Ya yakin. Emang mau apa lagi? Banyak banget kaya mau tinggal selamanya aja ntar di Surabaya." jawab Jihoon.
Kalau dari grup chat semalem, bawaanya sama Sunwoo emang ga ribet. Cuman bawa 2 ransel isi baju dan keperluan lain. Yang heboh Haechan segala bawa koper.
"Nanti Una ikut nganterin kan?" tanya sang Ibu sambil siapin sepatu Jihoon di deket pintu.
"Ngga, mau ngapain juga." jawab Jihoon bikin Ayahnya hela nafas.
"Kamu tuh ya pacaran tapi ga kaya orang pacaran gimana si dek?" cibirnya setelah menuangkan kopi.
"Ya ga gimana-gimana, gitu aja." jawabnya enteng bikin sang Ibu kesel sendiri.
"Takut kaya Bang Hasta sama kaya abangmu boleh dek bagus itu malahan, tapi kalau gini cara mainnya kamu mending ga usah pacaran langsung aja nyari calon istri." sindir sang Ibu bikin Jihoon naikin satu alisnya.
"Cara kamu salah buat ga ngulang hal sama kaya abangmu." tambah sang Ayah.
Jihoon cuman pasang wajah datar, abis itu dia langsung naik ke kamarnya buat mandi dan siap-siap berangkat.
Moodnya anjlok gara-gara bahasan barusan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ntar gue mu duduk deket jendela, tukeran ya Gi." bujuk Haechan.
Bomin cuman ngangguk, mals banget harus debat sama Haechan.
"Pernah sekali aku pergi, dari Bandung ke Surabaya. Untuk jalani KKN bamsat, mengendarai kereta pagi. Ah elah ribet gue masih pengen tidur!"
