P.T (8)

289 33 1
                                    


Jemin menelponnya untuk membuka pintu rumahnya, renjun membuka pintu rumahnya sebenarnya dia binggung bagaimana jaemin tau rumahnya?

Jaemin dan Renjun kini sedang berada di ruang tamu, Renjun hendak  ke dapur tapi di halang oleh jaemin

"Siapa lelaki itu?" ucap jaemin tiba tiba

"Lelaki? Lelaki siapa maksudmu lelaki banyak" ucap renjun bingung

"lelaki yang kau peluk di toko boneka"

"lelaki yang ku peluk di toko boneka? maksudmu mark?" ucap renjun memastikan

"ya, siapa dia?"

"dia hanya temanku"

"teman kau bilang? mana ada teman yang berpelukan? dan oh lebih parahnya lagi berciuman, jawab aku huang renjun siapa dia." ucap jaemin tegas

"kau tak percaya padaku?dia hanya  temanku" ucap renjun dengab tekanan di kata teman

"cih, kau pikir aku percaya? jawab aku sialan siapa lelaki itu" ucap jaemin menahan amarah

"sudah ku bilang dia temanku dan, oh siapa perempuan yang kau peluk di kursi taman?"

hah? dia melihatnya? bagaimana bisa? ini kebetulan?, itulah isi pikiran na jaemin sekarang

"kenapa kau diam? ku tanya siapa wanita itu." ucap renjun kesal

"dia hanya temanku"

"teman kau bilang? kau sendiri yang bilang mana ada teman yang berpelukan, lalu kau dengan perempuan sialan itu apa?" ucap renjun kesal

Plak

suara tamparan keras yang di berikan jaemin ke renjun sangat kencang, renjun tak percaya dia ditampar dia sudah lama hidup di bumi dan dia sama sekali bekum pernah di tampar

sakit, itu yang di rasakan renjun sakit karna tamparan dan hati tetapi hanya menangis yang bisa renjun lakukan

Jaemin sebenarnya tak percaya bahwa dirinya menampar renjun tapi itu kenyataannya

"jangan memanggil wanita itu dengan sialan brengsek"

"hah? brengsek kau bilang?"

"HARUSNYA KAU MENYADARINYA KAU YANG BRENGSEK BAJINGAN, KAU BRENGSEK, BRENGSEK DAN BRENGSEK UNTUK APA DULU AKU MENERIMAMU JIKA PADA AKHIRNYA SEPERTI INI"ucap renjun murka

"KAU MENINGGIKAN NADA BICARA MU? SIALAN KAU HUANG"

Jaemin menjambak rambut renjun cukup keras membuat beberapa rambut renjun rontok

renjun melepaskan tangannya dari tangan jaemin dan mendorong jaemin sekencang mungkin membuat jaemin terdorong cukup keras ke sofa

"terimakasih untuk tiga tahunnya, dan aku nyatakan hubungan kita berakhir"

"apa mak-" baru saja ingin protes renjun sudah memotongnya

"pergi"

"tapi"

"pergi"

"tapi ren"

"PERGI NA JAEMIN"

baiklah jaemin menyerah dia berdiri dan berjalan keluar pintu meninggalkan renjun berdua di rumahnya, jaemin menyesali perbuatannya ya penyesalan selalu ada di akhir

renjun terjatuh dan menangis, di situlah jeno keluar dari tempat persembunyiannya, jeno menyaksikan adegan itu dan jeno mengumpati na sialan jaemin itu

rasanya seperti deja vu, dirinya dulu pernah di perlakukan seperti itu olah jaemin, tetapi bedanya shotaro yang menjadi seperti dirinya

-----------------------------------------------------

JIAHK WSWSWSWSWS

gatau mau ngomong apa pokoknya jangan lupa vote ehk and sorry kalau ada typo

Partner trial [Jaemren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang