Clara Itzel Shalletta tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba terjebak di tempat yang asing. Seharusnya Clara menghadiri pesta ulang tahunnya yang ke-17 nanti malam.
Tapi sialnya, dia malah ada di tempat asing.
Clara tidak mengerti kenapa dirinya b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading(๑˙❥˙๑)
Saat ini Clairs sedang berjalan menuju kantin bersama Vandra, teman sebangkunya. Clairs tidak berhenti jadi pusat perhatian, bahkan tadi selama pelajaran pun masih ada beberapa orang yang menatapnya dengan terang-terangan.
Clairs seharusnya sudah terbiasa, tapi tetap saja itu membuatnya tidak nyaman. Apa lagi karena Elliot yang menghampirinya tadi pagi, membuatnya semakin jadi bahan gosip.
Ellioth, sialan!
"Penuh nih, mau di mana?" tanya Vandra yang melihat sekeliling kantin.
"Sini!" suruh Ellioth di meja paling ujung, lelaki itu berdiri dan menatap Clairs.
"Kita mau ke sana?" tanya Vandra ragu. Pasalnya, Clairs memang tidak memberitahukan nama keluarganya. Dia masih merasa perlu mencari teman sesungguhnya.
"Beli makanan ringan aja, makan di kelas." Clairs akan berjalan, tetapi seseorang mencekal tangannya. Ellioth menarik pelan tangan Clairs, membuat gadis itu hanya pasrah.
Gila! Itu beneran Ellioth?
Ellioth pacaran sama si murid baru?
Ganteng sama cantik sih, jadi cocok.
Dia doang emang dipegang tangannya sama Ellioth gak baper.
"Duduk." Ellioth mendudukkan Clairs di sampingnya dan Vandra duduk di sampingnya.
"Sstt Clairs, kita beneran duduk di sini? Emang gak pa-pa" tanyanya berbisik. Pasalnya, tidak ada seorangpun yang berani duduk di meja khusus Phoenix.
"Gak pa-pa, cantik. Duduk aja," ucap Maximillan saat lelaki itu mendengar bisikan Vandra.
"Mau pesen apa?" tanya Ellioth dengan lembut, membuat seisi kantin yang mendengarnya tercengang. Apalagi teman-temannya terbengong.
"Itu beneran Ellioth si mulut cabe?" tanya Zeus membuat Ellioth menatapnya tajam.
"Hajar aja, El. Mulut dia emang gak di filter," ujar Maximillan yang mengompori Ellioth.
"Diem!" sentak Arthur membuat semuanya hening seketika.
"Pesen apa?" tanya Theo menatap Clairs, membuat semua yang duduk di sana menatapnya tidak percaya.
"Bak-"
"Nasi goreng," potong Ellioth membuat Clairs menatapnya. "Kamu belum makan nasi, tadi pagi baru roti." Perkataan Ellioth membuat orang-orang menatapnya dengan pandangan beragam.
"Nasi goreng, jus jeruk 8." Arthur mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah.
"Lah, gue 'kan gak mau nasi goreng, Bos," protes Zeus membuat Ellioth dan Theo menatapnya tajam.