Clara Itzel Shalletta tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba terjebak di tempat yang asing. Seharusnya Clara menghadiri pesta ulang tahunnya yang ke-17 nanti malam.
Tapi sialnya, dia malah ada di tempat asing.
Clara tidak mengerti kenapa dirinya b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selepas Clairs meninggalkan ruangan, hawa di sekitar mereka terasa mencekam. Ketiga orang itu mengeluarkan aura dingin yang meyeramkan, sedangkan kakek Albert hanya menatap mereka remeh dan sinis.
"Ada apa sama Clairs?" tanya Alfred pada ayahnya.
"Kakek, Clairs lupa sama kita?" tanya Ellioth.
"Clairs hilang ingatan. Seharusnya bagus kalau Clairs lupa sama kalian."
"Maksud Kakek apa?" tanya Alarick setelah mendengar jawaban kakeknya. Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat.
"Itu, 'kan yang kalian mau? Kalian meninggalkan Clairs, kalian melupakan Clairs. Jadi sekarang waktunya Clairs yang melupakan kalian."
Alfred, Alarick, dan Ellioth menyesal. Kenapa mereka membiarkan anggota keluarganya mencoba untuk bunuh diri. Clairs adalah perempuan paling cantik yang pernah mereka temui. Clairs sangat mirip dengan Chalondra. Kulit putih dan bersih, rambut berwarna hitam legam, mata jernih yang bisa membuat siapapun tenggelam, hidung yang mancung, dan bola mata berwarna biru langit. Clairs benar-benar perempuan paling cantik yang pernah mereka temui.
Kenapa mereka bisa menyia-nyiakan gadis cantik seperti Clairs?
Kenapa mereka bisa membiarkan anak dan adik mereka terluka dan menderita sendirian?
"Aku bakalan bawa Clairs pulang!" Albert tersenyum miring. "Pulang ke mana? Ini rumah Clairs selama 17 tahun."
Alfred mengepalkan tangannya kuat dan menatap Albert dengan tajam. "Aku bakalan bawa Clairs pulang, atau kita perang keluarga!"
Alarick dan Ellioth mengangguk setuju. Mereka ingin mencoba memperbaiki semuanya. Mereka menyesal.
"Hahahaha. Silakan jika kalian ingin perang melawanku. Tapi aku tidak punya waktu untuk berperang dengan kalian. Aku akan membiarkan Clairs pulang bersama kalian, lagian itu yang diinginkan Clairs selama ini. Tapi, dengan satu syarat."
"Apa?" tanya Alfred tidak santai.
"Kalian harus menjaga Clairs benar-benar. Dan kalau kalian nemuin suatu fakta, jangan pernah menyesal. Tapi, itu juga kalau Clairs mau ikut sama kalian," ucap Albert meremehkan dan langsung pergi meninggalkan mereka semua.
"Dasar Kakek tua!" gerutu Alfred menatap tajam ayahnya yang melenggang pergi bergitu saja.
Sekarang Clairs sedang membaca di perpustakan mansionnya. Lebih tepatnya bersembunyi untuk menghindari mereka. Setidaknya Clairs memberikan ingatannya pada Clara.
"Apa yang kamu baca?" tanya seorang lelaki yang masuk ke perpustakaan. Clairs menatap lelaki itu, entah dia Alarick atau Ellioth.
Kenapa manusia laknat itu ada di sini?
"Kenapa lo ada di sini?" tanya Clairs yang langsung menutup buku yang sedang dibacanya.
"Ini mansion kakekku juga, gak ada yang ngelarang aku ke sini."