5. Kesalahan 2

7K 772 24
                                    

Jeno membenarkan letak selimut Jaemin yang tengah tertidur. Mereka saat ini berada dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan urusan bisnis di Paris. Walaupun Jaemin masih heat, Jeno terpaksa harus membawa omega itu bersamanya. Besok ia masih memiliki pekerjaan di Seoul dan tentu saja ia juga tidak mungkin meninggalkan Jaemin sendirian di negeri orang. Makanya Jeno membuat Jaemin meminum suppressant untuk sedikit menurunkan heat-nya. Beberapa alpha masih dapat menyadari keadaan Jaemin, tetapi ia pastikan untuk membuat mereka paham jika omega itu memiliki pemilik.

Setelah landing, Jeno segera membawa Jaemin ke rumah omega itu. Di perjalanan, supirnya beberapa kali menatap mereka dengan heran karena kedekatan yang tak biasa, tetapi dia tidak berani untuk bertindak lebih. Jeno pun seperti tidak mempedulikannya.

Saat tiba di depan rumah Jaemin, Jeno langsung menggendong sekretarisnya itu untuk memasuki rumah. Tidak lupa ia meminta supirnya untuk menurunkan koper milik Jaemin.

"Aku pulang." Ujarnya setelah berhasil meletakkan Jaemin di ranjangnya. Tetapi omega itu tak bergeming. Ia malah semakin memeluk Jeno dan menenggelamkan wajahnya di leher sang alpha.

"Jangan pergiiii~" Rengeknya.

Jeno terkekeh mendengarnya. Ia berusaha memberi jarak antara dirinya dan Jaemin untuk melihat wajah omega manis itu. Diusapnya pipi yang terlihat menggembul dan memerah, sangat lembut. "Aku akan kembali lagi nanti." Satu kecupan ia daratkan pada bibir merah yang tengah mencebik.

"Tidak mauuu~"

Jeno kembali mengecup bibir Jaemin. Alpha itu benar-benar lupa atau pura-pura lupa jika Jaemin bersikap manja kepadanya hanya karena pengaruh hormon. 

"Tidak mau aku pergi?"

Jaemin mengangguk tanda mengiyakan.

"Baiklah." Entah setan apa yang membuat Jeno menyetujui permintaan Jaemin dan kembali melupakan istrinya di rumah. 

Jeno mendudukkan dirinya di tepi ranjang, bersisian dengan Jaemin, karena sejak tadi alpha itu membungkuk. Melihat hal itu Jaemin tidak menyianyiakannya, ia langsung naik ke pangkuan Jeno. Feromon alpha benar-benar membuatnya kecanduan dan mabuk kepayang.

"Aku baru tahu kau senakal ini Jaemin." Komentar Jeno ketika ia merasakan sebuah hisapan di bawah telinganya. Ia tidak menolak, bahkan malah sangat menikmatinya. Tangannya bergerak untuk memegang pinggang Jaemin dan memberikan beberapa usapan di sana.

"Sudah, jangan terlalu banyak. Istriku akan curiga nanti." Masih ingat dengan istrinya ternyata.

Jeno membawa wajah Jaemin untuk menghadapnya, sebelum ia menyambar bibir si omega yang telah basah. Mereka saling menghisap, atas dan bawah saling bergantian. Lidah Jaemin menjulur dengan malu-malu, menyapa permukaan bibir kering milik Jeno, menghadirkan sebuah senyuman dari si empunya. Jeno juga mengeluarkan lidahnya, menjemput lidah si manis untuk memasuki rongga mulutnya. Di sana mereka saling membelit, mengecap rasa masing-masing.

Kini giliran Jeno yang menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jaemin. Wangi segar yang bercampur manis menguar dengan lembut dari sana, membuat Jeno ingin menghirupnya lagi dan lagi sampai paru-parunya penuh. Lidahnya menjulur, menjilat permukaan leher Jaemin sebelah kiri, mulai dari bawah hingga ke dekat telinganya, berusaha mengecap rasa manis dan segar dari sana. Apa yang orang-orang bilang memang benar, omega sangat berbeda. Mereka memiliki daya tarik yang sangat memabukkan, berbeda dari beta.

Saat Jeno sibuk dengan kegiatannya di leher Jaemin, omega itu tak bisa berhenti menggelinjang. Lubangnya yang sudah gatal ia gesekkan pada gundukan besar di selangkangan Jeno. Maju mundur, berusaha merangsangnya agar semakin mengeras.


***


Jeno keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah segar. Setelah kegiatan panasnya dengan sang sekretaris, ia langsung bergegas untuk mandi. Sudah terlalu lama ia berada di sana, cukup lama sampai istrinya terus-menerus menghubunginya menanyakan keberadaannya. Pasalnya ini sudah lewat empat jam dari jadwal pendaratannya. Yeri pasti sudah menunggu lama di rumah.

Setelah memastikan Jaemin tertidur dengan nyaman, Jeno keluar dari kamar itu dengan raut wajah yang sulit dibaca. Helaan nafas terdengar beberapa kali dari mulutnya. Langkahnya juga tidak tegas seperti biasanya, beberapa kali Jeno berhenti dan menerawang ke depan. Terlihat seperti orang yang sedang gundah.

Di tengah kegundahannya, Jeno melihat sebuah kunci yang tergeletak di atas meja. Ia menoleh beberapa kali ke arah pintu kamar Jaemin sebelum akhirnya berjalan ke arah meja itu. Diambilnya kunci yang sudah bisa dipastikan adalah kunci pintu depan rumah ini. Ia masukkan ke dalam kantung jasnya. Dan seperti itulah awal mula Jeno dengan leluasa keluar masuk rumah Jaemin ketika omega itu tengah heat.


***


TBC

[NOMIN] I'm Not Your Omega Mistress ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang