Mission Failed

42 1 0
                                    

Part 4: Mission Failed

    Misi? Satu-satunya misi yang ingin aku capai adalah meledakkan kepalanya dengan bom. Dan menjahit mulut sombongnya yang suka berbicara sembarangan. Dia menatap tak sabaran. Menunggu reaksi ku. aku tau ini bukan ide yang baik. Aku menaikan alis.

   “No.” Aku mengoyangkan jari telunjukku di depan wajahnya. Dia mendesis.

   “Kau bahkan belum mendengarnya.” Tidak ada negosiasi dengan pria kriting berjambang.

   “Aku punya perasaan ini bukan ide yang baik. Terakhir kali aku mengabaikan perasaan ku, aku malah terjebak dikamar ini. Bersama mu.” Dia ingin mendebat tapi aku tidak memberinya kesempatan. “Oh ya, dengan Gosip bodoh berada disekitar ku.” tambahku menyindir.

    Dia membuka mulutnya, tapi aku sudah mulai bicara sebelum dia. “Jadi aku tetap TIDAK. T I D A K.” Aku mengeja kata tidak dengan penekanan ditambah sarkastisme berlebihan. “ Tidak. Paham?” dia mengerutkan kening dan mengigit bibir bawahnya. Dia sedang berfikir.

     “Baik, aku akan keluar dan mengatakan kau pacar ku.” HA! lihat, siapa yang mengancam. Hahaha. coba saja.

     “Coba saja kalau berani.” Aku meremehkan. Dia tersenyum miring. Senyum yang aku bilang mirip iblis. Dia mengambil handphonenya. Aku tidak tau siapa yang ia hubungi dan juga tidak mau tau.

     “Suruh semua wartawan ma—“

     “Don’t you dare.” Aku merebut handphone dari tangannya dan berbicara dengan orang diseberang. Aku tau itu salah satu dari dua bodyguardnya. “Kalau kalian berani, aku akan memanggang majikan kalian.” Aku mendelik kearahnya. Dia tertawa keras. Hah.

    Aku memberi handphonenya pada Harry karna bodyuardnya ingin berbicara dengan majikannya. “Lakukan apa yang dia minta.” Lalu dia mematikan handphonenya dan menatapku meminta penjelasan.

      “Baik. Misi apa itu? Aku akan memikirkannya selama itu bukan misi yang aneh-aneh.” Aku menaikkan alis.

      “Trust me. You have my word.” Dia membuat dua tangan keatas, seperti tanda Peace.

      Kami kembali duduk, dia mulai bicara. Aku kembali memotongnya. Dia terlihat tidak sabaran. Aku sedikit terhibur dengan tampangnya yang kesal.

      “Sebelumnya, nama ku Lana Byron. Aku belum sempat mengenalkan diri.” Dia menutup mata menahan emosi. Eh?

     “Bodoh, aku tau nama mu.” Aku merutuki diriku karna menjadi orang bodoh untuk kesekian kalinya saat aku ingat dia tadi menyebut ku Ms. Byron. Dan aku tak perlu berfikir dia tahu nama ku dari mana.  “Dan aku tidak perlu mengenalkan nama ku bukan? Aku tau aku terkenal.” Geez. Dia dan kesombongannya pantas dikubur hidup-hidup

      “Bisa kah aku bicara sekarang?” Ya tuhan wajahnya seperti anak kecil walau jambang itu menutupi sedikit mulutnya. Aku menahan senyum. Apa? Menahan senyum. Aku pasti sudah gila. Aku mengangguk sebagai jawaban.

     “Aku minta kau, membuat aku putus dengan Chris.” Apa yang baru saja aku dengar. Tolong tampar aku. Aku melongo untuk beberapa detik ketika Harry menjentikkan jarinya kedepan wajah ku membuat aku tersadar kembali.

    “Kenapa?” aku berkata histeris. Aku sampai tidak mengenali suara ku sendiri. “Bagaimana bisa?” aku belum pulih dari keterkejutan ku.

    “Itu misi mu, entah bagaimana caranya. Buat dia putus dengan ku.” aku ingin berteriak di telinganya dan berkata bahwa dia pria gila yang pernah aku temui.

She'll Be Loved//h.s//Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang