Pengganggu

362 38 6
                                    

BERI TANDA PADA TYPO MAUPUN KATA YANG KURANG TEPAT

Happy Reading 🍁

Pagi yang Cerah sesuai akan Harapan Alana yang secercah langit hari ini

"Semoga kau cepat kembali"doa Alana yang sembari menyatukan tangan nya di Depan dada dan memejamkan mata

Tok tok tok

"Non silahkan turun,anda sudah di tunggu untuk sarapan bersama Nyonya dan tuan, beserta nona muda"panggil bibi Siti

Siti pengganti Rati pembantu Alana yang kini tengah izin cuti Karena anaknya yang sakit, sementara Siti sendiri adalah pembantu rumah tangga yang akan datang di pagi hari dan pulang setelah menyelesaikan semua pekerjaan nya

"Ya"jawab Alana sembari bergegas turun ke arah meja makan

"Kenapa kamu tidak memakai seragam sekolah?"tanya Dianti saat melihat Alana yang turun dengan baju bebas nya

"Bukan urusan anda"jawab ketus Alana sembari segera menarik kursi yang biasa ia kenakan untuk sarapan

"Hari ini kamu harus sekolah!"tegas Narendra pada anak perempuan pertama nya itu

"Ada janji sama bunda"jawab ana acuh tak acuh

"Tidak!kamu akan tetap di sini!"tekan Narendra yang berhasil menghancurkan mood Alana

"Benar itu Kaka, seharusnya Kaka sekolah dan mendengarkan perintah ayah. Jangan malah mau keluyuran sama perempuan itu-"

Boom

Sudah cukup, sekarang Alana benar benar Emosi, kini Emosi nya telah meledak ledak dalam dirinya. Siapa yang gadis di depannya ini maksud dengan perempuan itu? Apa yang di maksud oleh gadis yang ada di depannya ini?

"Siapa yang Lo maksud dengan perempuan itu?"tekan Alana yang menatap tajam ke arah Inara

"Ya siapa lagi kalo bukan Wanita pengganggu yang datang kesini tempo hari itu"jawab Inara yang masih asik memakan sarapannya tanpa memperhatikan lebih jauh ekspresi Alana beserta Narendra yang sudah berubah

"Perempuan pengganggu ya?lebih pengganggu mana orang yang hanya datang ke Rumah putri nya sendiri daripada wanita yang datang ke Rumah tangga orang lain"Tekan Alana yang langsung menyadarkan Inara dari ucapannya barusan

"M-maksud aku___ Khm- apa apaan kakak?kakak ngehina mama aku iya?!"jawab Inara setelah berhasil menetralkan kembali ekspresi wajah nya

"Ada gue sebut nama Ibu Lo?"

"Tapi kan Kakak-"

"Tapi jelas Lo nuju nyokap gue akan ucapan Lo, karena wanita yang dateng Tempo hari itu adalah Nyokap gue bukan orang lain"tekan Alana yang membuat nyali Inara menciut seketika

"Sudah Ana-"

"Jangan panggil nama saya seperti itu Nyonya Dianti!"tekan Alana yang memotong ucapan Dianti

"Tapi bukan nya emang bener ya namanya kakak itu pengganggu"telak Inara yang merasa sedikit emosi akan sikap Alana pada mamanya hingga tak bisa mengontrol ucapannya

"Wanita yang kau sebut pengganggu itu bisa menghancurkan mu saat ini juga"ucap Narendra dengan rahang yang mengeras

"P-papa"gugup Inara saat ingat bahwa ia sedari tadi sudah duduk bersama Narendra

"Jaga ucapan dan kata kata mu Inara, kau belum tahu siapa ibunda Alana,dia tidak jauh akan julukan Iblis berwajah malaikat.dia tidak akan segan untuk menghabisi orang yang ia anggap sebagai pengganggu"jelas Narendra yang penuh tekanan mampu membuat Inara berkeringat dingin seketika

I'm the AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang