2. MERUBAH PANGGILAN

11.2K 1.1K 14
                                    

<><><><><><><>

"Kalian yakin mau tinggak bareng kaka?" tanya Ale.

"Yakin ka, kita gak mau ke panti panti lagi" balas Ray.

Ale masih berpikir untuk membawa mereka atau tidak. Ia bingung, ia takut tidak bisa memberikan kenyamanan kepada dua anak itu. Saat ini ia juga hanya bisa mengandalkan uang tabungnya dan beberapa peninggalan kakeknya.

Ale meraik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya perkahan. Ia sudah mantap akan pilihanya, Ale berharap semoga pilihanya itu tepat.

"Baiklah, kalian boleh ikut kakak. Besok kita urus surat-surat untuk mengadopsi ya" putus Ale membuat dua anak itu pun tersenyum. Rey yang sedari tadi di dekat Ale pun langsung memeluknya di susul Ray yang juga ikut memeluk Ale.

"Terimakasih kaka" ucap Ray dan Rey bersamaan dengan tulus dan bahagia. Ale membalas pelukan mereka dan dan mengusap kedua kepala bocah itu.

[][][][][][][]

Sampailah mereka bertiga di depan rumah sederhana. Rumah dengan didin berwarna putih. Halam rumah yang kecil ditumbuhi tanaman-tanaman.

"Ini rumah kaka, ayo masuk" mereka pun masuk kedalam rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rumah kaka, ayo masuk" mereka pun masuk kedalam rumah.

"Ray sama Rey duduk di situ dulu ya, kaka ambil minum dulu" pinta Ale.

"Baik kaka" balas Rey.

Tak lama Ale pun datang dengan nampan berisi tiga gelas air putih dan tiga toples snak.

"Nih minum dulu" suruh Ale sambil menaruh gelas berisi air di depan Ray dan  Rey.

"Ahk segarnyaa" seru dua bocah itu.

"Oh ya, kalian umur berapa sekarang?"

"Emm mungkin 6 tahun" balas Ray.

"Em kalin mau mandi atau mau kakak basuh aja, soalnya tangan sama kaki kalin pada luka" tanya Ale.

"Ley mau mandi tapi nanti pelih ,jadi Ley mau di usap-usap aja"

"Ray juga sama kayak Rey" tambah Ray.

"Soal baju kalian kaka beliin besok ya. Untuk hari ini pakai baju kaka aja ya" ujar Ale.

"Iya kak, tidak apa-apa. Itu udah cukup kok buat kita" balas Ray.

Ale pun kedapur untuk mengambip baskom dan mengisinya dengan air, tak lupa dua handuk kecil. Ale juga mengambil baju-bajunya yang ia kira pas buat dua anak itu.

Ale membasuh kedua tubuh anak itu bergantian dan memakaikan pakaian Ray dan Rey. Setelah selesai mendadani dua anak itu, Ale mengambil kotak obat untuk mengobati luka-luka mereka.

"Tahan ya" pinta Ale.

"Akh sakit kak, Pelih" ringis Rey saat Ale menyentuh lukanya dengan kapas yang sudah di taruh alkohol.

"Tahan bentar ya, buar lukanya gak infeksi" ucap Ale, sambil membersihkan luka pelan pelan.

Setelah itu, ia mengambil hansaplast untuk menutup luka itu. Dan bergantian ke Ray.

"Kalian duduk sini dulu sambil nonton tv juga boleh, kaka mau masak dulu buat makan malam" Ucap Ale, lalu ingin beranjak. Tapi saat akan bangun dari duduknya, tangan Ale di tahan dan membuat Ale bingung.

"Kenapa hm?" tanya Ale pada Ray yang menahan Ale.

"Kaka boleh gak kita panggil kaka dengan mama?" tanya Ray sedan suara pelan, namun masih bisa di dengar Ale.

"Mama?"

"Iya mama, Lay sama Ley dali dulu pengen punya mama. Jadi kaka mau gak kita panggil mama, em kalau kalau kaka gak mau juga gak papa" jelas Rey dengan wajah berharap, namun di akhir kalimat wajahnya berubah seperti menahan kekecewaan.

Ale tersenyun tulus melihat ke arah dua anak itu bergantian.

"Kalian boleh kok merubah panggilan kaka menjadi mama, selagi bisa membuat kalian senang kaka eh maksudnya mama bakal kabulin kok" ujar Ale yang membuat dua anak itu mendongak menatap Ale dengan mata berkaca-kaca.

"Terimakasih mama" Ray dan Rey pun langsung memeluk Ale dengan erat yang mengartikan bahwa mereka senang dan bahagia.

Tbc....

BECOME A YOUNG  MOTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang