Holaaa
Ramaikan kolom komentar dengan komen prik kalian💬
Komen kalian adalah semangat ku bestie..
Kalo lupa alurnya, baca ulang part sebelumnya yang bagian akhir
Happy reading
•••
Agha menatap Diandra dengan tatapan datar. "Diem atau gue—"
"Gue apa?!" sela Diandra kesal.
Agha mendekatkan kepalanya ke telinga Diandra. "Diem atau gue cium?" bisik Agha membuat Diandra mendelik.
"Cium, cium, pala lo cium!" ucap Diandra menggeplak kepala Agha cukup keras, hingga Agha hampir terjatuh.
"Anjir, kekuatan megalodon!" umpat Agha, karena geplakan cewek bar-bar ini sangat keras, hingga dirinya hampir terjatuh.
"Mau kemana, hm?" ucap Agha menahan Diandra yang akan melangkah pergi.
"Ke kelaslah! Lepasin nggak?!"
"Ikut gue!" Agha menarik pergelangan tangan Diandra, meskipun ia sudah berusaha memberontak, tapi kekuatannya kalah dengan cowok prik ini.
"Ngapain kesini?" tanya Diandra saat mereka sampai di depan perpustakaan
"Tidur," jawab Agha singkat, lalu masuk kedalam diikuti Diandra.
Diandra melongo atas apa yang Agha ucapkan. Orang lain kalau ke perpustakaan itu ya baca buku, lah ini malah mau tidur, kan bocah prik.
"Tidur ya dirumah, tidur kok diperpus!" celetuk Diandra melihat Agha yang mencari kursi dan meja paling pojok, tempat ternyaman untuk tidur. Waktu ini, perpustakaan sepi, penjaga juga lagi digudang
"Tugas kok dirumah, tugas ya disekolah." balas Agha dengan nada yang sama namun ekspresinya tetap datar.
"Suka-suka lo deh,"
"Eh, tapi bener juga ya," ucap Diandra.
"Terus gunanya lo ngajak gue kesini buat apa bambang?!" tukas Diandra ikut duduk di samping Agha.
"Temenin gue tidur, ini hari pertama lo jadi babu," ujar Agha santai.
"Masa, tidur minta ditemenin? Nggak, gue mau keluar!" ucap Diandra ingin beranjak.
"Kalo lo nggak mau, jadi babu selama sebulan!" ucap Agha.
Diandra mendelik tak terima. "Kok gitu?! masa, sebulan sih?! Gue... asjajsjasjksjsk!" pekik Diandra frustasi.
"Tinggal nemenin aja bacot," cetus Agha mulai memejamkan matanya.
Diandra menatap Agha dengan tatapan jengkel. "Gara-gara kopi nih, gue jadi babu!" gerutu Diandra kesal.
Mengingat tentang kopi, ia jadi ingin tahu apakah tangan cowok prik ini sudah sembuh atau belum. "Heh! Tangan lo udah sembuh?" tanya Diandra dengan nada yang tak biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGHARA
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Bagaimana jika seorang gadis remaja harus menjalani hidupnya sendirian tanpa keluarganya? Ditinggal oleh kedua orangtuanya untuk selamanya? Harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, apalagi dia terlahir sebagai g...