"Gue yang bakal ngalahin lo."
Beberapa murid yang mendengar itu takjub dengan keberanian Ivana. Apakah Ivana sudah tau? Kalau Alarick itu orangnya galak dan tidak suka diganggu.
Alarick selalu berhasil membungkam mulut orang yang mengganggunya dan membuat nyali siapapun menciut. Tidak pakai cara kasar, dengan kata-kata Alarick mampu membuat musuhnya diam tidak berkutik.
Pak Ferdi menghampiri mereka karena melihat bola ada di tangan Ivana. "Siapa kapten tim-nya? Dua orang. Ini untuk sesi pertama, sisanya sesi kedua."
"Saya dan dia." Ivana yang menyahut. Jarinya menunjuk ke dirinya sendiri dan Alarick. "Tim cewek lawan tim cowok. Hukuman untuk yang kalah, akan diberikan oleh tim yang menang."
Ivana memasang wajah menantang saat Alarick menatap wajahnya.
Alarick yang melihatnya menahan amarah sedari tadi. Sayangnya orang ini perempuan, kalau laki-laki sudah Alarick bantai.
Siapa sebenarnya gadis ini? Terlihat sangat menyebalkan.
"Ya, Bapak setuju. Tapi, kalian harus bermain sportif dan adil. Semua murid akan saya nilai dari pertandingan ini," pesan Pak Ferdi memperingatkan Ivana yang menantang Alarick.
Kemampuan Alarick tidak bisa dibilang sepele, Pak Ferdi juga tau seperti apa kemampuan anak muridnya yang satu itu. Sedangkan Ivana, dia hanya gadis yang baru masuk hari ini.
Murid laki-laki dan murid perempuan langsung masuk ke dalam tim Alarick ataupun tim Ivana. Satu tim berjumlah 5-6 orang, sisanya akan bermain setelah mereka selesai bertanding. Mereka hanya diberi waktu 30 menit.
Pertandingan...
Dimulai!
Bola didapatkan oleh Alarick saat awal pertandingan. Adanya Rifqi dan Aran sangat membantu tim Alarick jadi kompak. Tim itu sangat jago melempar bola ke anggotanya sendiri.
Poin pertama sudah dicetak oleh tim Alarick! Anggota tim itu tersenyum puas. Tim lawan seperti tidak ada apa-apanya. Tiga menit saja mereka sudah berhasil mencetak poin.
Beberapa anggota tim Ivana protes pada Ivana yang serakah dengan bola, seperti ingin bermain sendiri. Sedangkan Ivana tidak peduli, dan berkata ini demi kemenangan mereka. Dia lebih tau apa yang harus dilakukan.
Untuk kedua kalinya, tim Alarick mendapatkan poin! Lagi-lagi Alarick lah yang memasukkan bola ke dalam ring dengan begitu mudah melawan Ivana yang terus menghalang-halangi. Dia tersenyum sinis pada Ivana setelah berhasil mencetak poin.
Pertandingan dilanjutkan. Kali ini, pertahanan yang Ivana lakukan di timnya sangat ketat. Gadis itu mampu menahan Alarick untuk memasukkan bola ke dalam ring lagi.
Dengan sedikit mengecoh, akhirnya Ivana berhasil merebut bola dan berlari ke ring lawan.Murid-murid yang menonton di pinggir lapangan menganga melihat Ivana berhasil mengecoh seorang Alarick.
Dan, ya! Tim Ivana mendapatkan poin. Gadis itu tersenyum balik ke arah Alarick setelah berhasil memasukkan bola ke dalam ring.
Pertandingan semakin sengit, tim Alarick maupun tim Ivana sama-sama memperkuat benteng pertahanan mereka. Anggota mereka bagian bertahan, sedangkan mereka yang menyerang ke ring lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine (Revisi Bertahap)
Teen FictionApa Vellya bisa kembali mempercayai Alarick setelah pengkhianatan itu? Bisa dibayangkan bagaimana rasanya melihat cowok yang sangat kita cintai dan perjuangkan malah menyatakan perasaan ke cewek lain di depan mata kepala sendiri? Rasa sakit itu meng...