Empat

2.3K 161 15
                                    

"Kenapa tuh muka? Asem banget diliatnya," celetuk Chelsea yang melihat raut wajah Abangnya seperti habis marah.

Tidak seperti biasanya, wajah Alarick selalu datar-tanpa ekspresi.

"Mommy mana?"

Perkataan Chelsea tidak dihiraukan,
justru Alarick bertanya hal lain. "Ada di dapur lagi nyiapin makan siang," jawab Chelsea jujur.

Biasanya Chelsea akan berbohong. Tapi, karena melihat wajah Abangnya sedang serius dan tidak ingin diajak bercanda, dia tidak ingin kena amuk.

"Ish, kenapa lagi dia." Chelsea mendengus kesal karena Alarick melenggang pergi begitu saja. Bilang makasih pun tidak.

Chelsea terkejut, ternyata ada seseorang yang berdiri di belakang tubuh Abangnya. "Eh. Temennya Bang Zen ya?" Chelsea bertanya dengan sangat canggung.

Wajah teman Abangnya itu flat, sama seperti Alarick. Ahh, ternyata teman Abangnya juga seperti ini.

Cowok itu hanya mengangguk.

"Em, tunggu di ruang tamu aja, Kak. Nanti Bang Zen balik lagi." Chelsea menyarankan, agar teman Abangnya itu tidak perlu menunggu Abangnya di sini.

"Lo siapa?"

Chelsea melebarkan matanya mendengar pertanyaan itu. Sial, apa Alarick tidak pernah mengenalkan dirinya pada teman-teman lelaki itu? Harusnya Alarick bangga punya adik secantik Chelsea.

"Sial, ngeselin banget," gerutunya memaki Abangnya itu. "Adeknya lah, emang siapa lagi. Masa anak pungut," jawab Chelsea sedikit ngegas.

"Gue kira Al gak punya adek."

"Emang dia tuh Abang yang gak jelas. Jangankan sayang Adek, dia lebih sayang pacarnya." Chelsea menyahut karena kesal pada Abangnya. "Mau aja si temenan sama dia. Dia kan orangnya gak jelas, jail, kadang galak."

"Nama lo?"

Seketika Chelsea menatap cowok itu curiga. "Kenapa nanya-nanya?"

Cowok itu menggeleng kembali.

"Xaka." Cowok itu mengulurkan tangannya ke arah Chelsea. Entah apa yang dia lakukan itu, seperti bukan dirinya yang sebenarnya.

"Oh mau kenalan." Chelsea tertawa, karena baru kali ini teman Abangnya ingin berkenalan dengannya. kemudian Chelsea membalas uluran tangan teman Abangnya itu.

"Chelsea, Adeknya Bang Zen yang pertama. Yang kedua lagi gak ada di rumah," sahutnya dengan senyum manis di bibirnya.

Setelah memperkenalkan diri, dia melepaskan uluran tangan itu. Memang Chelsea tidak pernah merasa canggung dengan orang baru.

***

Di waktu yang bersamaan Alarick mendekati Mommy-nya yang sedang sibuk dengan kegiatan di dapur. Alarick ingin menanyakan tentang baju basketnya yang tidak ada di kamar.

"Mommy," panggilnya.

Wanita berkepala empat itu menoleh dan menyahut, "Abang udah pulang? Mau makan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's Mine (Revisi Bertahap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang