ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ ₁

545 85 10
                                    

harus komen gasi? biar rame gituu😎🤙🏻

➳ ❐ ♫︎ ♡︎ ✰ ♪ -'

Fluke terus berlari semakin jauh dari halaman rumahnya walaupun sudah di teriaki dengan mama juga adik nya dan jangan lupa, si cerewet Book juga masih disana.

Masa bodo kelanjutan nantinya, Fluke lebih rela terjatuh dari pada kehilangan sosok yang menatapnya tadi. "phi pasti jatuh" ucap Force dari dalam rumah sana. Ya benar saja. Seperti seorang peramal, yang dikatakan Force pasti selalu kejadian.

Fluke terjatuh setelah tersandung batu besar, dan sedetik kemudian dia melihat ke arah depan untuk memastikan apakah masih ada orang yang ia cari tadi. Ternyata memang sudah tidak ada. Ia menutup matanya sebentar, dan dengan sangat berharap ia membuka matanya lagi, agar anak kecil tadi muncul kembali. "kenapa sih? giliran gue jatuh, lu hilang!" lirihnya.

➳ ❐ ♫︎ ♡︎ ✰ ♪ -'

Hari terus berganti. Fluke yang masih saja sakit karena kejadian 5 hari yang lalu sangat membuat Force kesusahan. Dari mengantar makanan ke kamar Fluke sampai menemani Fluke hingga mama nya pulang kerja. 

"Phi Fluke udah gede, kenapa gak urus diri sendiri aja? Force kan mau main sama teman - teman Force" kesal bocah berumur  6 tahun itu.

"Emang nya lu punya temen?" Fluke benar. Force mana punya teman.

"Bercanda! yaudah sana main aja, gue bisa sendiri" lanjutnya saat melihat muka sang adik berubah menjadi murung. Kadang ada saat nya Fluke merasa kasihan, apalagi dengan usia nya yang masih sangat muda, itu akan sangat menyedihkan jika masa kecilnya tidak mempunyai banyak teman. Book salah satu penyelamat kebahagiaan Force, kebahagiaan yang harus nya semua anak kecil mempunyainya.

Force menggeleng lalu menundukkan kepalanya. "Gapapa kok, Force!" ucap Fluke kembali menenangkan Force dengan tangan kanan yang mengelus surai kecoklatannya.

Force mengangkat kepalanya lalu tersenyum simpul. "Kenapa? kan emang Force gapapa!" seperti biasa, Force tidak mau begitu saja di anggap lemah. Walau usianya yang masih di bawah umur, tetapi pemikirannya jauh lebih cerdas di banding Fluke yang 8 tahun lebih tua darinya.

Fluke sudah terbiasa dengan sikap sok dewasa Force. Fluke mencubit kedua pipi adik nya gemas. "cari temen dari sekarang. Jangan main sama Book mulu, kayak orang pacaran lu jadinya!"

➳ ❐ ♫︎ ♡︎ ✰ ♪ -'

"Force, ayo main" ucap Book bisik - bisik sambil melompat kecil, melihat ke arah jendela kamar Force.

"Book bawa es krim lohhh" lanjutnya agak semangat karena lebih yakin akan di perbolehkan masuk.

Force tanpa banyak bicara langsung membuka jendela kamarnya lalu tanpa permisi, Book loncat hingga mendarat tepat di badan yang lebih besar darinya.

Force berhasil menangkap badan Book walau mereka hampir jatuh karena kecerobohan Book.

Book tersenyum lebar tidak merasa bersalah."ahaha, Force nangis?" tanya Book, melihat mata sembab Force.

"kenapa ngga lewat pintu depan?"

"surprise!!" Book menunjukkan sekantung plastik es krim.

"karena kamu nangis, jadi nya aku bawa es krim ini" lanjut Book membukakan es krim yang masih tertutup rapat.

Force menerima es krim itu lalu memakannya. "phi Fluke yang kasih tau kan?" Book mengangguk. Siapa lagi kalau bukan Fluke.

Mereka sama - sama anteng dengan es krim masing - masing. Seperti anak kecil pada umumnya.

ᴍᴀsɪʜ sᴀᴍᴀ || 𝐟𝐨𝐫𝐜𝐞𝐛𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang