Setelah Jisung pulang ke rumahnya, semua murid pun juga dipulangkan. Dalam sehari ini anggota OSIS dan para guru dibuat pusing dengan kejadian aneh yang tidak pernah mereka duga.
Jika mereka bisa menyembunyikan kasus bunuh diri dari murid-murid yang di bully maka sekarang akan sulit bagi mereka menyembunyikan kasus seperti ini dikarenakan ini terjadi pada murid-murid yang terlahir dari sendok emas.
"Bagaimana bisa Hyojung bunuh diri sedangkan selama ini dia terlihat baik-baik saja?!" Ibu Hyojung berucap di sela tangisnya.
Ayah Hyojung yang juga datang saat mendengar kabar duka itu memeluk istrinya itu untuk menenangkannya.
"Sebagai kepala sekolah di tempat ini, saya minta maaf yang sebesar-besarnya pada tuan dan nyonya. Tapi kejadian hari ini murni bunuh diri, banyak saksi yang melihat Hyojung tiba-tiba bangkit dari kursinya dan kemudian melompat dari jendela" ucap kepala sekolah -Yunho- pada kedua orang tua Hyojung.
Tangisan ibu Hyojung semakin pecah sembari terus menyebut nama putri semata wayangnya itu. Bahkan ayah Hyojung juga tidak bisa menahan air matanya saat mendengar kalau putri kesayangannya itu kini telah tiada.
Sementara itu Yeonjun, Mark, Soobin, Jaemin, Jeno, Younghoon, Sunghoon, Changbin, Jaehyuk, Haechan, Renjun, Chenle, dan Sungchan hanya bisa diam dan menyimak tanpa mereka tahu harus berbuat apa sekarang. Salah satu dari mereka sibuk dalam pikirannya saat ia mengingat aura gelap pekat di dalam ruangan 12-1 namun ia tidak tahu itu berasal dari siapa.
•
•
•
•
•Jisung tersenyum lebar setelah menempelkan foto ke-13 lelaki yang akan di jodohkan dengannya itu di dinding kamarnya. Ada banyak foto yang ia tempelkan di dinding dan sudah ia coret dengan spidol merah dan sekarang hanya menyisakan 13 foto yang belum ia coret.
"Tuan muda, bolehkah saya masuk?"
"Masuklah, paman" jawab Jisung dari dalam kamarnya.
Cklek!
"Wah, tuan muda sudah menyiapkannya ya?" ucap pelayan itu saat melihat foto-foto baru yang menghiasi dinding kamar Jisung.
Jisung mengangguk sembari tersenyum manis pada pelayan setianya itu. Satu-satunya orang yang Jisung percayakan untuk masuk ke dalam kamarnya selain kedua orang tuanya adalah pelayannya itu.
"Bagaimana sekolahnya tuan muda? Tidak ada masalah?" pelayan itu meletakkan nampan untuk makan malam Jisung yang ia bawa di atas meja nakas.
"Tidak, paman Heechul. Sangat seru. Sekolah itu di penuhi dengan arwah-arwah yang ingin membalas dendam di tambah lagi ada banyak manusia jahat di sana. Ini membuat ku menemukan permainan yang cocok untuk menguji ke-13 orang itu"
"Benarkah? Permainan apa?"
"Aku akan membuka portal antara dunia manusia dengan dunia arwah, agar mereka bisa membalas dendam pada manusia-manusia itu"
"Bukannya itu juga akan berbahaya untuk tuan muda? Untuk mengakhiri permainan mereka harus menemukan orang yang membuat permainannya lalu membunuhnya agar permainannya berakhir"
"Jangan khawatir paman akan ku buat mereka lebih dulu gila dan frustasi sebelum mengakhirinya"
"Baiklah jika itu sudah keputusan, tuan muda. Oh ya tuan muda kedatangan saya kemari selain untuk mengantarkan makan malam tuan muda juga ingin memberitahukan kalau tuan dan nyonya sudah berada di luar negeri karena ada urusan bisnis dan mereka akan tinggal di sana selama 1-2 bulan lebih"
"Baguslah. Sekarang jadi mudah untuk memulai permainannya" Jisung tersenyum.
"Jika tuan muda perlu bantuan saya, saya akan senang hati membantu"
"Paman hanya perlu mengirimkan email misterius pada mereka sebagai petunjuk untuk menyelesaikan permainannya tapi itupun jika mereka mengerti juga tentang petunjuknya. Emm....tapi tak apa justru itu yang ku inginkan. Arwah-arwah yang mereka siksa itulah yang akan melakukan semua dan aku hanya mengendalikannya dan menyaksikannya dengan santai"
"Apa tuan muda sudah bertemu dengan ke-13 lelaki itu?"
"Aku sudah melihat mereka semua dan paman tahu aku menemukan hal yang menarik pada salah satu orang dari mereka. Orang yang sama dengan orang yang menarik perhatian ku saat melihat fotonya kemarin"
"Oh ya kalau begitu apa tuan muda akan menikah dengannya?"
"Sejujurnya dia memang menarik tetapi kekuatan nya lebih menggiurkan. Jika dia mati maka kekuatannya akan pindah padaku, sayang sekali padahal aku menyukainya. Tapi tidak apa dengan dia mati maka dia akan hidup di dalam diriku selamanya"
"Saya dengar ada murid yang bunuh diri di sekolah tuan muda, apa itu ulah tuan muda?"
"Hehe, iya. Aku memilihnya karena dia salah satu pembully di sekolah itu. Selain itu dia adalah anak dari model terkenal jadi sekolah tidak bisa menutupi kasus itu"
"Maksud tuan muda?"
"Manusia lebih menakutkan daripada hantu, paman. Para guru hanya diam saat melihat tindakan tidak terpuji murid-murid nya hanya karena murid-muridnya berasal dari keluarga yang kaya dan juga terkenal. Orang yang lemah dan miskin selalu ditindas setiap hari. Melapor pada guru tidak ada gunanya bagi mereka jalan satu-satunya yang mereka tempuh adalah mengakhiri hidupnya sendiri...." Jisung menjeda ucapannya untuk mengambil buku note kesayangannya yang ia simpan di laci meja belajarnya.
"Jika murid yang di bully bunuh diri mereka mudah untuk menyembunyikan kasus nya. Mereka hanya menyerahkan mayat murid itu kepada orangtuanya dan memberikan bantuan yang tidak sesuai dengan apa yang sudah mereka alami tetapi jika murid pembully yang bunuh diri maka sekolah sulit untuk menyembunyikan kasus nya" sambungnya sembari menuliskan nama Hyojung di buku kesayangannya.
"Tadi aku juga sempat berurusan dengan anak kurang ajar yang lain namanya Hae Joon dan akan ku pastikan malam ini dia juga akan menyusul Hyojung" ucap Jisung lalu menuliskan nama Hae Joon dibawah nama Hyojung. "Hehe...aku sudah punya dua orang sebagai permulaan dari mulainya bloody game for love. Ini pasti seru, ya kan paman?"
"Jika itu membuat tuan muda senang, saya juga senang" Heechul ikut tersenyum.
•
•
•
•
•
•"Tidak, ini hanya imajinasi ku saja. Aku harus menenangkan pikiran ku. Ingat Hae Joon, mereka sudah mati" Hae Joon berjalan mondar-mandir di kamarnya.
"ARGHHHH! SIALAN! Aku akan membunuh murid baru itu besok, aku pasti akan membunuhnya" Hae Joon mengambil pisau yang ada di laci meja nya untuk ia taruh di dalam tasnya. Namun saat ia ingin menaruhnya di dalam tas, tangannya tiba-tiba bergerak sendiri dan itu membuat Hae Joon panik.
"Apa yang terjadi padaku?" Hae Joon berusaha mengendalikan tangannya namun ia tidak bisa. Tangannya yang memegang pisau itu mengarahkan pisau itu ke arah matanya dan....
"ARGHHH!!!" Hae Joon kesakitan saat pisau itu menusuk matanya dan kemudian tangannya bergerak sendiri lalu kemudian menusuk perutnya berulang kali.
Ia tersungkur dilantai dengan darahnya yang mengalir deras dari luka tusukannya. Dan ini akan dianggap sebagai kasus bunuh diri karena Hae Joon menusuk dirinya sendiri.
***
Jisung terbangun dari tidurnya saat merasakan ada yang jatuh ke wajahnya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk lalu mengusap pipinya dan kemudian tersenyum saat melihat cairan merah pekat yang jatuh di wajahnya barusan.
"Sudah mati ya?" Jisung tersenyum lebar. "Selamat tinggal Hae Joon. Selamat bertemu dengan Hyojung di Underworld"
TBC...................................................
See you next chap 👋
Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Game For Love 🔞 (On Going)
FanfictionJisung tidak ingin di jodohkan dengan anak dari teman-teman ayahnya. Namun karena ayahnya memaksa akhirnya ia pun terpaksa menyetujuinya namun dengan satu syarat yaitu mereka harus melewati permainan khusus dari Jisung. Dan yang menang itulah yang...