Hwang Chohee berjalan menyusuri koridor kantornya dengan lemas. Sudah beberapa hari ini ia dipaksa bekerja lembur oleh atasannya, beberapa hari ini juga, ia mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang cukup banyak untuk membuat dirinya kembali segar saat mengantuk.
Pulang di jam sembilan atau sepuluh malam sudah menjadi hal biasa untuknya. Di malam hari, tidurnya pun tidak begitu nyenyak. Kekurangan tidur dan terbebani oleh pekerjaan menjadi dua faktor terbesar rasa jenuh dan lelah yang Chohee alami.
Ia membutuhkan seorang teman minum malam ini. Otaknya merespon dengan mengeluarkan sebuah nama, Park Jimin. "Ah ... apa boleh aku mengganggunya malam-malam begini?" Chohee bertanya pada dirinya sendiri.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menghubungi laki-laki itu, "Benar juga, aku tidak akan tau kalau aku tidak menanyakannya," ujarnya. Tangan gadis itu meraih ponsel yang berada di tasnya. Jemarinya bergerak bebas di atas layar, membuka kontak Jimin.
Terdengar suara "tut ... tut ... tut ..." karena panggilannya belum diangkat oleh laki-laki itu. "Kenapa belum diangkat?" tanya Chohee dalam hati. Tak lama setelah mengatakan itu, panggilannya diangkat oleh Jimin. "Halo?" terdengar suara dari ujung sana.
"Ah Jimin, ini Chohee," jawabnya. Gadis itu dapat mendengar kekehan Jimin dari panggilan itu, "Ya, aku tau itu kamu. Ada apa?"
"Aku butuh seorang teman minum. Apa kamu kosong malam ini?"
Ada jeda sebelum Jimin menjawab, "Apa kamu sedang ada masalah?" tanya laki-laki itu dari ujung yang lain.
"Um ... tidak."
"Lalu?" tanya Jimin lagi, "Kenapa tiba-tiba ingin minum?"
"Aku baru selesai bekerja, lembur. Jadi aku ingin minum. Lagipula, ini hari jumat, tidak masalah." Gadis itu menekankan kata 'lembur' yang menjadi alasan utamanya menghubungi laki-laki itu, juga alasan utama mengapa matanya berubah menjadi mata panda.
Lagi-lagi, ada jeda. "Baiklah. Kirimi aku lokasinya, aku akan ke sana," ucap laki-laki itu pada akhirnya. Ia tidak akan pernah membiarkan gadis teledor bernama Hwang Chohee minum sendirian. Jimin memang sudah ingin membaringkan dirinya di ranjang dan siap untuk memejamkan mata, tapi jika Chohee memintanya, maka ia tidak bisa menolak.
Mereka sudah berteman sejak kecil, mereka mengetahui satu sama lain lebih dari siapapun. Laki-laki itu berjalan ke arah lemari bajunya, mengambil sweater dan celana panjang. Kemudian, ia bergegas menuju pintu apartemennya, mengambil padding dan memakai sepatu dan keluar. Di luar, udara cukup dingin, berhubung ini adalah musim dingin. Tepat saat laki-laki itu menghidupkan mesin mobilnya, sebuah pesan masuk dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Drunk? ✔
Short StorySebuah kisah singkat nan rumit tentang bagaimana Hwang Chohee menjalankan rencana ketidaksengajaannya.